32

1K 87 19
                                    

Keadaan rumah mereka sekarang sepi banget, gak kayak biasanya yang setiap menit pasti aja kedenger suara Baekhyun yang entah dia teriak teriak gak jelas atau nyanyi nyanyi sendiri, atau kadang juga suara Chen yang ngikutin Baekhyun nyanyi, sepi, hening, oh God ini kayak Ghina balik lagi ke masa dimana dia belum kenal dengan mereka sembilan oppa nya.

dulu setiap dia keluar kamar pasti yang terdengar cuma suara dari luar rumah, suara kendaraan contoh nya atau cuma keheningan yang dia dapat, dan Ghina tidak menyukai itu.

Apa sih, cuma karna mereka berantakin rumah doang kok jadi gini, ah elah, gak banget tahu gak.

"loh udah diberesin," Ghina melihat ruang tengah yang tadi nya kayak kapal pecah itu sekarang udah bersih lagi, gak ada satu pun sampah yang berserakan.

"kemana semua orang? sepi banget," Ghina celingak celinguk ke kanan sama kiri, kayaknya semua orang ada di kamar nya deh pikir Ghina.

Ghina berjalan menuju ruang tengah yang sudah bersih seperti sedia kala, entah kenapa kaki nya melangkah ke arah Tv, ia diam memandang sebuah bingkai foto kecil yang terletak di samping televisi nya itul. bingkai tersebut berisikan foto Ia, Eonni nya, Oppa nya, Mama nya, dan juga... Papa nya.

Ia semakin lama, semakin dalam tatapan nya, tatapan yang begitu berarti namun sulit untuk dijelaskan.

Di elus nya secara perlahan bingkai foto tersebut dengan lembut, tak ingin merusak foto yang sangat berharga itu.

Ghina berjalan menuju sofa yang berada di depan tv tersebut, mendudukkan badannya dengan sedikit hempasan. Aneh banget rumah sepi gini, biasanya juga selalu rame.

Disenderkan nya badannya ke sofa itu, lalu dengan ditutupnya matanya dengan perlahan. Lelah sekali tampaknya.

Tak lama, "Ghin," panggil seseorang.

Mau tak mau Ghina harus membuka matanya kembali, siapa yang panggil?

Oh ternyata Chen oppa pikirnya.

"hmm," Ghina bergumam membalas Chen yang sudah duduk di samping Ghina.

Ghina yang masih dengan posisinya, tidak berniat untuk mengangkat kepalanya, melirik sekilas ke arah Chen, lalu kembali menatap langit langit rumahnya.

"Maaf," ucap Chen dengan suara yang sengaja dipelankan namun masih bisa didengar oleh Ghina.

"hmm?" jawab ghina dengan bergumam 'lagi' sambil menolehkan kepalanya sedikit ke arah Chen.

"karna kami kamu jadi dimarahin mama tadi," chen menatap ghina dengan tatapan bersalah.

"oalah oppa, santai aja kali. Udah biasa aku mah dimarahin sama mama," ghina gak sepenuhnya bohong sih karna ya emang dia udah sering di marahin sama mama nya, tapi yang tadi itu kayaknya amarah mamanya yg lebih cukup besar dari pada biasanya, makanya dia agak gimana gitu.

"maaf ya," Chen mengelus lembut kepala Ghina, oh ternyata masih merasa bersalah dia.

"ihh oppa, gak apa juga aku bilang, jangan gini ah aku jadi ngerasa gak enah nih,"

"hahah iya iya,"

"tapi, aneh rasanya rumah sepi gini  biasanya kan setiap hari kayak dipasar, yg lain mana oppa?" tanya ghina melihat sekeliling nya.

"pada dikamarnya," jawab Chen.

"ah elah melow banget, gitu doang," wah nyebelin si Ghina.

"mau tahu sesuatu yang memalukan gak Ghin?" tanya Chen sambil mengikuti posisi duduk Ghina yang sedari tadi tak diubah oleh sang empu. 

My Brother (?) (EXO FF) 🔕Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang