vii

2 1 0
                                    

Deru deras hujan, seakan terdengar seperti sedang menertawakan ku yang menggigil terdiam terpaku di depan jendela kamar

Sesekali terdengar petir yang menyambar dari kejauhan
Jedarr.....kira-kira seperti itulah bunyi-nya

Ku buka perlahan jendela kamar, seakan penasaran bagaimana rasa-nya di terpa air hujan. Padahal aku sudah pasti mengetahui-nya.

Ejekan demi ejekan yang selalu di lontarkan orang tua-mu, membuatku semakin dirundung rasa putus asa, tak mampu lagi tuk melanjutkan pergelutan tentangmu.

Namun hati dengan keras kepalanya, memberikan degup yang sangat hebat-nya. Selalu ingin merasa dengan perasaan yang hampir mati rasa. Mencoba terlihat baik-baik saja, meski realita-nya tak begitu baik
Mencoba terus bergandengan tangan, meski pada akhir-nya hanya berjabat tangan sambil mengucap selamat atas pernikahanmu.

Aksara Sebuah RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang