Embun sedang membaringkan tubuhnya di kasur ketika pintu kamarnya diketuk.
"Ya?" Ia melihat ke arah pintu dan menemukan Mamanya yang tengah tersenyum. "Kenapa Ma?" Tanyanya yang langsung dibalas gelengan kepala. "Nggak, Mama cuma mau lihat kamu lagi ngapain."
"Oh, Embun lagi tiduran aja Ma."
"Capek?" Sekarang Mamanya sudah mendekat dan membelai kepala Embun dengan sayang. "Dikit," sahut Embun membuat Mamanya tersenyum.
"Ya udah, kamu istirahat aja dulu. Tapi, nanti sore kamu pakai baju yang agak bagus ya?"
"Lho, kenapa Ma?"
"Nanti ada teman Papamu yang mau makan malam disini."
Embun mengangguk paham, ini bukan pertama kalinya ada teman Papanya yang makan malam disini. "Sama keluarganya?"
"Iya, makanya nanti kamu pakai baju yang agak rapian ya?"
Embun mengangguk, "Iya, Ma."
"Ya udah, kamu tidur dulu aja."
○○○○○
"Ini ada hubungannya sama temen Papamu yang dateng?"
Embun mengangguk mendengar pertanyaan Bening. "Iya."
"Sepertinya aku paham deh." Sekar tersenyum-senyum mencurigakan membuat Embun dan Bening memandangnya aneh. "Kenapa sih?"
Sekar menggeleng, "Teruskan aja dulu ceritanya biar lebih jelas."
Bening memandang Sekar dengan tatapan tajam sebelum menghela nafasnya. "Kali ini aku sedikit yakin dengan dugaan Sekar."
"Apa?" Sekar dan Embun menyahut bersamaan, membuat Sekar berdecak. "Emangnya tahu apa dugaanku?"
Bening mengangguk, "Kamu itu transparan, Kar."
"Ish!"
Embun tersenyum tipis ketika melihat interaksi antara dua temannya itu. "Sepertinya dugaan kalian tepat."
Sekar mendelik, "Lanjutkan dulu ceritanya."
Embun mengangguk.
○○○○○
Embun tak mengerti kenapa Mamanya terlihat jauh lebih sibuk dari sebelum-sebelumnya. Padahal kalau Embun tak salah dengar, orang yang akan bertamu ke rumahnya adalah salah satu teman terdekat Papa. Yang otomatis sudah dikenal Mamanya juga.
"Siapa sih Ma, yang datang?"
Embun terpaksa memakai salah satu dress yang dimilikinya karna tadi ketika ia baru keluar kamar Mamanya sudah mengomentari pakaian yang dipakai sebelumnya.
"Temen Papa." Embun mengangguk, dia sudah tau soal itu. "Namanya Ma?"
"Udah, daripada kamu tanya-tanya mending kamu bantu Mama rapiin yang sebelah sana." Mamanya menunjuk sisi sebelah yang terlihat rapi membuat Embun bertanya-tanya apa yang mesti di rapikan lagi?
"Sebelah sini Ma?"
"Iya, kamu kok nanya terus sih. Udah beresin aja."
Dengan manyun Embun terpaksa membereskan tempat yang sebenarnya sudah rapi.
"Ma, udah datang nih." Suara Papanya terdengar membuat Mamanya langsung sibuk memperbaiki penampilannya. "Udah rapi?" Ia bertanya ke arah Embun membuat gadis itu kaget.
KAMU SEDANG MEMBACA
TALK (Complete)
Short Story"Jadi gimana?" Cuma tentang Embun yang sedang bingung.