Part 7

1K 30 0
                                    

Kelas XI IPA 1 sedang pelajaran Pak Duta, yaitu pelajaran yang paling disebut pelajaran keramat bagi anak-anak kelas XI IPA 1. FISIKA. F-I-S-I-K-A.

Pak Duta sedang nerangin materi nggak tau apaan di depan papan tulis nggak jelas, mungkin gara-gara mulutnya ketutupan kumis kali, makanya ngomong kayak orang kumur-kumur. Hampir semua anak di kelas tak ada yang mendengarkannya. Contoh saja tokoh utama kita *PLAK*, Rio lagi mandangin pensil Alvin yang baru, biasa otak kleptonya keluar. Alvin seperti biasa udah pergi ke alam mimpi. Cakka masih sibuk sama rambutnya sambil memandang cermin kecil kebanggannya. Gabriel malah main hape nungguin sms dari Sivia. Gabriel merasa sedari tadi diperhatiin sama Lintar.

“Napa lo? Merhatiin gue? Naksir?” tanya Gabriel. Lintar menggeleng.

“Terus kenapa?”

“Lo nggak merhatiin, Yel?”

“Males ah, materi gitu doang mah, gampiil!” seru Gabriel.

“Nah, anak-anak saya kasih satu soal di papan tulis siapa yang bisa??” tawar Pak Duta. Tiba-tiba Lintar mengangkat tangan kanannya.

“Kamu mau maju, Lintar??”

“Bukan saya, Pak! Gabriel!” kata Lintar.

“Dih, kok gua? Gua nggak bisa!” tolak Gabriel.

“Ah, jangan ngeles, Yel! Tadi lo bilang bisa sama gue!!” kata Lintar.

“Makanya kalo Lintar ngomong jangan ditanggepin! Orang bego ditanggepin, berarti yang nanggepin lebih bego lagi,” ledek Cakka.

“Makan nih!!” Gabriel langsung mendorong muka Cakka dengan tangannya.

“Maju kamu, Gabriel!” suruh Pak Duta.

“Semoga kembali dengan selamat!” kata Cakka.

Gabriel berusaha untuk menjawab soalnya, tapi tetep aja nggak bisa, otaknya kekurangan bahan bakar, jadi nggak bisa jalan, harus beli dulu di pom bensin terdekat #abaikan.

“Kenapa, Gabriel? Nggak bisa?” tanya Pak Duta.

“Bi…bisa kok, Pak!” kata Gabriel.

“Beneran bisa?”

“Bisa gila, Pak!” seru Gabriel.

“Cepetan kerjain!”

Gabriel terus menerus mencoba mengerjakan soal, tapi tetap saja otaknya mandek.

TEEEET…bel istirahat berbunyi.

“Pak boleh istirahat nggak?” tanya Dayat.

“Selama Gabriel masih belum selesai, kalian nggak boleh istirahat!” suruh Pak Duta.

“Nggak adiiil!! Ini semua nggak adiiil!!” seru Irsyad.

“Elo sih, Yel!! Ngapain lo maju!” seru Lintar.

“Eh, gue tanya balik siapa tadi yang nyuruh gue maju!! Bilang kalo gue bisa ngerjain tuh soal keramat!” timpal Gabriel. Lintar malah garuk-garuk kepala.

“Emang siapa, Yel? Elo ya, Zev??” tunjuk Lintar kepada Zevana.

“Elo begoo!!!” seru Zevana.

“Iya, elo yang nunjuk!!” kata Lintar.

“Astagfirullah! Maksud gue elo, Gledeek!!” keluh Zevana.

“Emang gue?”

“Iyaaa!!” seru semua anak di kelas.

“Ooh ya udah deh,” Lintar malah duduk lagi.

Tiba-tiba Alvin bangun dan nyelonong keluar kelas, tapi bajunya ditarik Pak Duta.

Kisah Tiga SaudaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang