00. Epilog

1.6K 157 35
                                    

"Gimana?"

Sekar dan Bening yang daritadi mendengarkan keseluruhan cerita Embun tampak lelah. Gadis itu bercerita hampir seharian, dan di luar sudah terlihat cahaya bulan.

"Bun, sebenarnya ini bisa dibilang beruntung sih." Embun tampak ingin memprotes, Sekar buru-buru menambahkan kalimatnya. "Ini keberuntungan yang menyesatkan maksudku."

Dan Embun tak bisa lebih dari setuju atas ungkapan yang baru dikatakan Sekar. Sementara Bening sudah membereskan semua barang-barangnya. "Ning, gimana?"

Bening yang tengah memasukkan buku-bukunya menoleh. "Kasusmu berat sih, tapi semua kan tergantung keputusanmu."

"Ih, gimana jadinya?"

Sekar menepuk bahu Embun dengan lembut, "Kamu harusnya gak perlu bingung atau panik. Disini kamu yang nentuin semuanya, mereka yang nunggu."

Bening tersenyum ke arah Embun, "Kamu sebenarnya udah tau kan siapa yang bakal kamu pilih? Cuma kamu takut kalau keputusanmu ini salah?"

Embun mengangguk. "Nanti kalau ternyata aku salah, berarti aku menyia-nyiakan orang yang harusnya bukan kesalahan."

Sekar terbahak, "Bun, kesalahan emang selalu ada dimana pun. Jadi, tergantung kamu mikirnya itu salah atau nggak."

Embun mendengus, Bening berdiri diikuti Sekar. "Mungkin ini bakalan terdengar membosankan, tapi kita bakalan tetap dukung apapun keputusanmu."

Embun mengerucutkan bibirnya. "Beneran?"

Sekar mengangguk. "Lagipula kalau nanti ternyata dia itu salah, ada kami yang pastinya benar."

"Kalian tuh!" Embun tersenyum. "Baiklah, besok aku akan memilih..."

- Fin -




Selesaai 🎊🎊🎉
Benerkan gak banyak..

Selesai? Gitu aja?
Iya, sengaja aku gantungin biar kalian bebas nentuin sendiri. 😌😌

Sampai bertemu lagi di kegabutanku selanjutnyaaa 💕💕💕

TALK (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang