"Apa kau punya rencana untuk malam natal?" Tay bertanya pada New, mereka saat ini sedang menata pohon natal di ruang tengah.
"Aku akan pulang ke rumah orang tuaku di Hatyai, aku akan mengadakan pesta bbq bersama dengan keluarga besarku disana." Jawab New, ia mengambil bola kristal yang Tay sodorkan padanya dan menggantungnya di pohon. "Kalau kau?"
"Tidak punya rencana apapun."
Jawaban Tay membuat New berhenti menata pohon, "Kau bercanda." Katanya.
"Aku tidak punya teman dekat, dan ayahku mengusirku dari rumah. Jadi aku tidak akan kemana-mana untuk malam natal." Ia menjelaskan, New lupa fakta bahwa Tay diusir ole ayahnya. "Apa kau ingin minum kopi? Aku ingin pergi ke kafe di bawah."
"Tay, bagaimana kalau kau ikut aku merayakan natal bersama keluargaku di Hatyai?" Usulnya.
Tay menatap New, ia terlihat berpikir sambil memegang gagang pintu. "Kau yakin?"
"Hmm, tentu saja. Aku bisa pergi naik mobilmu kesana jika kau mau."
Tay kemudian menganggukan kepalanya, "Baiklah, aku akan ikut denganmu ke Hatyai."
"Ok." Jawabnya, "Oh, Tay." Ia memanggil Tay lagi.
"Ya?"
"Aku ingin espresso hangat."
"Espresso hangat then."
***
Off mendorong tubuh Gunsmile saat pria jangkung itu memeluknya. Ia tidak menyangka reaksi teman-temannya akan berlebihan seperti ini saat ia memberitahu mereka bahwa ia akan melanjutkan tahun terakhirnya sebagai mahasiswa di London. Mike terlihat terkejut, Mond tidak bisa berkata-kata, Gunsmile adalah yang paling menggelikan diantara mereka, Singto adalah satu-satunya orang yang paling waras diantara yang lainnya.
"Jangan tinggalkan kami, Off!!" Gunsmile berteriak di telinganya yang membuat Off berakhir mendorong kepalanya menjauh.
"Kau sudah gila ya?! Mengapa berteriak di telingaku?!!!" Gunsmile memberi waii pada Off saat pria itu berteriak.
"Apa itu artinya aku bisa mendekati Gun tanpa kesulitan?" Mike bertanya tanpa memandang kepada Off.
"Jangan coba-coba kau!" Off melepaskan sepatunya dan melemparnya kepada Mike.
"Aw, kenapa kau melempar sepatu kepada calon adik iparmu?" Mike kembali menggodanya, Off pun menaikan jari tengahnya kepada Mike dan membuat pria itu mentertawakannya. "Off, tenanglah. Meski aku menyukainya, jika kau tidak mengizinkanku. Aku tidak akan mendekatinya."
"Better be like that."
Singto sedari tadi hanya memperhatikan mereka, ia kemudian menowel lengan Off dan memberinya gestur untuk mengikuti mereka.
"Off, ada yang ingin aku bicarakan denganmu." Kata Singto tiba-tiba.
"Apa itu?"
"Ikut aku sebentar, sekalian aku ingin merokok." Ucapnya.
"Ok." Off berdiri dan mengikutinya ke atas atap kampus. Ia mengeluarkan kotak rokoknya, memberikan satu batang kepada Singto dan menyulut rokoknya. "Apa yang ingin kau bicarakan?"

KAMU SEDANG MEMBACA
My Dearest Step Brother
Fanfiction[COMPLETED] Apa jadinya jika pria yang meniduri Gun di malam ulang tahunnya adalah calon kakak tirinya? Dan bagaimana jadinya jika mereka harus tinggal satu atap dan bertingkah seperti seorang kakak beradik saat jelas-jelas ada sexual tension yang b...