12

8 2 0
                                    

Cleo tersenyum tipis mendengar curhatan Aeri yang sangat sakit hati juga kesal karena Dean. Cewek itu langsung berkunjung ke rumahnya sepulang nonton karena benar-benar ingin curhat.

"Lo pasti sakit hati juga, 'kan kalo di posisi gue. Dia gak bisa nemenin gue karena ternyata mau nemenin cewek lain," ucap Aeri berapi-api. Matanya tampak sembab karena menangis kala berceria kepada Cleo.

Cleo terkekeh pelan. Ia memberikan beberapa lembar tissue kepada Aeri. "Lo suka atau mungkin cinta sama Dean, Er?"

Gerakan tangan Aeri yang sedang menghapus air matanya dengan tissue terhenti. Ia menatap Cleo dengan tidak percaya. "What? He's ma bestie, Cleo. Are you out of your mind?"

Cleo mengedikkan bahunya. Ia memeluk erat boneka beruang miliknya yang memang selalu berada di atas kasurnya. "Pertanyaan lo tadi. Well, kalo gue di posisi lo sebagai sahabat tanpa ada perasaan lebih, gue gak akan sakit hati. Well, karena dia punya kehidupan asmara yang gak bakal bisa gue ikut campurin kan, terserah dia mau jalan sama cewek manapun yang penting gue berharap dan mendoakan yang terbaik buat dia. Gue gak akan merasa sakit hati sedikit pun, gue bahagia saat sahabat gue bahagia. Mungkin akan merasa kehilangan pada awal dia sibuk sama ceweknya, tapi ya jalani aja karena pastinya nanti gue juga bakal sibuk sama cowok gue, kan?"

Aeri terdiam mendengar ucapan Cleo. Ia menatap Cleo dengan perasaan waswas akan ucapan yang akan keluar selanjutnya dari mulut teman dekatnya itu.

Cleo memandang iba Aeri yang tampak tegang dan panik. "Beda lagi kalo gue punya perasaan lebih ke sahabat gue. I would be totally heartbroken as you are now."

Aeri menggeleng pelan. "Impossible. I'm not." Ia berucap dengan lirih.

"Lo nangis-nangis kayak gini, seolah-olah dia selingkuh dari lo, Er. Lo bertingkah layaknya seorang pacar. Are you sure you're not in love with him? Do you love him?" tanya Cleo semakin menekan Aeri. Kecap dirinya tega, namun ia tidak ingin Aeri terus menerus tidak sadar akan perasaannya sendiri dan berakhir menyedihkan jika menyadari perasaannya ketika Dean sudah bahagia dengan yang lain. Menurutnya Aeri harus sadar terlebih dahulu karena hanya cewek itu yang tahu dengan pasti seberapa dalam perasaannya, untuk diperjuangkan atau untuk dihempaskan hancur tak bersisa.

Aeri menggelengkan kepalanya. Wajahnya terlihat pucat. "Bullshit," makinya pelan. Meski begitu, ia meraba-raba perasaannya, hatinya. Logikanya pun meneriakan kesadaran akan perasaannya kepada Dean. Jika yang ia lihat tadi bersama cewek lain adalah Gery atau Gio, Aeri yakin ia tidak akan menangis seperti ini, justru sebaliknya. Ia akan menggoda Gery atau Gio habis-habisan dan berkenalan dengan cewek yang sedang mereka dekati, menggosipkan aib mereka kepada cewek itu untuk membuat mereka jengkel.

"I'm sorry, Er. But I think, you are in denial phase now." Cleo mengusap pelan pundak Aeri, berharap dapat menenangkan cewek yang sedang kacau perasaannya itu. "Do you wanna sleep over? I can make your favorite hot chocolate with marshmallow."

Aeri menggeleng lemah akan tawaran Cleo. "No, thanks Cleo." Ia tersenyum kecil lantas merapikan rambutnya yang berantakan. "Gue mau minta jemput Gery aja."

Cleo mengangguk, ia melemparkan senyum simpati pada Aeri. "Okay. But, listen to me. Jangan sampe lo nyesel kayak gue, Er."

Aeri menatap wajah Cleo dengan mata membulat sempurna. Ia tahu sekarang, alasan Cleo sulit meminta maaf pada Rifki. Bukan semata-mata gengsi, namun ada perasaan lain yang menahan langkahnya.

Cleo tersenyum kecut. "It hurts like hell, Er. Liat dia senyum dan natap cewek lain seolah cewek itu dunianya."

***

Aeri mengeratkan pelukannya ke Gery kala cowok itu menaikkan kecepatan motornya membelah jalanan. Cowok itu tidak mengeluarkan satu patah kata pun, seolah mengerti kondisi Aeri yang terlampau kacau dan tidak ingin semakin memperburuk kondisi sahabatnya itu.

"I don't know why, but it hurts."

Ucapan lirih Aeri di punggungnya terdengar sangat jelas di telinga Gery meski di bisingnya suara angin juga suara kendaraan lainnya. Ia mengetatkan rahangnya. Genggaman tangannya di stang motor mengerat hingga buku-buku tangannya memutih, lantas semakin menaikan kecepatan motornya dan meliuk-liuk di antara banyaknya kendaraan yang lain. Merasakan pelukan Aeri yang semakin erat, seolah hidup sahabatnya itu bergantung padanya.

"You don't know, Er. It's hurting me see how heartbroken you are," bisik Gery terbawa angin dan bisingnya suara kendaraan lain.

Motor Gery berhenti tepat di depan pagar rumah Aeri. Cewek itu turun dari motornya dengan perlahan, meski ia tampak kacau namun berbeda dengan sebelumnya, ia tidak terlihat gemetar sesudah diajak kebut-kebutan di jalan. Membuat Gery semakin khawatir, karena Aeri tampak hampa hingga tidak menyadari hal di sekitarnya.

"You okay?"

Aeri tertawa pelan, tawa yang terdengar kosong di telinga Gery. "Of course, I am." Ia menyerahkan helm yang tadi ia pakai kepada Gery, lantas melemparkan senyum yang tidak sampai menyentuh mata kepada Gery. "Udah lama ya, kita gak pergi berdua?"

"Ya, lo pengennya sama si Dean mulu," sahut Gery reflek yang lantas cowok itu sesali kala senyum Aeri luntur dengan perlahan dari wajah pucat cewek itu. Rasa bersalah semakin mencengkramnya saat Aeri kembali memasang senyum palsu.

Aeri menelan ludahnya susah payah. Ucapan Gery seolah fakta lain yang menjadi bukti kuat akan perasaannya. "Sorry, Ger. Kita harus sering hangout kalo gitu," ucapnya berusaha mengalihkan topik, jangan sampai berputar membahas satu nama milik orang yang membuat perasaannya kacau.

"Sure." Gery turun dari motor dan mengantarkan Aeri masuk ke rumah. "Sorry gak bisa mampir, salam ke bonyok lo."

Aeri mengangguk mengiyakan.

Gery menghela napas melihat betapa kacaunya Aeri. Cowok itu menarik Aeri ke pelukannya. "Gue tau lo bisa ngambil keputusan terbaik untuk hal ini. Perjuangkan atau lepaskan."

Aeri mengangguk dalam pelukan Gery, suaranya tertahan di tenggorokannya yang sakit menahan tangis. Pelukan sahabatnya memang yang Aeri amat butuhkan sekarang.

TBC

26-07-2019

SPILL THE TEATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang