“Nih buat kamu”“Eh apa ini” tanya Ivan
“Kado untuk anak 17 tahun hehehe”
“Aku buka sekarang gak papa?”
“Buka aja”
Aku menatap Ivan membuka kado yang sengaja aku pesan jauh-jauh hari, karena bingung sekali akan membelikan dia apa jadi aku berinisiatif menyatukan foto-foto kita selama ini lalu di kolase menjadi bentuk cinta kemudian di bawah foto-foto tersebut ada sedikit ucapan dan harapan untuk Ivan.
“Wahh bagus banget Ra, TERIMAKASIHHHHH”
“Sama-sama, maaf ya aku cuma bisa ngasih itu aja. Jujur aku bingung hehe”
“Ini udah yang terindah, makasih banget Ra” Ivan memelukku singkat
“Gak sebanding sama apa yang udah kamu kasih ke aku Van”
“Heyy, aku gak pernah kasih apa-apa ke kamu”
“Duh jangan gitu, kamu udah kasih banyak hal ke aku”
“Ra, this feelings will stay forever. Apa kamu mau jadi pacar aku lagi?”
Aku terkejut dengan pertanyaan Ivan barusan
“Aku gak salah denger kan?”
“Gak Zahra, kamu mau kan jadi pacar aku lagi?” ulangnya sambil menggenggam tanganku
Aku mengangguk dan tersenyum malu-malu
“Serius Ra?”
“Iya serius, aku mau”
“Ini juga bakalan jadi kado terindah di ulang tahun ku Ra” Ivan mencium tanganku
“Udah ih” aku menarik tanganku karena merasa canggung
“Hehehe iya, pokoknya nanti sampai rumah aku bakalan pajang foto ini di kamar”
“Tapi kok aku malu ya?”
“Malu kenapa Ra?”
“Pasti nanti mama sama papa mu jadi tau aku”
“Lagian mereka emang udah tau kok”
“Mereka bolehin kamu pacaran sama aku?”
“Bolehin dong, sekarang tinggal dapetin restu dari mama kamu aja Ra”
“Iya nih”
***
Sesuai dengan yang di ucapkan Ivan kita harus memulai semuanya dari awal, kita memperbaiki apa yang menjadi toxic dalam hubungan ini. Aku yakin semesta akan membantu jika kita mau berusaha.
Aku mulai jaga jarak dengan Devano untuk sementara waktu, sedangkan Ivan juga ku paksa menjauhi Nindi dan perempuan-perempuan yang sempat dekat dengan dia. Untungnya dia setuju-setuju saja.
Dan untuk merayakan kebahagiaan ini, Ivan mengajakku membeli tas couple. Memang terdengar sedikit alay tapi percayalah ini kebahagiaan tiada tara bagiku. Minggu siang setelah Ivan dari gereja ia menjemputku.
Via WhatsApp
Jeremy Ivan: Dandan yang cantik, aku udah otw. See you darl
Aku pun segera menyisir rambut kemudian mencari dimana tas selempangku berada setelah kupastikan tidak ada yang tertinggal akhirnya aku menuju garasi rumah menunggu Ivan datang
***
“Kita mau cari tas dimana?”
“Hmm coba liat di sport station aja gimana?”
KAMU SEDANG MEMBACA
Irreplaceable ❤ (END)
Jugendliteratur*BASED ON TRUE STORY* Jalani saja apa yang membuat mu bahagia, kalau memang ini ditakdirkan untuk kita, Tuhan akan menyatukan cinta kita. Terimakasih masa SMA ku sempurna bersamamu, tapi jalan hidup ini tak selalu indah karena rencana-rencana Tuhan...