Part 15

762 28 0
                                    

Pentas Seni SMP Putra Bangsa

Hari H pun tiba, semua orang sudah mulai berdatangan ke SMP Putra Bangsa. Dresscode buat pentas seni ini adalah batik, karena tema pentas seni ini bertema tentang kebudayaan Indonesia. Deva sebagai ketua panitia, sudah mulai sibuk menyiapkan dan mengatur jadwal acara supaya tidak ngaret.

“Ayo, yang bener kerjanya!! Kalo nggak, gue gorok lo satu-satu!!” seru Deva.

“Yang juga elo, Dev yang kita gorok, abis bawel banget!!” keluh Bastian.

Deva manyun semanyun-manyunnya (??). Dia berjalan kearah panggung untuk melihat situasi di sekitar panggung. Deva berhenti sejenak, pandangannya tertuju pada seseorang yang dikenalnya memakai kostum tari Bali. Orang itu tersenyum padanya. Membuat Deva sedikit salting.

“Ke, kamu cantik banget…” kata Deva. Keke tersenyum.

“Thanks, Dev…doain aku ya, aku bakal jadi pembuka acara bareng Acha sama Olivia,” kata Keke.

“Gue doain kok,” kata Deva. Mereka jadi sedikit agak salting, karena tak tahu apa yang harus dibicarakan lagi. Situasinya jadi lumayan garing, sebelum Ray dan Ozy datang mengganggu.

“Weiss! Ada yang pacaran!” goda Ozy.

“Yoi! Bagaikan gadis Bali pacaran sama Leak!” celetuk Ray. Deva yang membawa papan jadwal, langsung memukul kepala Ray dengan papan.

BLETAK!

“Aduuh sakiit!” ringis Ray.

“Kok lu gak ikut nari, Dev?” tanya Ozy.

“Lah? Ngapain?” tanya Deva.

“Kan lo yang jadi leaknya buat pencerah suasana!” celetuk Ozy. Deva sudah bersiap-siap dengan papannya untuk menimpuk Ray.

“Wiih! Kalem, Bro! Stay cool!” kata Ozy.

“Stay cool, stay cool, gigi lo tuh stay cool!”

“Lagi ngapain kalian ngumpul disini??” tanya Acha yang baru saja datang bersama Olivia. Ozy terpana melihat penampilan Acha. Sedangkan Ray? Apakah terpana juga melihat penampilan Olivia? Sepertinya iya. Ray bengong melihat Olivia.

“Cha, cantik bangeet…” puji Ozy.

“Makasih, Zy…” jawab Acha malu-malu.

“Ehm!” sela Deva.

“Kenapa Dev?” tanya Ozy. Deva menunjuk kearah Ray dan Olivia.

“Kayaknya ada yang kena karma niih…” celetuk Deva. Ray mendelik kearah Deva.

“Benci, benar-benar cintrong…” celetuk Ozy.

“Eh, belom pernah kelilipan gajah yaa??” tanya Ray.

“Kalo gue gak bakal Ray, kalo Deva bisa aja, kan lobang matanya gede!” seru Ozy. Deva melotot ke Ozy.

“Dev, jangan melotot napah! Jelek tahu!” keluh Ozy.

“Biarin!” seru Deva.

“Eh, kita mau tampil, liat ya!” kata Keke. Deva mengacungkan jempolnya.

***

“Ini kan sekolahnya Deva?” tanya Ify.

“Ify…udah tahu ada tulisannya di gapura, gede banget! SMP Putra Bangsa!! Lo kayaknya harus pake kacamata deh!” seru Gabriel.

“Kacamata apaan? Kacamata item?” tanya Ify.

“Kacamata kuda!” celetuk Rio. Ify menoyor kepala Rio.

Kisah Tiga SaudaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang