Tantangan

8.6K 463 4
                                    

Jadi lo Qila yang sering diceritain sama abang gue, sampe isi diary nya penuh sama lo doang?
~Lia

🍭🍭🍭

Qila langsung buru-buru menyelesaikan sarapannya saat mendengar klakson mobil dari luar sana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Qila langsung buru-buru menyelesaikan sarapannya saat mendengar klakson mobil dari luar sana.
"Loh, gak dihabisin Qil?" Qila menggeleng, "Lisya sama Ajeng udah diluar."

"Yaudah hati-hati, nanti malam kakak lembur." ujar kak Lani.

"Iya, aku berangkat kak. Kakak juga kalo kecapekkan berhenti dulu istirahat."

"Iya." Qila langsung berlari keluar dan segera masuk kemobil yang dikendarai oleh Ajeng, Ajeng dan Lisya memang bergantian menyetir mobil sedangkan Qila tidak karena mereka tidak ingin mati cepat jika Qila yang mengendarainya.

"Nanti ada rapat osis kan Qil?" Qila mengagguk. "Rapat terakhir karena sekarang kita udah kelas 12."

"Udahlah berhenti ikut acara disekolah, kita udah kelas 12, lo juga Lisya gak usah ikut olimpiade lagi, fokus belajar aja sekalian fokus ngajarin gue sama Qila biar bisa masuk fakultas yang sama." ujar Ajeng.

"Iya-iya, eh btw, tadi Akas nelfon gue." Qila dan Ajeng hanya terdiam menunggu Lisya melanjutkan perkataannya.

"Katanya Dodit nantangin Qila."

"Nantangin apa?" tanya Qila.

"Terserah lo tinggal milih, Balapan atau bertarung." Ajeng berdecak sebal. Ya sejak 2 tahun lalu orang tua Qila meninggal, mereka bertiga turun ke dunia malam.

"Heran gue sama Dodit, dendam apasih sama Qila? Seneng banget ngajak ribut." ucap Ajeng.

"Bilang sama Akas, tarung aja, kalo dia maunya balap, biar gue yang nentuin tempatnya karena gue yakin dia bakal jebak gue ditempat yang udah dia pilih." Lisya mengangguk.

"Jam berapa tuh? Gue dari jam 5 ada pemotretan."

"Jam 8 lo nyusul aja." Ajeng mengangguk, bertepatan dengan mobil mereka berhenti karena sudah sampai.

"Tapi lo yakin mau tarung sama dia Qil?"

"Why not? Gue udah lama gak tarung, sekalian olahraga kan?" Lisya menatap manik mata Qila sebelum menghelah nafas dan keluar dari mobil.

"Itulah kenapa gue pengen jadi Dokter, jadi walaupun gue gak bisa bertarung kaya lo dan Ajeng, seengaknya gue bisa ngobatin kalian." ucap Lisya.

"Jadi maksud lo, lo ngedoain kita luka-luka?" Lisya menggeleng cepat.

"Gak gitu Jeng."

"Hahaha, Ajeng berjanda kali Sya."

"Bercanda bambang bercanda."

"Lagian gue bingung, udah tau cita-cita jadi Dokter tapi masuk Ips. Lo tau kan peraturan sekarang, anak Ips boleh jadi perawat atau bidan tapi gak bisa jadi Dokter."

Alter Girls [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang