Part 6

25.3K 998 18
                                    


Nicholas pov

Hari ini gue mendapat kabar dari detektif terkenal yang telah bekerja selama satu tahun dan dia mengabari bahwa Aurora ada di bandara internasional London.

Gue langsung berangkat ketempat tersebut dengan perasaan bahagia karena penantianku selama ini akhirnya terwujud. Gak peduli jika Aurora nanti akan mengusirku di bandara karena niat gue hanya ingin meminta maaf karena telah merendahkan nya dan ingin mengungkapkan perasaan yang selama ini kurasakan untuknya, perasaan yang telat ku sadari karena selalu di tepis keberadaannya.

Dalam hati gue selalu berharap bahwa kejadian saat itu Aurora mengandung anakku dan ia tidak menuruti permintaanku untuk menggugurkan anakku. Ingin rasanya memutar waktu kembali ke kejadian sabelum gue mengusirnya dengan sadis, mungkin saat ini kita bahagia dengan mempunyai anak yang begitu lucu dan aktif walaupun waktu itu kejadian yang tidak disengaj, tapi penyesalan tetaplah penyesalan yang selalu datang diakhir.

Sesampainya di bandara gue mencari keberaadaan Aurora hingga matakku terpaku kepada sosok yang selalu ingin kujumpai selama ini tapi disana dia tidak sendiri melainkan dengan tiga orang anak yang kira kira berumur 5 tahun. Apakah mereka anakku buah hatiku tapi harapanku kandas saat seorang laki laki menhampiri mereka ber empat dan seorang perempuan kecil langsung memeluknya dan menciuminya. Apakah dia suami Aurora, apakah mereka anak anak lelaki itu dan masih banyak pertanyaan dalam pikiranku.

Ku terus memandangi mereka, rasanya hangat dan bahagia melihat tiga anak kecil itu sedang beradu argumen, ingin rasanya menukar posisi lelaki itu denganku. Ku beranikan diriku menghampiri mereka dan posisiku sekarang tepat di belakang Aurora.

"Aurora" panggilku namun dia tetap diam tanpa menoleh. apakah dia masih mengenal suaraku kenapa dia tidak menoleh sama sekali? Apa sebegitu bencinya dia kepadaku, atau dia tidak mendengar suaraku. Batinku.

"Aurora" panggilku sekali lagi berharap dia menoleh kearahku.

Author pov

“Aurora” panggil Nicholas tepat dibelakang Aurora, Aurora menegang mendengar suara itu ia hapal dengan pemilik suara yang memanggilnya.

“Aurora” panggilnya sekali lagi karena sosok yang Nicholas panggil tetap diam tidak bergeming.

Aurora memberanikan diri untuk mengghadapap kebelakang dan ‘deg' sosok yang selama ini ia hindari tepat ada didepan matanya rasanya ia ingin menghilang di dunia ini karena kejadian itu terngiang kembali di kepalanya. Kejadian dimana ia memperkosanya dan merendahkannya saat itu kembali berputar di pikirannya.

“Aurora aku ingin bicara denganmu” ucap Nicholas lembut dan tersirat kerinduan di dalamnya.

“Maaf dengan siapa yah, saya tidak mengenal anda” balas Aurora dengan tatapan datar dan dengan formalnya seakan-akan ia berbicara dengan orang asing.

“Aurora please beri aku waktu bicara sebentar, kita bicara berdua” ucapnya memohon dengan kedua tangan menempel dan berada di depan dada.

“Apakah anda buta saya disini tidak sendiri ada anak-anakku dan suamiku, jadi kalo anda mau bicara disini saja” ucapnya masih datar dan sengaja menekkan kata suamiku.

Ucapan tersebut membuat hati Nicholas bagai ditusuk ribuan jarum, dugaannya tadi benar jadi Aurora sudah menikah namun Nicholas sebisa mungkin menyembunyikan rasa sakitnya mendengar kenyataan pahit itu.

“Aurora please sebentar saja” mohonnya tanpa menyerah.

“Baiklah tapi sebentar, saya tidak punya waktu”

“Aurora!” panggil Ken merasa geram karena Aurora menerima ajakan pria brengsek itu.

“Tenang aja hanya sebentar kok” ucapnya Aurora lembut, kemudian tatapannya beralih ke anak-anaknya. “Kalian pulang duluan bersama dad oke! Mommy ada keperluan dulu sebentar nanti mommy menyusul kalian yah” ucapnya ke anak-anaknya.

“Oke mom, tapi mommy jangan lama yah” jawab anak-anaknya.

“oke, mommy gak bakalan lama kok janji” anak-anak nya mengangguk dan Aurora mengecup pipi anak-anaknya.

“Yuk dad” ucap briana dalam gendongan.

“Yuk” ucap ken kepada anak-anaknya ralat anak-anak Aurora. Tapi sebelum pergi Ken sengaja mengecup pipi kanan Aurora. Nicholas yang melihat itu rasanya dia ingin marah tetapi ia sadar bahwa ia tidak memiliki hak itu.

Kini tinggalah mereka berdua, Nicholas mengajak Aurora untuk mengobrol di taman agar mereka bisa ngobrol dengan santai.

“Aurora aku minta maaf atas kejadian waktu itu” ucap Nicholas memecah keheningan yang sedari tadi melanda mereka. Sedangkan Aurora tersenyum sinis mendengar permintaan maaf Nicholas.

“Cih...mana omongan anda waktu itu bukanya anda tidak akan pernah meminta maaf kepada seorang jalang seperti saya mr. Arnoult yang terhomat” ucapnya dengan sinis


Lamayah aku gak up. Maaf yah soalnya aku banyak keperluan kemarin kemarin. Mungkin aku untuk sekarang sekarang jarang up tapi aku usahain deh seminggu satu kali atau gak dua kali.

Jangan lupa vote and coment

My Baby TripletsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang