Embun langsung bergegas menuju Sekretariat Osis, setelah kejadian penembakan yang dilakukan Damar dia perlu menyibukkan dirinya agar tak mengingat hal itu.
"Langsung ke Sekretariat?" Maya, teman sebangku Embun langsung menghentikan langkahnya. "Iyalah, mau rapat sebentar."
"Rapat kok sebentar? Itu rapat atau biar Kak Surya lihat kamu doang?"
"Apa sih?! Udah ya, Maya."
Sepanjang jalan Embun menegur tiap orang yang ditemuinya. Menjadi salah satu anggota Osis membuat Embun cukup dikenal lagipula Embun juga termasuk orang yang ramah.
"Permisi." Dia mendorong pintu ruangan Sekretariat dan menemukan Kakak kelasnya yang menjabat sebagai Ketua Osis tengah tersenyum ke arahnya. "Langsung kesini pas bel ya?"
Embun mengangguk dan duduk di salah satu kursi yang ada, dia memperhatikan sekeliling yang masih terlihat kosong. "Kok sepi Kak? Yang lain belum pada datang ya?"
"Nggak ada yang lain."
"Eh?" Embun langsung menatap ke arah Surya yang kembali menampilkan senyuman lembutnya. "Kakak sengaja manggil kamu kesini. Sendiri."
Embun merasakan perasaan tak nyaman, tapi ia masih menghargai Kakak kelasnya jadi masih bertahan disana. "Kenapa ya Kak? Kalau mau mengobrol kan gak perlu bohong soal Osis Kak."
Surya menggeleng mendengar tuduhan Embun. "Aku gak bohong, ada beberapa hal perihal proposal yang kemarin kamu buat kok."
"Eh? Maaf Kak."
"Gak apa." Surya duduk dihadapan Embun sambil membawa proposal yang kemarin dibuat Embun. "Kita mau bahas yang mana dulu?"
"Bahasannya berat yang mana?"
Surya tertawa mendengar pertanyaan Embun. "Kalau gitu, kita bahas mana aja yang mesti diperbaiki soal proposalmu dulu ya." Embun mengangguk dan memaksakan senyuman terbit di bibirnya.
Kalau begini, berarti apa yang mau di bahas selanjutnya adalah sesuatu yang berat.
○○○○○
"Itu kalian beneran cuma berdua di ruangan?" Sekar meraup beberapa cemilan yang tadi dibawa oleh Mamanya Embun. Sementara, Embun cuma mengangguk sebagai jawaban. "Iya, makanya aku rasanya mau keluar aja. Cuma gak enak?"
"Gak enak sama Kak Surya ya?"
"Iya, kalian kan tahu kalau Kak Surya itu baik banget. Harusnya aku ngerasa aman pas di ruangan sama Kak Surya tapi.."
Bening mengambil segelas minuman sebelum menebak lanjutan perkataan Embun. "Tapi, gara-gara kasus Damar tadi pagi kamu jadi ngerasa gak nyaman pas berduaan sama lawan jenis?"
Embun mengangguk lemas.
"Tapi bener kan?"
Lagi-lagi Embun mengangguk. "Gak bakalan ada yang nyangka kalau setelah membahas proposal, malah ke hal itu."
Sekar terbahak ketika membayangkan bagaimana pusingnya Embun kemarin. Tapi, tetap saja kalau dipikir kembali semua kejadian yang menimpanya bukanlah hal yang buruk. "Terus, gimana lanjutannya?"
Embun meminum airnya sebelum melanjutkan. "Jadi, setelah itu.."
○○○○○
"Udah Kak, ada yang mesti diperbaiki lagi gak?" Embun melihat ke arah Surya yang tampak serius dengan proposal ditangannya. "Itu aja cukup."
KAMU SEDANG MEMBACA
TALK (Complete)
Short Story"Jadi gimana?" Cuma tentang Embun yang sedang bingung.