[9] What's Wrong?

16.4K 1.6K 88
                                    


Sekarang sekitar pukul sebelas siang. Satu jam lebih sebelum Mark merengek padamu karena kalian terlambat bangun yang mengharuskan kalian membolos satu hari saja.

Deringan ponsel tak kunjung berhenti, memenuhi kamarmu dan Mark sejak lima belas menit yang lalu. Bisa dipastikan terdapat seratus lebih panggilan tak terjawab disana.

Akhirnya kamu mulai terusik dan mengerjapkan kelopak matamu berulang kali untuk menyesuaikan intensitas cahaya yang menabrak masuk kedalam matamu. Setelah menggapai ponsel diatas nakas samping ranjang kalian, ternyata panggilan masuk dari kontak bernama 'Bang Tiyo' muncul dilayar ponsel milik Mark.

Dengan perlahan kamu menyenggol tubuh Mark. "Mark bangun." Mark melenguh dan membuka matanya. Dengan wajah kusut Mark membuat tubuhnya menjadi duduk pada tepi kasur.

"Kenapa?" tanya Mark dengan suara parau.

Kamu menyerahkan ponsel ditanganmu pada Mark. "Ada telfon masuk." katamu, Mark menerimanya dan langsung menggeser tombol hijau disana.

Tidak mau tahu siapa si 'Bang Tiyo' tadi, kamu memilih untuk bangkit dari kasur dan masuk kedalam kamar mandi. Membasuh wajahmu dan melihat pantulan dirimu pada cermin didepan sana. Rambutmu sudah menyerupai singa saja.

Setelah selesai, kamu melangkah menuju dapur dan berencana untuk membuat sarapan, bukan sarapan lagi sebenarnya, tetapi makan siang. Salahkan Mark yang menggempurmu semalaman sehingga kalian harus terbangun telat tadi pagi, lalu Mark yang merengek manja padamu hingga kalian tertidur kembali. Kepalamu terasa sangat pusing sebab tidur melebihi jam.

Sebenarnya kamu sangat kesal dengan Mark, tetapi suara gemuruh dari perutmu tidak dapat dibendung lagi. Dengan cepat kamu mengolah masakanmu dan menyajikannya diatas meja makan.

Mark muncul dengan kaos putih polos dan celana sebatas lutut, rambut hitamnya nampak basah dan dapat kamu tebak Mark baru saja selesai mandi. Dia berjalan mendekatimu yang sedang mengisi piring dengan nasi. Mark duduk dihadapanmu dan menumpukan tangannya didagu, memperhatikanmu tanpa terlewat sedetikpun.

Kamu meletakkan nasi dengan lauk tadi dihadapan Mark. Mark bergeming, ia masih menatapmu intens sambil diam-diam tersenyum. Kamu menyadari tingkah aneh Mark dan menjentikkan jarimu didepan wajahnya.

"Mark, r u okay?" tanyamu.

Mark menggelengkan kepala masih dengan senyuman dibibirnya. Kamu mulai memasukkan suapan nasi kedalam mulutmu begitu juga Mark. Kalian makan dalam diam. Setelah selesai melahap habis makanan dimasing-masing piring kalian, kamu beranjak untuk mencuci piring bekas kalian makan.

"Aku bantu ya." kata Mark yang sudah berdiri dibelakangmu.

Jantungmu berdegup atas tindakan Mark yang terlalu tiba-tiba. Mark melingkarkan kedua lengannya dari belakang dan membantu tanganmu yang sedang menggosok piring.

Kamu membuang nafas panjang. "Modus aja terus." cibirmu.

"Hehe, tapi suka kan?" kata Mark dan meletakkan kepalanya diceruk lehermu.

"Suka, suka, makan nih suka!" ucapmu kesal dan mencolekkan busa cucian pada pipi Mark.

Mark menjauhkan tubuhnya dan mengelap sisi wajahnya yang terkena busa. Kamu memutar bola matamu garang sebelum membalikkan tubuhmu dan fokus pada cucian piring. Mark kembali mendekatimu dan diam-diam membalas perlakuanmu tadi. Ia memeluk tubuhmu dari belakang sangat erat, sampai-sampai kamu sulit untuk bernapas.

"Mark! Kenapa sih?!" Teriakmu kencang. Kamu meronta dalam dekapannya namun hasilnya nihil.

Mark membalikkan tubuhmu supaya menghadap dirinya. Ia menatapmu dan tersenyum, lagi. "Mark kamu sakit ya?" tanyamu kebingungan dengan segala tingkah aneh yang Mark tunjukkan.

Marriage Life : with MarkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang