Ana Uhibbuki Fillah Alfiyah

748 48 3
                                    

Alfiyah adalah salah seorang ustadzah di sebuah ma'had terkenal di Surabaya bagian Qur'an dan Hadist.
Jumlah santri putri di Ma'had Al Fatah adalah 480 santriwati yang dibagi menjadi 12 kelas. Setiap harinya ia mengajar para santriwati sesuai jadwal. 

Separuh gaji yang ia dapati,  disedekahkan ke panti asuhan dekat rumahnya, sepertiganya lagi ia sumbangkan untuk pembangunan masjid, baru sisanya ditabung untuk berjaga-jaga. Sesampainya di ma'had,  ia menuju kelas Az-Zahra sesuai jadwal hari ini.

"Assalamualaikum warohmatullahi wabarakatuh " salam Fiya pada santrinya.

"Wa'alaikumussalam warohmatullahi wabarakatuh. " jawab kompak santri putri kelas Az-Zahra.

Fiya duduk di meja guru dan mendapati sebuah amplop berisi surat, ia ingin membacanya. Namun,  karena harus disiplin seperti nasehat umminya, Fiya menaruh amplop tersebut kedalam tasnya dan memulai pelajaran.

"Bismillahirrahmanirrahim, Robbisyrohli Shodrii wayassirlii amrii wala uqdatamilisani yaf qohu qouli,
Rosullullah SAW bersabda dalam riwayat shohih muslim "Bacalah Al Qur'an karena ia akan datang pada hari kiamat memberi syafa'at pada pembacanya" Hadist Rowahul Muslim."
Ilmu pertama yang diberikan Alfiyah pada hari ini kepada santrinya.

"Dan sesungguhnya Al Qur'an benar- benar menjadi petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang beriman"
(QS An-Naml:77)

Setelah dua jam menyampaikan ilmu. Jam Alfiyah sudah selesai. Kelas Az-Zahra akan menerima ilmu Fiqh dari Ustadzah Arini 15 menit lagi. Alfiyah pamit kepada santrinya.

"Alhamdulillah, semoga bermanfaat jangan lupa muroja'ah dan semangat menambah hafalan. Wabillahi taufiq wal hidayah ,Wassalamualaikum warohmatullahi wabarakatuh " Alfiyah keluar meninggalkan kelas Az- Zahra.

Perut Alfiyah lapar ia bergegas menuju kantin Ma'had Al Fatah.

"Assalamualaikum Bu Nuri, saya pesan mie ayam satu sama es jeruk ya!" ucap Fiya.

"Wa'alaikumsalam Ustadzah,  masyaallah siap Ustadzah, tunggu sebentar ya, Dzah" jawab Bu Nuri penjaga kantin.

Sambil menunggu pesanannya. Alfiyah membuka amplop yang ada di mejanya tadi. Ia mulai membaca surat yang ada di dalamnya.

Untuk : Alfiyah
Assalamualaikum warohmatullahi wabarakatuh.
Maaf jika aku lancang menyampaikan ini padamu. Tapi ini harus kusampaikan padamu
Ini adalah rasa yang diberi Allah padaku. Maafkan aku yang diam-diam mencintaimu. Maafkan aku yang diam- diam mendoakanmu di sepertiga malamku. Namamu selalu ku perbincangkan dengan Allah. Dengan ini aku mengajakmu menikah meraih Ridho Allah menyempurnakan separuh agamaku. Jika kau menerimanya tolong beritahu aku lewat Ustadzah Arini adik kandungku.
Ana Uhibbuki Fillah Alfiyah
Wassalamualaikum warohmatullahi wabarakatuh
Dari : Utsman Sulaiman

Dada Alfiyah bagai tersambar petir, ia sangat tidak percaya bahwa Ustadz Utsman sudah mencintainya secara diam-diam. Jantungnya berdebar sangat kencang karena Ustadz  Utsman tak lain adalah guru Qur'an Hadist santri putra dan laki- laki yang ia cintai secara diam-diam juga.

Kisah Alfiyah dan Utsman mengingatkan pada kisah cinta Sayyidina Ali bin Abi Thalib dan Sayyidah Fathimah binti Rosulillah. Keduanya saling mencintai secara diam-diam.

Ia menghela napas panjang,  menormalkan degup jantungnya dan mengembalikan surat tadi di tasnya.

Ibu Nuri menghampiri Alfiyah.
"Ini Ustadzah, mie ayamnya, silahkan dimakan."

"Iya, terimakasih, Bu"

Satu mangkok mie ayam telah habis, Alfiyah segera membayar dan bergegas pulang ingin meminta pendapat kepada Ummik.

ALFIYAH Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang