30 menit sebelumnya...
"Mark, hp lo geter mulu daritadi. Berisik banget tau ga." ujar Hendery sambil mengacak rambutnya frustasi, mengumpati lembaran-lembaran kertas ditangannya.
"Ini kenapa soalnya kayak gini buset—MARK HP LO, BUDEK." geram Hendery. Sedangkan Mark menatap layar ponselnya yang tergeletak begitu saja diatas meja. Tidak berniat untuk menyentuh benda itu.
"Lo bisa diem ga sih?! Mulut lo tuh yang berisik. Mau pecah aja kepala gue." kata Mark dan bangkit dari kursinya. Meregangkan otot tangan dan lehernya yang terasa sangat pegal setelah duduk lama diruangan bercat putih ini.
"Selo gan. Kusut banget itu muka." kata Hendery dan memilih untuk menyusun kembali berkas yang merupakan contoh soal untuk ujian nanti.
"Kak Dio pinter banget kayaknya, masa dia sekali ujian langsung lulus. Gue liat ini soal mau istighfar aja bawaannya." celoteh Hendery lagi yang tidak digubris sama sekali oleh Mark. Mark melepaskan kacamatanya kemudian meraih kunci mobil sebelum melangkah keluar ruangan.
"Goblok goblok goblok!!" kata Mark berulang kali sambil mengetuki kepala. Merutuki kelakuan childish nya yang memilih untuk berpura-pura marah padamu kemarin. Mark pikir kamu akan membujuk dan merayunya untuk berhenti marah padamu. Namun kamu tak kunjung melakukan hal itu dan membuat perasaan Mark semakin berantakan.
Sekarang juga Mark akan pulang menemuimu. Berjalan cepat dilorong rumah sakit menuju parkiran depan. Mark sedikit berpikir untuk membelikanmu sebuket bunga sebagai permintaan maaf. Membayangkan hal itu membuat Mark tersenyum disela-sela langkah kakinya.
Namun senyuman itu perlahan luntur ketika melihat siluet dirimu yang juga sedang berjalan searah dengannya. Mark melotot ketika melihatmu dan laki-laki tempo hari bertemu ditempat kerjamu, sedang tertawa bersama. Dimata Mark kalian terlihat begitu dekat. Emosinya mulai tersulut yang menyebabkan Mark semakin mempercepat jalannya.
"Kamu ngapain disini?" tanya Mark. Kamu dan laki-laki itu menoleh dengan tatapan terkejut. Membuat Mark semakin yakin akan dugaannya.
Tak kunjung mendapatkan balasan atas pertanyaannya, Mark menyeringai remeh. "Sama dia lagi—selingkuh?" sambung Mark.
Hilang sudah rencana manisnya untuk meminta maaf padamu.
Kamu menelusupkan sebelah lengamu dipinggang Mark. Memeluk tubuhnya dari belakang sambil merangkai kata maaf pada Mark.
"M-mark." panggilmu yang dibalas oleh sunyinya malam. Tidak ada reaksi apapun.
"Kamu udah tidur?" tanyamu. Lagi-lagi tidak ada jawaban. "Yaudah kalau kamu udah tidur. Maafin aku dan selamat tidur, Mark." katamu dan melepaskan pelukanmu dipinggangnya.
Ketika kamu menjauhkan lengamu, Mark menahannya dan membalikkan tubuhnya. Menyambar bibirmu secara tiba-tiba dan memeluk tubuhmu untuk lebih dekat padanya. Kamu terpejam dan merasakan sentuhan bibirnya padamu.
"Maafin aku." gumam Mark setelah melepaskan ciuman kalian. Menatap kedalam matamu dengan perasaan bersalah.
"Aku seharusnya gak pura-pura ngambek sama kamu. Maafin aku sayang." ujar Mark menitikkan air matanya. Kamu menelungkupkan telapak tanganmu dipipinya. Menghapus jejak air mata dipipi Mark dengan kedua jempolmu.
"Its ok." balasmu tersenyum. Mark menatapmu sebentar sebelum kembali meraup bibirmu lembut. Melumatnya tanpa paksaan seiringan dengan air matanya yang berhenti mengalir.
Mark merangkak keatas tubuhmu, memposisikan tubuhnya diantara kedua kakimu. "Aw, lututku Mark." ringismu karena Mark tidak sengaja menyenggol perban yang membalut kedua lututmu.
Mark panik dan mengelus lututmu dari luar perban. Bibirnya berulang kali menggumamkan kata maaf sambil mendaratkan kecupan didahi, pipi, hidung, dan bibirmu. Kalian terdiam diposisi itu cukup lama. Saling memuja satu sama lain melalui tatapan mata.
Senyummu merekah dan Mark memilih turun dari atasmu. Lengannya merengkuhmu dalam dan menciumi suraimu. Kamu terus tersenyum dan bersandar didada bidangnya. Kamu bisa merasakan debaran jantungnya yang berdetak seirama dengan debaran jantungmu. Mengalun cepat menjadi irama pelukan hangat kalian dimalam hari ini.
"Masih berapa hari lagi?" tanya Mark sambil menyisir rambutmu. Kamu mengerutkan dahi bingung akan pertanyaan Mark.
"Masih berapa hari lagi sayang, hm??" tanya Mark sekali lagi sambil menurunkan tangannya dibokongmu. Meremasnya pelan yang membuatmu melotot seketika.
"Mark ih mesum!!!!!" teriakmu dan menjauhkan tubuhmu darinya.
✖✖✖✖✖
oh god, maaf untuk kata2 yang terlalu vulgar.
makeu is being baby
KAMU SEDANG MEMBACA
Marriage Life : with Mark
Fanficft. nct mark [17+] ⇛ BAHASA ↬Mark itu suamiable walaupun lebih muda dari kamu. ⚠cheesy & cringe ©2019 by dyna-ssi