Dari pojok Mading di tempat yang agak sepi terlihat sepasang kekasih. aku tidak dapat melihat dengan jelas siapa pasangan itu karena jarak ku dan jarak mereka cukup jauh. Dari kejauhan samar-samar aku melihat pasangan itu sedang berpegangan tangan erat, sesekali terdengar canda tawa diantara mereka. Mereka terlihat sangat dekat dan sangat romantis. Karena rasa penasaran ku yang sangat dalam, aku memutuskan menghampiri pasangan itu dan memastikan siapa mereka.
Kakiku mulai melangkah lebih dekat dari mereka, semakin dekat. Terlihat seorang cowok dan cewek yang sedang membelakangi ku. Dari punggungnya aku dapat mengenali siapa cewek itu. Akupun menghampirinya. Aku menepuk pundaknya, kemudian dia menoleh. Ternyata benar dugaan ku, cewek itu adalah Rina. Dan aku melirik pada cowok disampingnya dia juga terlihat tidak asing. Cowok itu adalah Doni.
Sekarang dapat aku tebak, dari perlakuan Doni yang semakin lengket dengan Rina dan raut wajah mereka yang terlihat bahagia, dapat aku tebak mereka baru saja jadian."Kalian udah jadian?" Aku bertanya dengan ekspresi kaget.
"Iya" jawab mereka kompak. Pegangan tangan diantara mereka belum lepas juga malah semakin erat. aku merasa ini terlalu lebay, mungkin bagi mereka ini hal yang wajar dilakukan sepasang kekasih yang baru saja jadian.
"Sudah kuduga" aku bergumam pelan, namun masih dapat didengar oleh mereka.
"Syirik aja Lo, makanya jadi cewek jangan cuek-cuek amat. Yang ada cowok pada nyerah deketin Lo kalau Lo terus-terusan kayak gini selama nya Lo nggak akan dapat pasangan hidup. Percaya deh sama gue. Iri kan Lo, sekarang gue udah dapet pasangan" Rina berucap dengan bangga. Dia merangkul erat lengan Doni. tampak jelas sekali dia ingin pamer kepadaku.
"Gue nggak iri sama sekali. Malah gue seneng Lo ada pendamping, dan gue juga berharap si Doni dapat melindungi Lo" ucapku. Benar sekali. Aku tak sedikitpun iri dengan nya.
"Lo tenang aja Lan, gue pasti lindungi dia. Gue sayang banget sama dia. nggak mungkin gue nyakitin dia" ucapan Doni terdengar serius.
"Gue pegang ucapan Lo. Gue berharap kalian dapat berpacaran dengan sehat, Dan hati-hati jangan kelamaan berduaan di tempat sepi nanti yang ketiga setan" Ucap ku
"Kita juga tahu batasannya kali" ucap Rina
"Kita pergi dulu, mau nikmati waktu berdua" ucap Doni yang dari tadi sudah gelisah karena aku mengganggu waktu mereka, dia ingin segera pergi berduaan dengan Rina.
"Bye Lan, jangan kangen ya. Buruan Lo nyusul kita dengan pasangan Lo" ucap Rina sedikit berteriak karena dia sudah melangkah menjauh sambil cengengesan.
"Sebenarnya aku takut membuka hati, luka lama ku belum pulih akibat pengkhianatan sahabat ku waktu itu." Aku bermonolog sendiri seperti orang gila
"Demi kemajuan ku, aku akan berusaha, semangat Lani" aku menyemangati diri ku sendiri.
*Di kelas*
Kali ini jamkos (jam kosong), tentu waktu ini yang paling dinantikan oleh teman-teman di kelasku. Waktu ini dipakai oleh teman-temanku untuk bersenang-senang ada yang main game, ada tidur, ada yang baca buku, ada yang nonton Drakor, ada yang sibuk pacaran, ada yang jahilin temannya, ada yang ngegosip, ada yang asyik curi-curi pandang. Bermacam-macam karakter ada dikelasku ini semuanya lengkap. Sedangkan Aku, Rina dan Febby sedang berbincang hangat."Eh Feb Lo tau gak" Rina berucap memecah keheningan
"Mana gue tahu" ucap Febby langsung memotong perkataan Rina
"Gue belum selesai ngomong malah lo potong" ucap Rina kesal
"Nih ya gue kasih tau, gue sama Doni udah jadian, aaaa gue seneng banget akhirnya gue mengakhiri ke-jombloan gue" sambungnya, seketika kekesalannya hilang begitu saja ketika membayangkan wajah Doni kekasihnya itu yang menurutnya luar biasa ganteng.
Aku akui dia memang ganteng, dengan tahi lalat di bawah bibir kirinya dan kulit sawo matangnya terlihat sangat pas di wajah nya yang tengil.
3serangkai memang memiliki ciri khas dan karakter masing-masing.
KAMU SEDANG MEMBACA
You Are Special
Teen Fiction"You are special" aku bergumam pelan sambil terus menatap senyum nya yang manis. Tanpa sadar aku ikut tersenyum. Seketika senyumannya sirna begitu saja setelah mendengar gumaman ku. Berganti dengan senyum mengejek. Saat itulah aku sadar, omongan ku...