Hy para readers sebelumnya aku minta maaf umur anaknya aku ubah ya jadi enam tahun soalnya 5 tahun terlalu kecil untuk usia anak Sekolah Dasar walaupun mereka mempunyai kepintaran luar biasa.
Selamat membaca
Hari ini Aurora tidak bisa menjemput anaknya di sekolah karena ia harus meeting penting dengan rekan bisnisnya karena ia sekarang adalah seorang CEO, Aurora menggantikan posisi ayahnya di sebuah perusahaan milik keluarganya sendiri. Maka dari itu ia memerintahkan supir untuk menjemput anaknya.
Namun di lain tempat Nicholas menunggu tiga anak yang tak lain adalah anak-anak Aurora. Hari ini ia akan mencari tahu semuanya, mengenai anak-anak Aurora. Ia sungguh berharap hal ini tidak akan mengecewakan nya , karena jika ia benar mereka anaknya maka ia akan memperjuangkan mereka dan juga Aurora. Dan jika mereka bukan anak Aurora maka ia akan menyerah dan membiarkan Aurora hidup bahagia bersama keluarganya.
Nicholas pov
“Akhirnya yang ditunggu-tunggu tiba. Dan sepertinya mereka tidak dijemput Aurora, aku akan membuktikannya Aurora, membuktikan semua ucapanmu”
Aku segera keluar dari mobilku dan menghampiri mereka bertiga yang sedang diam sepertinya mereka menunggu jemputan supirnya.
“Hai” sapaku kepada mereka bertiga. Namun ucapanku dihiraukan mereka bertiga. Namun bukan Nicholas namanya jika tidak bisa merebut perhatian mereka.
“Ehm, boleh ikut duduk?” tanyaku seperti orang bodoh menanyakan hal kecil seperti itu.
“Kalo duduk ya duduk aja kali, gak usah seperti orang bodoh meminta izin padahal ini tempat umum” ucap anak kecil yang kelihatannya sangat sulit didekati terlihat dari bicaranya yang begitu dingin dan sarkas.
'Sial baru aja aku membatin, dan dia mengucapkan hal yang aku ucapkan dalam hati. Sabar sabar mereka masih kecil' Ucapku dalam hati.
“Kalian gak kenal sama om” tanyaku pada mereka.
“Om siapa selebritis juga bukan, emang sebegitu penting nya harus dikenal” ucap anak berambut panjang dan lurus.
Sepertinya mereka semua mempunyai kepribadian sama terhadap orang asing dan itu bagus buat mereka jadi mereka akan hati-hati terhadap orang asing namun buruk untuk ku karena aku akan sulit mencari tahu tentang mereka.
‘Cukup pintar untuk anak seusianya' pujiku dalam hati.
“Em, om orang yang ketemu mommy kalian waktu dibandara minggu lalu” ucapku pada mereka bertiga.
“Oh” ucap mereka singkat.
Oh shit hanya ‘Oh' yang mereka ucapkan apa tidak ada kata lain selain kata tersebut.
“Om temannya mommy kalian”
“Ya terus” ucap anak perempuan tersebut.
“Om diperintahkan mommy kalian untuk menjemput, katanya mommy kalian hari ini gak bisa jemput jadi om menggantikannya” ucapku berbohong kepada mereka.
“I know mommy gak bisa jemput tapi dia bilang supir yang jemput”
“ Supir mommy kalian tadi mobilnya mogok jadi mommy kalian telpon om” bodo amatlah aku bohong yang penting mereka mau iku bersamaku. Ucapku yang gak mungkin diucapkan secara langsung.
“Oke” ucap mereka barengan.
“Oke?” tanyaku memastikan.
“Ya oke ayo om. Katanya om disuruh mommy jemput ya ayo pulang” kata anak perempuan itu sambil berlalu pergi di ikuti sodara-sodaranya.
“Yang itukan mobil om”tanyanya yang dibalas anggukan olehku.
Saat dalam mobil aku sengaja mengajak mereka untuk makan dulu di restoran dan mereka menyetujuinya. Dan saat ini kita sedang berada direstoran elit.
“Umur kalian berapa tahun?” tanyaku kepada mereka.
“6 tahun om” ucap anak perempuan itu.
'6 tahun umur yang sama dengan umur anakku dengan Aurora karena waktu itu kejadiannya 7 tahun lalu, mungkin anakku jika masih ada sekitar 6 tahunan.'batinku
“Nama kalian siapa?” tanyaku kepada mereka.
“Brian” ucap anak lelaki yang sedari awal hanya diam saja.
“Brayn” ucap anak lelaki yang menimpali ucapanku waktu pertama bertemu.
“Hay om aku Briana Alderic A. Kalo om ganteng namanya siapa?” ucap anak perempuan yang sedari tadi selalu menimpali ucapanku. Seperti nya anak ini banyak bicara hanya pada orang yang menurut dia dekat .
“Nama om Nicholas, kalo om boleh tau A itu singkatan dari apa?” tanyaku pada anak perempuan itu.
“Maaf om hanya keluarga yang boleh mengetahui nama belakang kami” ucapnya dengan nada yang sepertinya ia merasa bersalah.
“Oh iya gak papa, tadi om hanya penasaran saja” ucapku karena aku tidak tega melihat dia seperti itu.
“Oh iya om punya hadiah untuk kamu cantik” sambungku agar perbincangan ini tidak berhenti sampai disitu sekalian menjalankan rencanaku yang sudah ku susun.
“Really om, apa itu om?” tanya nya dengan penasaran. ‘oh ya ampun imut banget sih mukanya' batinku.
“Tadaaa. Ini bando buat kamu sayang, tadi om beli sekalian jemput kalian” kata ku.
“Wah bagus banget om, warnanya kesukaan aku tau om. Makasih ya om”ucapnya begitu gembira.
“Sama-sama, cantik. Sini om pakaikan” kataku sengaja agar aku bisa mengambil rambutnya untuk tes DNA.
Aku memakaikan dia bando tersebut dan mencabut jepitan rambut yang ada di kepalanya dan sukses rencananku berhasil, rambut tersebut ada yang nyangkut di jepitannya. Ku masukan jepitan rambut tersebut kedalam saku kemejaku.
“Wah cantik banget, kayak mommy kamu persis banget” pujiku tidak berbohong. Karena emang kenyataannya Briana mirip dengan Aurora sama-sama cantik.
“Ah om bisa aja” ucapnya malu-malu.
“Yaudah, sekarang makanannya dimakan nanti om dimarahin mommy kalian lagi kalo pulangnya telat” ucapku pada mereka semua.
Author pov
Dilain tempat Aurora sangat cemas karena setelah ia meeting ia mendapat kabar dari sopirnya bahwa anak-anaknya tidak ada disekolah. Ia sangat menyesal karena tidak menjemput dulu anaknya padahal tadi ia mempunyai waktu untuk mempersiapkan meeting selama setengah jam, dan itu cukup untuk menjemput mereka.
Aurora menelopon semua pengawalnya dan ia memerintahkan mereka untuk mencari anak-anaknya namun baru saja ia selesai menelpon karyawannya bel rumah berbunyi. Aurora segera bergegas membuka pintu dan berharap itu anak-anaknya.
Setelah pintu terbuka, ia sangat bahagia karena yang memencet belnya tadi adalah anak-anaknya.
“ kalian dari mana aja, mommy cemas tau. Mommy mencari kalian karena tadi kata sopir kalian gak ada di sekolah” ucap Aurora dengan perasaan leganya.
“Loh, bukannya mobil sopir mommy mogok ya terus mommy suruh om Nicholas untuk jemput kita.”
Deg
Baru saja Aurora merasa lega anaknya pulang selamat tapi rasa tersebut hilang entah kemanna mendengar ucapan anaknya yang mengatakan bahwa Nicholas ,ayah dari anak-anaknya yang mengantarkannya. Tak sadar Aurora saat ini sedang melamun dan tidak mendengar ucapan anak perempuannya.
“Mommy” ucap Briana sambil mengguncang tubuh mommynya dan itu sukses membuat Aurora sadar.
“Oh iyah sayang mommy lupa, udah kalian mandi dulu gih bau” ucap Aurora berbohong lalu mengalihkan pembicaraannya.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Jangan lupa klik bintang dan kasih komen nya supaya author semangat terusin ceritanya😚😚😚bye see u in the next part
KAMU SEDANG MEMBACA
My Baby Triplets
Romance" Jaga ucapan lo" ucapnya menggebu-gebu "Dan ingat satu hal gue gak butuh harta lo sepeserpun karna gue gak sudi menerima itu semua dari laki laki brengsek kayak lo " lanjutnya dengan penuh penekanan disetiap katanya. " Alah gue tau lo mau harta ka...