Part 10

871 35 0
                                    

Hari ini adalah hari Minggu, dan mereka masih ada di Bandung, setelah bersenang-senang selama dua hari, tak terasa besok Senin pagi mereka harus kembali ke Jakarta. Saat ini Ify sedang mencoba membujuk anak-anak untuk jalan-jalan. Pertama kali Ify membujuk Agni.

“Ag, jalan-jalan yuk!” ajak Ify.

“Males ah, Fy. Lagian gue sama Kak Cakka mau adu basket, ini pertarungan hidup mati gue!”

“Maksudnya?”

“Kalo gue kalah, gue bakal jadi pacar si muka kaca, kalo dia kalah gue bakal suruh dia jadi babu gue!”

“Kok lo bilang pertarungan hidup mati?”

“Kalo gue kalah, daripada jadi pacarnya mending gue mati aja!”

“Hush!! Asal bunyi aja tuh mulut! Kena karma nyaho lo!” kata Ify.

“Ih amit-amit jabang bayi!” keluh Agni.

“Heu, yaudah deh, gue ajak Shilla aja,” kata Ify. Ify pergi ke taman belakang mencari Shilla, seperti biasa Shilla asik dengan BBnya.

“Shil, jalan-jalan yuk!” ajak Ify.

“Ah, nggak ah, gue mau di sini aja bareng sama BB guee…” tolak Shilla.

“Bareng BB lo ato Kak Alvin??” tanya Ify.

“Ha? Kok jadi nyasar ke Kak Alvin sih?”

“Abis di mana ada lo, pasti ada Kak Alvin, tuh liat ada Kak Alvin kaan? Lagi mimpi!” Ify menunjuk kearah gazebo menunjuk Alvin yang sedang tidur.

“Ngeekk, paan sih lo!”

“Gue cari Sivia deh,” Ify mencari Sivia. Ternyata Sivia sedang bersama Gabriel di ruang TV nonton film India (??).

“Vi, jalan-jalan yuk!”

“Gue lagi nonton film My Name is Khan niih! Jangan ganggu!” keluh Sivia.

“Tau nih, ganggu orang lagi seneng aja! Pergi lu!” usir Gabriel.

“Ayolah, Vi…pliis…”

“Lagi seruu, Ipii! Lo sendiri aja deh!”

“Emang nggak bisa lo pergi sendiri, Fy?” tanya Gabriel.

“Oh, my God, lo mau adek lo yang paling cantik ini hilang di Bandung terus dimuat dikoran dengan judul ‘Gadis cantik nan manis berumur 16 tahun hilang di Bandung akibat tidak ada yang mau temani si gadis cantik itu.’??” tanya Ify.

“Gue yakin judulnya nggak bakal kayak gitu, kepanjangan menuh-menuhin Koran, yang ada judulnya itu ‘Dicari ANAK ILANG!’ gitu doang!” kata Gabriel.

Tiba-tiba Sivia menangis begitu melihat adegan yang menurutnya mengharukan.

“Kak Ieell…sedih bangeeet…” Sivia memeluk Gabriel saking sedihnya, Gabriel jadi kesenengan gara-gara dipeluk Sivia.

“Ganggu lo, Fy! Sana! Gue lagi seneng!” usir Gabriel.

“Seneng lu ya, dipeluk ama Sivia! Vi, jangan meluk kakak gue! Kakak gue panuan!” seru Ify.

“Kak Ieel!! Lo panuaan??” Sivia langsung menjauh dari Gabriel.

“Ih, nggak!! Jangan percaya sama Ify!! Gue nggak panuan!”

“Boong!”

“Eh, mau gue buktiin??”

“Ih, apaan sih lo! Mesuum!!”

“Ify kampret nih!!”

Sementara Sivia dan Gabriel sedang memperdebatkan panu (??), Ify pergi ke teras rumah dan duduk di situ.

Kisah Tiga SaudaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang