XXV

10 3 0
                                    

Jangan tiba-tiba menghilang, apa kau fikir bergelut dengan penasaran dan rindu itu menyenangkan?
Apa kau sangat mudahnya mempermainkan semua-nya?, Anggap tak perduli dengan aku. Berpura-pura tak tau, se-akan memang semua-nya tak perlu. Dengan anggun-nya kau berdiri di atas Sana, sembari menertawakan semua harap yang ku titipkan padamu. Sesuatu yang ku-bangun dengan kokoh-nya, dan dengan gampang-nya kau robohkan.

Memang tak semua hal yang sesuai harapku, harus kau harapkan juga, cuman jangan terlalu menyia-nyiakan semuanya. Memang tak harus selalu aku, tapi coba selipkan aku di benakmu, karna aku selalu melakukan-nya, bukannya ingin menuntut tapi coba hargai. Kemana kau hilang-nya? Rinduku tak bisa ku-pungkiri, hingga membuatku tersudut di baris paragraf dogeng-mu.

Beri kabar tentangmu, sebab aku menanti, bukan-nya menuntut. Namun mengetahui kau baik-baik saja, sudah membuatku terlerai dari gundah tentang-mu. Kamu sering meramu tamu kegelisahan di benak-ku, memenjarakanku dengan belenggu penasaran, tentang bagaimana keadaanmu?. Sungguh aku tak meminta banyak, cuman beritahukan dimana kau sedang berpijak agar membuatku berhenti tuk menjamu penasaran dengan kwatir.

Jangan seperti ini. Sering menghilang, tanpa pernah perduli. Hilangmu sungguh menyesakkan hati, tak perdulimu sungguh mendatangkan gundah yang tak menentu. Pergimu sungguh membuatku terjebak dengan kesepian. Jika kau tak bisa memberiku pengharapan baru, maka jangan merusak harapanku saat ini, sungguh kau yang ku harapkan. Jika kau tak bisa selalu melangkah dengan-ku, maka jangan melangkah tuk menjauh. Sungguh kau membuatku gelisah, tak memberiku ruang tuk berfikir bahwa semuanya baik-baik saja.

Aksara Sebuah RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang