Bagian 3

856 41 4
                                    

Karena ini adalah acara resmi dan penting maka tiada hari tanpa latihan, mau hari minggu, mau besok ulangan, besok banyak tugas, tidak ada toleransi itu sudah konsekuensi untuk bisa membagi waktu.

"Ayo power nya mana!!" teriak Bu Indah sambil terus menepuk nepuk kan tangannya

"Bass jangan sampe tenggelam sama suara tenor!"

"Stop, ulang lagi dari depan Alto masih bingung"

"Soprann!! Nada tinggi nya awas fals!" 


Begitulah teriakan Bu Indah yang hampir setiap hari kita dengar, super duper ekstra pokoknya kita dilatih gak setengah-setengah. Capek memang tapi ini demi penampilan yang terbaik.

"Ya sudah kita istirahat dulu, kalian makan dulu ya"

Kita pun mengambil makan yang memang sengaja di persiapkan untuk kita

"Biasanya nasi kotak dari sekarang prasmanan" celetuk salah seorang yang mengantri di belakang ku. Ya justru enak prasmanan kan? Bisa mengambil sesuai porsi kita, batinku. 

Ketika akan mengambil centong nasi aku berebut dengan salah seorang laki-laki

"Eh ladies first dong" kata ku sambil menyahut centong nasi tersebut

"Iya iya duluan aja" dia tersenyum 

Tak sengaja kita pun saling menatap, aku pun buru-buru memalingkan wajah dan bergegas mengambil makanan.

Setelah makan kita pun melaksanakan ibadah sholat ashar dan melanjutkan berlatih.

h-1 Resepsi Kenegaraan

Hari ini kita sudah tidak ada latihan karena Bu Indah dan beberapa anak yang bertugas berada di gedung Balaikota untuk melaksanakan pelantikan paskibraka. Aku benar-benar tidak sabar untuk hari esok karena aku bakalan melihat Devano menggunakan PDU pasti cakep deh.

Aku pun membuka ponsel ku dan melihat isi grup paduan suara, di sana terdapat pengumuman bahwa besok pagi anak-anak yang bertugas di acara Resepsi Kenegaraan wajib datang di balaikota dengan segala kebutuhan yang di perlukan. Jantungku berdegup dengan cepat, aku gelisah karena berarti besok aku gak bisa datang ke upacara bendera dan menyaksikan Devano.

Benar saja keesokan harinya aku tidak bisa datang ke upacara danhanya bisa berharap bertemu pada acara Resepsi Kenegaraan. 

Pagi ini setelah blocking dan pemanasan kita di perbolehkan istirahat dan mulai make up pukul 16.00.

Aku pun berbincang-bincang dengan temanku sambil berjalan-jalan memasuki ruangan kantor di balaikota ini. Ketika kembali ke ruang paduan suara sudah ada beberapa anak yang selesai make up.

"Ayo make up, nanti kalian gak sempet pemanasan loh" kata Rara

Aku melihat jam di ponsel ku , menunjukkan pukul 16.20

"Anak yang nyanyi di aubade udah pada balik?" Tanya ku ke Rara

" Habis ini kayaknya"

Akhirnya setelah make up, aku duduk dan memakan nasi kotak yang telah di bagikan.

"Aku keluar sebentar ya, nanti kalau udah pemanasan tolong whatsapp aja, makasih" kata ku pada salah satu teman

Aku pun menuju ke backstage penari, setelah menemukan orang yang aku cari, aku menghampirinya

"San"

"Eh, udah disini daritadi? Tanya Sandra yang sudah memakai pakaian tari nya yang menurutku super duper riweh

"Dari pagi"

"Serius? Gila ngapain aja"

"Ya gitu deh, boring San disana mangkanya aku nyusul kamu kesini"

Aku dan Sandra pun duduk sambil ngobrol dengan teman-temannya Sandra yang juga akan mengisi acara untuk nanti malam, aku juga sempat melihat mereka pemanasan. Ah seandainya aku juga bisa menari.

"Aku balik duluan ya San, kayaknya ini udah pemanasan deh"

"Semangat yaa"

Aku pun kembali ke backstage, teman-temanku sudah selesai di rias dan mereka sibuk berfoto dan menguploadnya di instagram.

"5 menit lagi kita bakalan naik panggung oke? jangan ada yang kemana-mana"

"Ra, serius ini kebelet pipis bentar aja ya?" kataku

"Ya udah lari, buruan"

Aku pun bergegas menuju kamar mandi, namun seketika aku berhenti. Mataku tertuju pada sosok yang sedari pagi aku cari. Devano, Ya dia ada di sana! tapi aku pun mengurungkan niatku untuk menghampirinya dan berlari menuju toilet.

Ketika keluar dari toilet, mataku mencari Devano namun dia sudah tidak ada ditempatnya berdiri tadi, aku pun kembali berlari menuju ke belakang panggung.

"Oke temen-temen kita doa dulu ya supaya penampilan kita lancar dan bisa tampil maksimal" kata Rara

Setelah berdoa, MC menyuruh kita masuk ke atas panggung yang cukup besar ini, di hadapan kita banyak pejabat, veteran, paskibraka, dan ada pula orang umum yang datang hanya untuk menyasiksan hiburan pada resepsi kenegaraan ini.

Lagu-lagu Nasional telah selesai kita lantunkan, kemudian kita turun dengan tetap rapi sesuai urutan. Sebelum masuk ke backstage aku mencoba mencari keberadaan Devano tapi ternyata aku melihat Paskibraka telah di giring masuk ke dalam truk tentara Arhanud. Aku menghela nafas, kemudian berjalan dengan langkah gontai menuju backstage.

Aku menuju tempat duduk yang masih kosong, tak berapa lama Rara membagi air mineral dan malangnya sedotan yang aku miliki bengkok dan tak bisa di gunakan untuk minum.

"Ck" aku berdecak kesal

Kemudian laki-laki di sebelah ku mengambil air mineral ku dan malah memberikan air mineralnya untukku, aku memandang wajahnya dengan sedikit kebingungan

"Itu belum aku minum kok" katanya

"Oh iya makasih" jawabku dengan tersenyum

Ingat tidak dengan laki-laki yang berebut centong nasi denganku? Ya ini lah laki-laki itu, dia teman kelas sebelah namanya Jeremy, aku baru tau dia setelah kita sama-sama bergabung di paduan suara. Dulu-dulu kemana ya? Padahal kan kelas kita bersebelahan, aku yang kurang bersosialisasi atau dia yang gak pernah keluar kelas sih?

Untuk mengurangi rasa canggung akhirnya aku mengajak Jeremy berfoto, tapi dia malah menolaknya, mungkin aku yang sok kenal kali ya?

"Ra, aku pulang duluan ya, udah di tungguin doi nih" kata salah satu temanku yang tiba-tiba berpamitan

"Eh iya hati-hati yaa, love you"

"Love you too"' balas Jeremy singkat karena temanku sudah terlalu jauh dan tidak mendengar ucapanku,

Aku menatap Jeremy sinis

"Daripada gak kejawab" katanya sambil terus menatap kedepan sedangkan aku hanya mengangguk pelan.

Irreplaceable ❤ (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang