Part 26 ♡

214 42 25
                                    


Kepercayaan adalah sebuah pondasi dalam suatu hubungan.
Semakin kuat pondasi itu,
maka hubungan kita akan lebih terjaga dari hal buruk.

Apapun yang terjadi, tetaplah bersamaku..

Kiky
.
.
.
.

"Setidaknya kamu jangan kasih harapan kedia Rey.."

"Aku ngaku salah.." sesal Rey menundukkan kepala.

Lita hanya membuang nafas pelan, mencoba sabar dan menghibur tunangannya.

"Yaudah semua terlanjur kejadian. Semoga temen kamu bisa nrima penjelasan dari Icha ya.??"

"Iya.. Aamiinn." Jawab Rey.

......

**

Pulang dari sekolah, Ririz bergegas kekamarnya bertepatan Kiky yang keluar kamar.

"Mas Iky mau kemana.?? Rapi banget." Tanya Ririz.

"Ke tempat kerja. Sekalian mampir ke calon istri." Jawabnya enteng.

"Ehmm.. udah rajin aja main kesananya. Takut ilang ya.??" Goda Ririz.

"Lah itu tau.. Mandi sana, mas Iky mau cepet sampe juga diajakin ngobrol."

"Ya udah si, tinggal berangkat aja repot."

Akhirnya, Iky langsung tancap gas motornya menuju tempat kerja Icha lebih dulu sebelum ke RM milik ayahnya.

**

Me Time

Aku benar2 merasa akan ada hal besar yang terjadi saat ini. Untuk kedua kalinya jantungku berdegup kencang, karena temanku bilang ada yang ingin menemuiku. Akupun mohon ijin pada pak Bos yang berhati baik untuk menemuinya.

Langkahku terasa berat saat berjalan menuju sebuah meja, dimana meja itu adalah tempat yang Iky duduki waktu itu. Sebelum aku benar2 sampai, langkahku terhenti dan mengamati siapa orang yang tengah menungguku.

Sepertinya ia menyadari kedatanganku, karena ia menoleh dan tersenyum padaku serta melambaikan tangan. Sontak saja mataku membulat sempurna saat aku tau siapa dia. Aku berbalik dan ingin rasanya pergi keluar dari tempat ini, namun rasanya tidak mungkin.

"Cha.. plis jangan pergi." Cegahnya, yang entah bagaimana bisa secepat itu ia mencekal tanganku.

Tangan itu, milik dari seseorang yang pernah menjadi kesalahan terbesarku. Orang yang pernah membuat jarak antara aku dan dia, Iky tunanganku.

Aku hanya bisa menatap wajahnya dengan tatapan yang sulit kujelaskan. Antara benci, kecewa, senang, atau apalah itu aku tidak tau. Akupun hanya menurut saat ia mengajakku duduk dikursi yang berhadapan dengannya.

"Cha... loe masih marah sama gue.?" Tanyanya.

"Mungkin." Datarku.

"Guee bener2 minta maaf ya Cha.?? Gue.. gak tau harus nebus dengan cara apa biar loe maafin gue.." penyesalan itu tergambar jelas dari nada bicara serta sorot matanya.

"Gak ada yang perlu ditebus Her. Aku ngerti niat kamu buat ngasih pelajaran ke Bad Girls waktu itu. Lagipula itu sudah 5 tahun yang lalu.." jelasku.

"Yang buat aku sulit memaafkan hal itu adalah, aku harus kehilangan Iky.. aku nyaris kehilangan dia.."

"Koq loe nangis Cha.?"

Benar, sebelum Heri bertanya aku menjerit dalam hati dan air mataku meluruh. Segera kuhapus air mata itu.

About You (Kiky ❤) 《END》Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang