"Selamat pagi anak-anak!" Ucap ibu guru
Teman-teman sekelasku pontang-panting untuk segera duduk di bangkunya masing-masing, ada juga yang masih rebutan bangku.
Bagaimana tidak, ibu guru yang masuk ke kelas kami ternyata guru killer yang terkenal disiplin dan tegas, membuat semua murid takut dan patuh kepadanya. Terlebih lagi ibu ini ingatannya kuat, mudah hafal nama-nama muridnya terutama murid yang nakal, sehingga nama dan karakter setiap murid selalu tersimpan di ingatannya, membuat murid-murid tak mau berurusan dengan nya. Penglihatannya tajam, terutama pas ulangan. Matanya berkeliaran kemana-mana menangkap setiap murid yang menyontek, membuat semua murid menyumpahinya."Pagi buk" Jawab anak murid serentak dan kompak
Semua murid di kelasku takut-takut jika ibu ini yang menjadi wali kelas kami.
Bu Yanti melirik temanku yang masih sibuk rebutan bangku dibelakang, keningnya berkerut.
"Eh, kalian yang di belakang. masih saja sibuk rebutan bangku. ini ada bangku kosong di depan malah pilih rebutan bangku di belakang," Bu Yanti yang matanya tajam langsung menangkap dua orang siswa yang sedang rebutan bangku di belakang.
Memang itulah kelebihan anak IPS, disaat semua siswa berebut bangku paling depan, anak IPS malah berebut bangku paling belakang. Mereka memilih bangku paling belakang supaya bisa tidur, main game dan ngobrol sepuasnya. Entah di sebut kelebihan atau kepandaian, ya.. itu lah anak IPS yang image nya sudah terlalu buruk di mata para guru.
Semua murid hanya diam tak berani menjawab perkataan Bu Yanti.
"Saya akan mengacak ulang tempat duduk kalian dan saya akan mengaturnya, jadi tidak ada rebutan lagi dan terima saja apa yang ibu berikan. Semua murid akan saya dudukan berpasangan antara laki-laki dan perempuan agar tidak banyak ngobrol" Bu Yanti langsung mengambil keputusan.
Semua murid hanya melongo tak percaya, tidak ada kelas disekolah ini yang duduknya berpasangan selain kelas ku, kelas 11 IPS.B ini. Semua murid hanya bisa pasrah tak berani melakukan pembelaan.
Bu Yanti kemudian mengacak tempat duduk kami sesuka hatinya. Dan dapat lah semua pasangannya.
Aku hanya bisa pasrah saat Bu Yanti memasang kan ku dengan Roy di tempat duduk paling depan."Nah kalau begini kan bagus, jadi nggak banyak ribut" setelah Bu Yanti selesai mengacak tempat duduk kami. "Saya adalah wali kelas kalian jadi saya berhak mengatur tempat duduk kalian" ucap Bu Yanti kemudian.
Semua murid melongo tak percaya, harapan nya agar Bu Yanti tidak menjadi wali kelas ini telah usai, baru saja ibu itu mengucapkan fakta yang mengerikan bahwa dia adalah wali kelas ini. Memang terkadang yang kita harapkan tak selalu menjadi kenyataan.
Murid yang nakal hanya bisa pasrah dan mengucapkan sumpah serapahnya dalam hati."Apa kalian sudah mengenali nama saya?" tanya Bu Yanti
"Sudah.." Jawab anak murid dengan malas
Bagaimana mungkin kami tidak kenal dengan guru killer yang satu ini. Itu hanya lah pertanyaan bodoh yang tak perlu di jawab.
Seorang Bu Yanti yang notabene nya adalah guru sosiologi tidak di kenali anak IPS? Itu mustahil bagi anak IPS."Bagus jika kalian sudah kenal dengan ibu. baiklah sebelum memulai pelajaran ibu ambil absen dulu ya, mohon didengarkan" Bu Yanti berucap.
Bu Yanti kemudian memanggil nama murid satu persatu dan menyuruhnya untuk perkenalan diri. Perkenalan pun selesai dan setelah itu buk Yanti mendiskusikan dengan kami siapa yang akan diangkat menjadi perangkat kelas.
"Ibu akan memilih siapa saja yang akan menjadi perangkat kelas, pemilihan kali ini berbeda. ibu akan tunjuk secara langsung orangnya dan siapa pun yang ibu tunjuk harus terima dan tak boleh ada yang protes, mengerti?" Ucap Bu Yanti
KAMU SEDANG MEMBACA
You Are Special
Novela Juvenil"You are special" aku bergumam pelan sambil terus menatap senyum nya yang manis. Tanpa sadar aku ikut tersenyum. Seketika senyumannya sirna begitu saja setelah mendengar gumaman ku. Berganti dengan senyum mengejek. Saat itulah aku sadar, omongan ku...