09. Case Banyu

981 155 13
                                    

"Woi! Bengong aja."

Embun yang tadinya melamun jadi kaget karna senggolan di bahunya. Wajahnya tiba-tiba menjadi kesal. Sementara lelaki disebelahnya tampak tak perduli.

Embun melirik penampilan lelaki itu yang terlihat santai, ditangannya ada plastik berwarna gelap. "Darimana?"

"Mini market."

"Beli apa?"

Lelaki itu membuka plastik untuk memperlihatkan apa yang tadi dibelinya. Beberapa cemilan membuat senyuman di bibir Embun merekah. "Ih, mau."

"Gak boleh."

Sebelum Embun sempat menyentuh salah satu cemilan itu, plastik tadi langsung ditarik sang punya. "Gak boleh." Ulangnya.

"Ih, Banyuuu!!"

Pipi Embun langsung di tarik membuat Embun meringis kesakitan. "Kebiasaan, pakai Kakak."

Embun yang kini mengelus pipinya yang memerah karna cubitan Banyu mendelik. "Kita kan temen dari kecil."

Tak!

Dahi Embun disentil pelan lelaki itu, "Tetep aja. Aku lebih tua."

Embun mendengus berniat untuk protes sebelum perkataan Banyu membuat bibirnya tersenyum lebar.

"Mau makan cemilan bareng?"

"Mauuuu!!"

○○○○○

"Kamu suka Banyu?" Sekar bahkan berdiri dari duduknya karna kaget dengan fakta yang baru diketahuinya.

"Dulu sih.."

"Sekarang?" Bening langsung menanyakan hal yang membuat Embun memalingkan wajahnya. "Ng-gak."

"Yakin?"

"Ini beneran Banyu?" Sekar berdiri dekat tirai jendela kamar Embun lalu menunjuk rumah disebelah. "Mas-mas lima langkah?"

Embun tersenyum, julukan yang selalu diberikan Sekar tiap bertemu dengan Banyu.

"Iya."

Sekar mengangguk paham, "Ganteng sih, tinggi, kayaknya juga perhatian." Sekar tiba-tiba mendekat ke Bening. "Ning, kekurangannya Banyu apa sih?"

Bening mendengus, "Mana aku tahu, tanya Embun lah."

"Apa Bun?"

"Eh? Ga-gak tau."

"Terusin aja deh, ceritanya. Mau tau gimana Banyu bilang cinta."

Embun memandang sinis Sekar yang kini terbahak karna merasa lucu dengan perkataannya tadi. "Geli juga dengernya."

○○○○○

"Tadi di jemput Kak Jagad?"

Embun yang sedang memakan satu biskuit dengan isian coklat mengangguk. "Kwok tahwu?"

Banyu menggeleng kemudian mendekat, ia mengambil selembar tisu. Embun mengira kalau lelaki itu akan mengelap bibirnya tapi angan hanyalah angan.

Yang ada, tisu itu diberikan Banyu ke telapak tangannya. "Ini, biar gak berantakan."

"Gwak swekhaliand di bwer-"

"Ck!" Banyu berdecak kemudian mengambil tisu tadi untuk membantu membersihkan makanan yang menempel di bibir Embun. "Habisin dulu makanannya baru ngomong."

TALK (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang