Pagi ini sangat cerah, secerah hatiku.
Aku melangkah dengan semangat melewati koridor menuju kelas ku.
Tiba dikelas kulihat Febby dan Rina sedang berbincang akrab ,entah apa yang di gosipkannya. Dari depan pintu kelas aku dapat mendengar perkataan Rina yang sangat antusias sedang membicarakan seseorang."Dia keren banget,, gue seneng banget kemarin dia ngasih kode" suara Rina terdengar jelas setelah aku berada tepat di samping nya.
"Gosipin siapa lo? Pagi-pagi udah gosip aja" ucapku sambil meletakkan tas di bangku ku.
"Sini deh Lan, kita tuh lagi bahas 3serangkai" ucap Febby.
Aku mendekat, merasa tertarik dengan obrolan nya.
"Gue berharap bisa jadian sama Doni,, dia manis banget, perlakuannya kemarin bikin gue meleleh" Rina kembali terbayang kejadian di kantin kemarin.
"Dia emang gitu ke semua cewek, jangan ngarep Lo. Dia play boy" ucapku berkomentar.
Seketika Rina menatap kearahku dengan tatapan sulit diartikan.
"Lo kenapa sih syirik aja sama gue, jangan cuma lihat keburukannya tapi lihat juga kelebihannya. Menurut gue dia orangnya romantis. Gue suka" Rina tak mempedulikan keburukan Doni yang play boy. Ternyata cinta memang buta.
"Gue setuju sama Rina, kalau Lo mencari orang yang sempurna tak memiliki keburukan, di dunia ini mana ada yang benar-benar sempurna. Setiap manusia tuh memiliki kekurangan dan kelebihan masing-masing" Febby ikut berkomentar.
Ucapan nya memang benar. Dari mereka aku belajar untuk menghargai orang lain.
"Gue suka sama si Reno apa adanya. Ada banyak cara tuhan menghadirkan cinta, mungkin dia adalah salah satunya. Dia yang begitu aku kagumi dan aku tak bisa bohongi hati kecilku bahwa aku nyaman berada di dekatnya" kata-kata bijak Febby terdengar lebay di telinga ku.
"Gue setuju sama Lo Feb, aku merasa jatuh terlalu dalam. Doni, i love you muach.." ditambah dengan ucapan Rina, rasanya aku ingin muntah. Lebay sekali mereka.
Rina dan Febby menatap kearahku, dia tak pernah mendengar aku curhat tentang masalah cowok.
"Lo nggak ada kelainan kan? Gue bingung deh. gue nggak pernah sekalipun dengar dari mulut Lo curhat tentang cowok" Rina jenuh karena aku tak pernah cerita masalah percintaan ku. Memang aku belum mengerti masalah cinta.
"Sembarangan Lo, gue normal kali,, gue belum menemukan yang tepat buat gue aja" elak ku.
"Lo jangan terlalu milih-milih lah. Kalau yang Lo cari cowok yang benar-benar sempurna, sampai hari kiamat pun juga Lo nggak bakalan ketemu cowok yang kayak gitu." Rina berkomentar.
"Betul Lan. Lo harus buka hati Lo buat cowok beri dia kesempatan untuk membuat hati Lo luluh." Febby ikut menasehatiku.
"Iya akan aku coba" jawab ku kemudian.
Aku bosan mendengar ceramah kedua temanku ini.Bel masuk berbunyi nyaring, membuat semua siswa menghentikan semua aktivitasnya.
Pelajaran dimulai.Aku melirik kesamping ku. Roy terlihat sibuk menulis.
"Ngapain Lo lirik-lirik gue. Lo mau nyontek gue ya" Roy menutup bukunya dengan tangannya seolah tak ingin dicontek oleh siapa pun.
Tuh kan salah paham lagi. Dia kegeeran banget. Aku sama sekali nggak ada niat menyontek. Lagian kalau aku contek dia, belum tentu juga jawaban nya betul.
Aku melirik sekilas kearahnya karena teringat ceramah Rina dan Febby tadi."Ge-er banget lo" gue berkata sinis kembali berpura-pura sibuk menulis.
Bel istirahat berbunyi..
KAMU SEDANG MEMBACA
You Are Special
Teen Fiction"You are special" aku bergumam pelan sambil terus menatap senyum nya yang manis. Tanpa sadar aku ikut tersenyum. Seketika senyumannya sirna begitu saja setelah mendengar gumaman ku. Berganti dengan senyum mengejek. Saat itulah aku sadar, omongan ku...