Perkara gigi

2.3K 244 24
                                    

"AH SIAL!"


Kim Sihoon, pria berbobot mungil layaknya peri itu baru saja memulai harinya. Dan tiga jam setelah membuka mata, dia malah bernasib sial.

Berbekal mobil klasik warisan sang Kakek, tadinya Sihoon hanya ingin ke toko buku untuk membeli diary. Tapi malah berakhir dengan menabrak sepeda orang yang tiba-tiba berhenti di depannya.

Pria itu-si pemilik sepeda, turun dari sepedanya dan menoleh ke belakang.

Gawat. Ini gawat. Sihoon membatin.

Tapi toh akhirnya dia keluar dari mobil dan berusaha untuk berbicara baik-baik dengan si pemilik sepeda yang ternyata... lebih tinggi darinya dan lebih berbobot tentunya.

Oh, wajahnya tampan-bagi Sihoon.


"Kau menabrak sepedaku."


Astaga, Sihoon terkejut.

Bukan. Bukan karena ada yang terang-terangan menjudgenya, tapi... waw, suara pria yang berdiri di hadapannya ini... begitu deep.

Terlalu berat. Sedikit menakutkan.


"Ehh." Sihoon menelan ludahnya sejenak. Badannya bergerak gelisah. "Kau... duluan yang berhenti tiba-tiba, kan?"

"Ch~" Dengusan deep pun terdengar. Sihoon bersumpah si pria pemilik sepeda ini memiliki seringaian yang begitu memikat. "Makanya, kalau belum cukup umur, jangan coba-coba mengendarai mobil Ayahmu, adik kecil."


What?!


Tunggu dulu. Dia bilang apa? Adik kecil?

Sihoon tak habis pikir. Bisa-bisanya pria asing ini mengambil kesimpulan konyol berdasarkan postur tubuh?

Memang banyak yang mengakui kalau Sihoon itu mungil. Tapi kan... adik kecil? Oh, yang benar saja!


"Untung saja tidak lecet."

Sihoon merasa terabaikan kala pria bersuara bass itu malah menengok bagian belakang sepedanya dengan wajah khawatir. Mau tak mau si mungil Kim juga turut mengecek kondisi bumper depan mobil Ayahnya yang ternyata baik-baik saja. Masih mulus, tanpa lecet sedikit pun.

"Huuufftt~!" Sihoon mengelus dadanya lega. Dia tidak mampu membayangkan reaksi Ayahnya jika tahu kalau Sihoon mengambil kunci mobilnya tanpa ijin, lalu pulang-pulang membawa berita menyebalkan tentang kecelakaan kecil yang menyebabkan mobilnya lecet. Tidak, jangan sampai hal itu terjadi. Sihoon sangat menyayangi Ayahnya.

"Mobil Ayahmu juga tidak apa-apa kan?"

Wah, tahu benar kalau itu bukan mobil milik Sihoon. Apa begitu kentara?

"Kalau begitu kita impas."

Demi Tuhan, daritadi Sihoon baru mengeluarkan satu kalimat.

Tapi pria yang dianggap Sihoon bermodal dengkul itu berhasil membungkamnya, dan bahkan sekarang sudah melaju pergi tanpa sepatah kata pun.

Wuahh. Benar-benar.

Kim Sihoon sudah dibuat kesal pagi ini.

Tapi, untung saja tidak ada keributan, dan memang tidak ada yang dirugikan.

Sihoon cepat-cepat masuk ke dalam mobil dan memutuskan untuk segera pulang. Dia takut menjadi anak durhaka.


🌼

"Kim Sihoon, tahun ini umurmu sudah dua puluh."



Itu Ayah Kim. Yang memulai ceramahnya setelah Sihoon mengakui kesalahannya karena sudah mengendarai mobil tanpa seijinnya.

Here we go again | #GyulHoon [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang