"Embun, nunggu lama ya?"
Embun dikagetkan suara yang menegurnya dan ketika berbalik dia sudah mendengus. Karna lelaki yang tadi mengagetkannya tampak tertawa. "Kak Jagad!"
"Ayo, nanti kalau kelamaan nyampe rumah aku bisa dibunuh sama si Rora."
Embun tersenyum, lelaki dihadapannya ini memang salah satu teman terdekat Kakaknya. Kak Rora pasti sengaja menyuruh Jagad untuk menjemputnya, pasti Kakaknya tengah menonton film yang dia suka.
"Kak Rora kemana Kak?"
Jagad yang tengah menyetir lantas mendengus, "Kakakmu itu udah galak, judes, hobinya nyuruh lagi." Jagad tampak kesal, "Mending kalau dia nyuruh karna ada keperluan mendesak, ini dia cuma mau nonton film yang katanya sayang kalau di pause."
Embun mengangguk, sesuai dengan prediksinya.
"Terus Kak Jagad, kenapa mau? Kan bisa nolak."
Jagad menoleh dan menatap wajah Embun. "Habis yang mesti dijemput kamu sih."
Blush!
○○○○○
"Ini Kak Jagad? Yang ganteng? Yang kalau datang suka nebar senyuman abis itu pergi sambil ngedipin mata?"
Bening menggeleng, "Kak Jagad?"
Embun mengangguk membuat kedua temannya berekspresi berlawanan sebagai respon anggukan Embun. Bening dengan helaan nafas yang menandakan kalau ini cukup merepotkan. Sementara, Sekar dengan tatapan bahagia yang tak bisa ditutupinya.
"Terima aja."
Bening mendengus, "Apa yang diterima sih?"
"Lho, bukannya Kak Jagad nembak kamu ya Bun?" Sekar menoleh penuh pertanyaan membuat Embun gugup. "I-iya sih."
"Nah, jadi gimana?"
"Apanya?"
"Cerita lanjutannya lah," Sekar menjawab tak sabar. Kenapa juga Embun jadi telat mikirnya sih?
"Oh, jadi selama perjalanan..."
○○○○○
"Kamu udah makan Bun?" Embun menggeleng mendengar pertanyaan Jagad. Matanya menatap sepanjang perjalanan menuju rumahnya. "Mau makan di rumah aja Kak."
"Beneran?"
Embun mengangguk. "Nanti Mama marah."
Jagad langsung terbahak mendengar jawaban Embun yang kelewat polos. "Bener sih, ya gak apalah jadi duit Kakak masih utuh."
Embun langsung mendengus, "Dih."
Jagad terbahak, "Soalnya Kakak cuma bawa duit pas-pasan."
"Udah tau pas-pasan kenapa tadi pakai acara nawarin sih?"
"Basa-basi dong, masa cewek cantik di anggurin. Kan sebagai lelaki yang memahami wanita, Kakak mau membuat kamu nyaman."
Embun terbahak ketika Jagad mengedipkan mata ke arahnya. Terlalu terbiasa dengan tingkah unik teman Kakaknya ini. Kak Jagad sudah sering datang ke rumahnya karna berteman dari awal kuliah dengan Aurora, Kakaknya.
"Bun, Aurora punya pacar?"
Embun menoleh, "Gak tau, kan Kak Jagad temennya."
"Dia gak punya sih."
KAMU SEDANG MEMBACA
TALK (Complete)
Short Story"Jadi gimana?" Cuma tentang Embun yang sedang bingung.