34

524 25 9
                                    

Kini Ghina juga Kai dan Sehun sudah berada di kelas 11, yang berarti Xiumin, Suho dan Lay sudah tamat dari sekolah nya dan lanjut ke jenjang perkuliahan.

Saat ini Ghina sedang berjalan di koridor sekolah ingin menuju kelas nya, ia baru saja kembali dari perpustakaan sekolah untuk mengembalikan buku yang dia pinjam sebelum nya.

Namun entah kenapa, kaki Ghina berjalan bukan menuju kelas, melainkan menuju taman yang berada dibelakang sekolah.

Ghina sedang malas sekarang, jadi biarlah sesekali ia membolos toh dia juga gak tahu dikelas nya udah ada guru atau belum. Semoga aja belum, hehe biar gak ketahuan banget lah dia mau bolosnya.

Waktu dia udah sampai di dekat taman itu, dia lihat ada dua orang yang berdiri hadap hadapan, kayaknya lagi bicara serius. Dan setelah nya Ghina baru sadar kalau ternyata itu adalah Mark dan Herin, kakak kelasnya yang seangkatan dengan Mark.

Bukan nya pergi dari sana, Ghina malah melangkah kan kakinya agar lebih dekat dengan dua orang yang lagi hadap hadapan itu.

Sampai dia bisa dengar suara dari dua orang itu, tapi dua orang itu masih belum menyadari ada Ghina disana.

"Tapi Mark," pengucapan Herin terdengar ragu.

"Yang gue suka itu lo Herin,"

Herin menggelengkan kepalanya, "Tapi yang gue tahu lo lagi ngedekatin adik kelas,"

Mark menyerngitkan dahinya, "Ghina maksud lo?"

"Orang orang pada ngira lo sama Ghina punya hubungan," Mark tertawa pelan, lalu meraih tangan Herin yang untungnya tidak di tolak oleh sang empu.

"Gue suka nya sama lo, bukan Ghina. Gue anggap Ghina itu adek gue sendiri, bukan nya gue udah cerita sama lo kalau Ghina itu mirip banget sama Adek gue yang udah pergi," Mark berbicara panjang sambil matanya tak lepas dari wajah Herin, Herin diam saja mendengarkan.

Padahal Ghina sudah tahu kalau Mark menganggap nya hanya sebatas adik, tidak sepertinya yang menaruh terlalu banyak harapan. Tapi tetap saja, hati nya perih ketika mendengar perkataan Mark.

"Jadi, Herin gue suka sama lo, gue jatuh ke dalam pesona lo. Gue kira kita udah cukup dekat untuk lo tahu gimana perasaan gue sama lo, Herin kamu mau kan jadi pacar aku?" Awal nya Herin hanya diam, namun setelah beberapa saat dia tersenyum manis dan mengangguk pelan, membuat Mark memekik senang dan ingin memeluknya, tetapi tidak jadi.

Mark menggenggam kedua tangan Herin dan mengucapkan kata terima kasih berulang kali.

Ghina melihat semuanya, gimana senyuman malu malu nya Herin, gimana senang nya Mark karena cinta nya diterima. Gimana mereka sama sama salah tingkah akibat Mark yang hampir kelepasan ingin memeluk Herin.

Sakit tentu saja, tapi Ghina bisa apa. Dia hanya sebatas adik oleh Mark tidak lebih.

Ghina mundur beberapa langkah, namun punggung nya tanpa sengaja menabrak tiang dinding sekolah yang mengakibat bunyi yang tidak terlalu kuat namun bisa di dengar oleh Mark dan Herin.

Lantas mereka berdua menolehkan kepalanya ke arah suara, dan mereka menemukan Ghina yang sedang berdiri mematung, juga menatap kearah mereka.

Lalu setelah nya Ghina langsung berlari meninggalkan mereka yang masih terkejut karena ternyata tidak hanya ada mereka disana tetapi juga satu orang yang entah mendengar percakapan mereka atau tidak.

Tetapi melihat wajah Ghina, Herin yakin bahwa Ghina mendengar semua nya.

Herin menoleh untuk melihat Mark, "Kejar dia," Mark kaget tentu saja.

"Tapi Rin," badan nya sudah didorong oleh Herin menyuruh nya segera mengejar Ghina, "Cepat Mark,"

Ghina tidak menangis, sungguh. Dia tidak ingin mengeluarkan air matanya ketika dia masih di sekolah.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 16, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Brother (?) (EXO FF) 🔕Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang