"Embun baru datang?"
Suara itu memberhentikan langkah Embun yang terburu-buru. Di salah satu kursi terlihat sosok Kak Fajar yang tersenyum ke arahnya. Duh, mau tak mau Embun ikut tersenyum.
"Eh, Kak Fajar belum ngajar?"
Fajar memang merupakan salah satu mentor yang berada di Bimbingan Belajar yang diikuti Embun. Padahal, Kak Fajar masih berada dalam semester 4 perkuliahan tapi dia sudah bisa mengajar karna sebelumnya merupakan asisten dosen dan dia masuk kesini atas rekomendasi dosen tersebut.
"Belum, lagi nungguin si Sam."
"Dia telat lagi Kak?"
Fajar mengangguk, "Kadang kelas mesti terlambat mulai karna dia belum juga munc-"
"Wah! Ada Kak Embun eh- Kak Fajar."
Embun tersenyum melihat Samudra muncul dengan bajunya yang berantakan. Tasnya bahkan sedikit terbuka.
Fajar menggeleng. "Aku ngajar dulu ya, nanti bisa kamu nunggu aku bentar?"
"Eh?"
Fajar tersenyum dan tak menunggu Embun menjawab permintaannya. Samudra yang melihat itu mendengus. "Abis ketemu Kak Fajar nanti Samudra tunggu disini ya Kak."
"H-hah?"
○○○○○
"Waduh, jadi di tempat les ada dua?" Sekar baru menyelesaikan mandinya, mendengar cerita Embun yang tak ada habisnya membuat dia memilih untuk menumpang mandi di rumah Embun.
Embun dan Bening yang sudah mandi terlebih dahulu duduk sambil memakan cemilan yang tadi diantar Mamanya.
"Iya."
"Kapan selesainya sih?"
Embun memasang senyuman tak enaknya karna sudah memaksa dua temannya mendengar curhatan yang tak ada habisnya ini.
"Gak usah dengerin Sekar, dia kalau habis mandi emang suka ngawur." Bening tersenyum dan mulai kembali mencatat. "Jadi, ini Kak Fajar atau Samudra?"
"Emm.. Kak Fajar."
"Jadi?"
○○○○○
Embun baru menyelesaikan kelasnya ketika melihat sosok Fajar yang sudah menunggunya di depan Kelas. "Eh, Kak Fajar?"
Lelaki itu mengangguk. "Temenin makan dulu?"
Embun mengangguk, lagipula memang ada yang mau dibicarakan Kak Fajar dengannya kan?
"Jangan jauh-jauh Kak, soalnya nanti aku dijemput disini."
"Sama Mama?"
"Eh?"
Embun terlihat bingung membuat Fajar gemas dan menggenggam tangannya. "Ya udah, kita makan di tempat makan sebelah aja."
Embun memandang tangannya yang digenggam Kak Fajar dan wajah lelaki itu bergantian. "Kak.."
"Hm? Oh, cuacanya lumayan dingin."
Embun tak bisa menyembunyikan senyumannya karna tindakan lelaki itu. Terlalu manis dan menenangkan.
○○○○○
"Kalau dilahirin kembali, boleh request jadi jari Embun, pipi, atau kepalanya aja nggak?"
KAMU SEDANG MEMBACA
TALK (Complete)
Short Story"Jadi gimana?" Cuma tentang Embun yang sedang bingung.