Bab 1

25 3 2
                                    

"Ambillah aku menjadi anakmu". Perkataan pemuda itu dengan sekelebat mendiamkan balairung. Keluarga imperium iblis sedang melakukan pesta dalam rangka mengisi kemenangan perang yg dipimpin oleh King Ludwig V. The 27th. Yang merupakan raja yg dikenal sangat dingin dan kejam, namun tampan.

"Dan siapakah engkau anak muda?" Tanya Queen Alexandra kepada pemuda yang masih membungkukkan badannya. "Nama saya Zero A. The 13th, Yang mulia" jawab pemuda itu. "Yasudah" jawab sang ratu. Seluruh ruanganpun menjadi riuh. "Mengapa semudah itu?". "Tidakkah dia mencurigainya?". Sang ratupun berbicara dengan lantangnya "Woi! Diem dikit napa?! Bacot amat kalian! Yang ngangkat gue, ya suka-suka guelah!". "Uh, haha.. Queen, perannya jangan lupa..ehe..". " Eh, iya, maap-maap".

"Tidak bisa seperti itu, Queen". Wanita itu menyelang kecanggungan yang ada. "Bacot. Lu ga denger tadi gua ngomong apa? Yg ngangkat, gue. Ya.. suka-suka guelah". "Um..Queen..peran.. Lagipula dia kakak anda, Jenis" Butler berkepala putih dan berjenggot itu mengingatkan lagi. "Oh, ya, ya, maap. Kenapa tidak bisa, kakanda?" Sang ratu tersenyum kepada sang kakak.

Jenis membisu seribu bahasa. Ia sudah bersama adiknya itu selama lebih dari tiga ribu tahun, dan Ia tahu betul bahwa adiknya akan tersenyum apabila dia marah atau tidak ingin diganggu. "King..katakanlah sesuatu..". Kingpun menjawab, "sesuatu". Jenis sudah kehabisan kata-kata (authornya juga:v). Begitu juga dengan para iblis-iblis lainnya yang berada di ruangan itu.

"Kalau gitu, angkat juga aku menjadi putrimu". " Eehh?!?!" Auditorium sekali lagi di buat riuh. Queen Alexa mendehem, mendiamkan aula. "Apakah maksud dari perkataanmu itu, kakanda?" tanya Queen. Jenis menyilangkan kedua tangannya bersikap tidak peduli dan berkata, "ya, maksudku adalah maksudku. Mau dijelaskan seperti apa?".

Queen sekali lagi tersenyum kepada Jenis. Dan tentunya, sekali lagi Jenis juga tidak dapat berkata apa-apa. Merekapun menatap mata kedua belah pihak tanpa mau mengalah. "Um.. Saya.. masih disini loh. Berdiri.. dan.. terlupakan". "Yaampun, maaf ya, Zero. Kasian amat sih kamu, terlupakan" sahut sang ratu. "Tahu lu ngancurin adegan gua nih" balas Jenis.

"Masa bodo ama adegan elu."
"Idih"

"Haah.. Baiklah.. Akan ku kabulkan permintaanmu" ucap sang ratu. "Eeh?!?!" Riuh lagi. "Tau lu. Emgnya lu jin apa? Ngabulin permintaan gue" kata Jenis.

"Lu diem aja dulu ye? Duduk manis sono, klo perlu di dpn gerbang bareng El, hellhound kesayangan kita"
"Ok, baiklah"

"Mm..permisi Yang mulia.. Jenis adalah saudara perempuan anda. Anda tidak bisa mengangkat dia, maafkan jika saya lancang, sebagai anak anda" kata butler yang sudah tua itu dengan sopannya. "Hmm..siapa yang menetapkan peraturan seperti itu?" Tanya sang ratu.

"Soal itu.. Maaf, saya tidak tahu"
" 'saya lupa'? Lo pikir ini sidang pilpres apa?! 'Saya tidak tahu, saya lupa' gitu? Hah?!"
"Tidak..saya hanya.."
"Hanya apa? Ah, tau a. Capek gue"

Dengan sihir api dari jari telunjuknya, Queen membakar butler itu. Butler itupun hangus seketika.

Sang Ratu mendesah. "Yaah, kebawa emosi deh. Jadinya gini". "Baperan sih luu" ucap Jenis masih menyilangkan tangannya. "Haah..moodku hilang. Pa, selesaiin aja udah pestanya. Capek akutu. Lagian ngapain sii, gelar pesta? Toh, selalu menangkan?" ujar queen kepada king. King mengiyakan dan meninggalkan aula. Diikuti oleh queen, "dan, Jen, tolong cariin butler baru lagi". "Dih, kok guaa?" Tanya Jenis. "Ya, kan gua ilang kendali gara² lu juga. Jadi, mohon bantuannya~" ucap ratu bejalan meninggalkan aula seraya melambai-lambaikan tangannya.

Queen melihat ke luar jendela dan berkata, "Hari ini cuacanya indah, mungkin aku akan berjalan-jalan di kota. Seperti dulu" sang Ratu tersenyum. Menyelinap seperti pencuri, dia keluar istana dan sampai di kota tanpa ada seorangpun yang mengetahuinya. Dia berjalan-jalan sambil melihat-lihat buah yang ada.

"Pengumuman!! Seseorang telah menambahkan pemberitahuan di Notice board!". Pemberitahuan dari anak laki-laki itu membuat queen sedikit tertarik, dan iapun segera berlari ke arah anak itu. BRUKK!! "Maaf, saya sedang terburu-buru. Apa anda tidak apa-apa?" Tanya ratu sopan. Lelaki yang beliau tabrak tidak mengucapkan sepatah katapun, dan pergi begitu saja. Lelaki itu memakai penutup wajah. Namun, Queen dapat melihat matanya. Kedua warnanya berbeda. Mata sebelah kiri berwarna hijau, sedangkan satunya berwarna kuning. "Aneh" ucap ratu.

BERSAMBUNG..

Awowkwk~
Yha ges, makasih dah baca sampe abis bab ini.
Tetep stay baca dan jangan lupa kasih vote dan komen, supaya w tau menurut kalian ceritanya tuh gmna:D
Bye ges~

The Absurdness Of The Demon FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang