Ada satu wajah yang selalu aku temui dalam lamunan.
Terdiam terpaku di antara deburan ombak, yang dengan anggunnya menari-nari di antara bibir muram.
Segala keteraturan yang aku bangun dengan sedemikian rupa, terkoneksi dengan sendirinya, perlahan runtuh di antara suramnya malam.
Satu wajah yang selalu aku temui, tak ingin lekas pergi.
Memaksa imajin tuk tetap berangan dengan bodohnya.
Kesadaran diri tak kunjung kembali, Pengharapan yang kian membusuk di antara pekatnya aroma kopi, membuatku menyadarkan diri sejenak. Bahwa cintamu yang begitu dalamnya, perlahan membawaku hanyut di pinggiran kota pengasingan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aksara Sebuah Rasa
PoésieHi...ini karya ku yang baru, semuanya terangkum dalam Sebuah rasa yang pernah merasa namun Tak terasa semuanya telah terasa hambar... Semoga menikmati kawan:) Salam aksara