Pemimpin Catania

4.5K 242 11
                                    

Qila dan Ajeng menatap kearah Fathur dengan tatapan penuh harap.
"Gimana Lisya?" Fathur menggeleng. "Masih belum mau ketemu sama orang lain kecuali orang tuanya dan dokter." Ajeng menghelas nafasnya.

"Hari ini adalah hari fromnite kita, dan seharusnya lusa Lisya daftar buat sekolah kedokterannya." lirih Ajeng.

"Tenang aja, kan masih ada tahun depan." ucap Fathur mencoba menenangkan Ajeng dan Qila yang terlihat sedih.

"Kalian pergi ke fromnite?" mereka berdua menggeleng.

"Kita gak akan pergi tanpa Lisya, lagian buat malu aja gue kesana pakai kursi roda gini." jawab Qila.

"Raja mana?"

"Di Bandung, neneknya sakit." Fathur mengangguk mengerti.

"Ini sudah dua bulan sejak kejadihan itu, kita harus bangkit. Ajeng! minggu depan ada seleksi miss Indonesia, jangan disia-siain. Qila, jangan pesimis hanya karena kaki lo, inget kaki lo hanya lumpuh sementara dokter bilang kemungkinan lo bisa jalan 2 bulan lagi. Lo harus mulai cari hobi buat melanjutkan hidup lo, apalagi sekarang Kiran udah gak ada, harusnya lo harus lebih semangat buat jalanin hidup jangan hanya jadi pengangguran." ya seperti yang Fathur bilang, Kiran memang sudah tidak ada, hari dimana Qila pingsan dipelukan oma, ia tidak sadarkan diri selama 24 jam. Awalnya mereka semua cemas takut terjadi apa-apa dengan Qila namun dokter psikolog pribadi Qila mengatakan itu hal wajar karena saat itu tubuh dan pikiran Qila sedang mencoba untuk menghilangkan Kiran dari hidup Qila.

"Tumben lo bijak." ucap Ajeng.

"Kak Alya yang nyuruh gue nyampaiin itu kekalian."

"Sialan." umpat Qila sambil terkekeh diikuti Ajeng.

"Oh iya Qila, cita-cita lo apaan?"

"Jadi gembel." sahut Ajeng yang langsung dihadiahi pelototan oleh Qila.

"Gue gak punya cita-cita."

"What!"

"Emangnya apalagi cita-cita gue?"

"Kalo hobi?"

"Balapan, kalau gak nongkrong-nongkrong doang di Catania." Fathur menggeleng takjub kearah perempuan didepannya ini.

"Hidup lo gak berguna banget ya?" Qila mendelik sebal kearah Fathur.

"Enak aja, kalau gak ada gue siapa yang ngurus Catania."

"Bener, seraya Qila gitu loh. Queen of Catania." ucap Ajeng menyetujui perkataan Qila.

"Tapi gak selamanya lo jadi pemimpin di Catania, bambang."

"Lagian lo bakal jadi gelandangan kalo gak mau kerja."

"Cari suami kaya dong."

"Kalau baru nikah terus mati dan lo jadi janda?"

"Kan kaya pasti ada warisan."

"Warisan sewaktu-waktu bisa habis, apalagi dipegang sama lo, orang yang suka menghambur-hamburkan uang." ucap Fathur sambil tersenyum.

"Ya cari yang kaya tujuh turunan dong."

Fathur berdecih sebal. "Kalo dia mau sama lo."

"Bangsat!"

🍭🍭🍭

4 tahun kemudian

4 tahun kemudian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Alter Girls [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang