Nih buat kalian yang penasaran sama Aurora, diatas ada fotonya maaf aja kalo fotonya gak srek sama kalian soalnya ini hanya bayangan aku, gini kalian boleh bayangin masing masing sesuai imajinasi kalian kalo gak setuju sama fotonya. selamat membaca....
Kini tinggalah mereka berdua, Nicholas mengajak Aurora untuk mengobrol di taman agar mereka bisa ngobrol dengan santai.
“Aurora aku minta maaf atas kejadian waktu itu” ucap Nicholas memecah keheningan yang sedari tafi melanda mereka. Sedangkan Aurora tersenyum sinis mendengar permintaan maaf Nicholas.
“Cih...mana omongan anda waktu itu bukanya anda tidak akan pernah meminta maaf kepada seorang jalang seperti saya mr. Arnould yang terhomat” ucapnya dengan sinis.
*******
“Aurora dengarkan aku” ucap Nicholas sambil memegang kedua pundak Aurora, namun segera ditepis oleh Aurora dengan keras.
“Cih....gue gak sudi mendengarkan omong kosong lo, lebih baik lo pergi dan jangan pernah muncul dihadapan gue lagi sebab gue gak punya urusan sama lo” ucap Aurora sambil beranjak ingin meninggalkan Nicholas namun dengan cepat Nicholas menahan pergelangan Aurora.
“Apa sebegitu bencinya kamu padaku Aurora” ucap Nicholas lirih sambil menunduk.
“Yah gue sangat benci sama lo, bahkan liat muka lo aja gak sudi, gak tau diri banget sih lo. Masih punya urat malu kan atau udah putus kali yah hahaha" jawab Aurora dengan sinis dan tertawa garing.
“Anggap aja aku seperti itu jika kamu mau. Tapi please Aurora dengarkan aku, sebentar saja” mohon Nicholas dengan raut yang begitu memelas.
“Apalagi, apa belum puas lo nyakiti gue hah?!! “tanya Aurora dengan lantang.
“Gak Aurora aku kesini cuma mau minta maaf sama kamu, aku nyesel ngomong itu sama kamu, aku gak berniat nyakitin kamu lagi dan ngerendahin kamu” ucap Nichoals tulus dan masih dengan nada lirihnya.
“Tapi dengan kedatangan lo kesini itu nyakitin gue Nic, gue gak mau ketemu lo please jangan muncul dihadapan gue lagi. Jadi gue minta sama lo JAUH-JAUH DARI KEHIDUPAN GUE dan jangan ikut campur urusan gue dan apa tadi lo bilang 'aku-kamu' helo emang lo siapa gue temen juga bukan apalagi pacar pake ngomong aku kamu lagi” ucap Aurora dengan menekan kata jauh-jauh dari kehidupan gue.
Aurora pergi hendak meninggalkan Nicholas sendiri, namun baru dua langkah ia mendengar pernyataan Nicholas yang membuatnya takut. Takut karena akan kehilangan sesuatu yang berharga dalam hidupnya, seuatu yang sangat ia jaga dengan penuh kasih sayang.
“Apa mereka anak-anak ku Aurora. Apa mereka hasil dari benih-benihku yang tak sengaja kutanam didalam rahimmu Aurora”
DEG
Itu bukan sebuah pertanyaan melainkan pernyataan. Aurora bingung harus menjawab apa pikiran nya kalut. Aurora takut Nicholas mencari tau semuanya dan rahasianya akan terbongkar, karena Aurora tau Nicholas akan melakukan segala cara agar keinginan tahunya terjawab.
“Kenapa diem hah. Jadi benar mereka anak-anak ku” tanya Nicholas sekali lagi untuk memastikan.
“Bukan. Mereka bukan anak lo, tapi mereka buah cinta gue dengan suami gue ken. Jadi jangan asal bicara” jawab Aurora cepat dan dengan sebisa mungkin menutupi ketakutannya dan kegelisahannya.
“Kita lihat saja nanti, dan jangan sampai kamu berbohong kepadaku karena kamu akan tau akibatnya” ucap Nicholas dengan tersenyum miring.
“Anak lo udah mati Nic bahkan sebelum dia melihat indahnya dunia. Bukan kah itu kemaun lo selama ini, dan lo pernah bilang bahwa gak sudi mempunyai anak dari rahim gue. Apakah anda mengingatnya dan satu hal lagi gue gak sudi kalo anak gue mempunyai ayah brengsek macam lo” maafkan mommy nak mommy terpaksa ngelakuin ini untuk melindungi kalian, mommy gak mau kehilangan kalian, mommy takut ayah kalian menjauhkan mommy dari kalian. Mommy gak sanggup kehilangan kalian. Batin Aurora.
DEG
Apakah benar yang diucapkan Aurora. Apa dia sudah tiada sebelum melihat dunia. Tapi kenapa hatiku berkata sebaliknya. Aku harus memcari tahu, karenaku yakin anakku masih hidup. Batin Nicholas meyakinkan dirinya sendiri.
“Tapi maaf aku gak percaya. Aku akan tetap mencari tahu semuanya karena firasat seorang ayah tak pernah salah” ucap Nicholas sambil berlalu pergi.
Aurora melemas ia tak tahan menompang berat tubuhnya, ia tertunduk diatas tanah dengan perasaan takut. Ia bingung harus gimana dan seperti apa kedepannya, apa ia harus memberi tahu Ken apa yang terjadi dengan dirinya dan Nicholas tapi ia gak mau membebani Ken lagi cukup dulu ia merepotkan Ken lagi tidak untuk sekarang. Karena ia yakin setiap masalah pasti ada solusi. Ucap Aurora dalam hati.
Aurora memutuskan pulang kerumah dan menenangkan diri, sebisa mungkin ia menutupi kegelisahannya agar Ken tidak menyadarinya.
*******
Setelah sampai di apartemen Nicholas memikirkan ucapan Aurora tadi, ia takut yang di ucapkan Aurora adalah kebenaran, ia akan menjadi ayah yang terburuk jika memang anaknya telah tiada sebelum mereka melihat dunia karena bagaimana pun Aurora disini tidak salah mungkin jika ia tidak menyuruh Aurora menggugurkan mungkin anak nya masih hidup. Tapi hal ini belum pasti mungkin saja yang di ucapkan Aurora hanya bualan semata maka dari itu ia akan mencari tau semuanya.
Nicholas memutuskan kembali ke kantor untuk menghilangkan pemikiran buruk mengenai Aurora, lagi pula ia mempunyai pekerjaan yang banyak karena beberapa hari terakhir ia meninggalkan kantor.
Sesampainya dikantor seperti biasa banyak pegawai yang menyapa Nicholas namun Nicholas tidak menanggapinya sama sekali, ia tetap menampilkan wajah dingin yang membuat semua orang takut.
Saat ia sedang berkutik dengan laporannya tiba-tiba seorang sekertaris baru yang menggantikan sekertaris lamanya yang resign masuk dengan pakaian menjijikan menurut Nicholas, kemeja dengan dua kancing terbuka dan rok diatas lutut oh jangan lupakan make up yang begitu tebal. Sekertaris itu membawakan secangkir kopi.
“Permisi mr. Ini kopi buat anda” dengan nada yang dibuat-buat manja dan itu menjijikan menurut Nicholas.
“Kalo anda mau jadi jalang bukan disini tempatnya” ucap Nicholas sarkas dan jangan lupakan nada dinginnya.
Tapi bukannya merasa tersindir sekertaris itu malah semakin mendekatkan dirinya kepada Nicholas dan duduk dipangkuannya sambil melonggarkan dasi Nicholas.
"Shit"
Nicholas berdiri dari tempatnya sekaligus membuat sang sekertaris yang berada diatas paha Nicholas jatuh kelantai dengan keras.“Mulai saat ini dan seterusnya anda keluar dari perusahaan saya” ucap Nicholas nada yang begitu menakutkan dan mencekal pergelangan sekertaris tersebut dengan kasar.
Nicholas membawa sekertaris tersebut keluar ruangannya dengan menyeretnya dan menghempaskannya dengan kasar.
BLAMMM
Nicholas kembali keruanganya dengan membanting pintu dengan kasar. Dan segera menelpon bagian HRD.
"Carikan saya sekertaris baru dan usahakan dia laki-laki, mengerti" perintah Nicholas dengan dinginnya.
"Mengerti sir, nanti...." belum selesai bagian HRD itu bicara namun telpon sudah diputus sepihak oleh Nicholas.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Hai semua, aku kembali lagi dengan ceritaku yang berjudul my baby triplets maaf ya kalo part ini feel nya kurang dapet, masih belajar juga aku nya. Nah kalo aku ada kesalahan dalam mengetik atau apapun itu kalian bisa coment soalnya itu penting banget buat aku buat memperbaiki kesalahan. Terus bagian yang untuk mencari pegawai baru apa sih namanya aku gak tau HRD atau apa sih pokoknya yak kalo slah aku minta maaf.
Jangan lupa vote dan follow akun aku.
By...see you later😚😚😚😚
![](https://img.wattpad.com/cover/185354280-288-k281553.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
My Baby Triplets
Dragoste" Jaga ucapan lo" ucapnya menggebu-gebu "Dan ingat satu hal gue gak butuh harta lo sepeserpun karna gue gak sudi menerima itu semua dari laki laki brengsek kayak lo " lanjutnya dengan penuh penekanan disetiap katanya. " Alah gue tau lo mau harta ka...