Seseorang dari masa lalu yang datang kembali

394 71 9
                                    

Kim Sihoon's POV




 

Umurku dua puluh tahun.

 
Dan aku menderita amnesia anterogade.

 
Dimana semua ingatanku
pada hari ini akan hilang keesokkan harinya.

 
Hidupku kini sangat mengandalkan dirimu wahai buku diary.

 
Supaya aku bisa terus
menjalani hidup.

Tidak berputar di poros yang sama terus menerus.

Tidak merepotkan orang lain.

Dan tentunya menjadi semakin dewasa.

 
Kim Sihoon, kau tahu?

Sekarang kau bahkan sudah memiliki pacar!
 

Lee Hangyul namanya.

 

 
🌼

 
 

"Astaga!"

 
Ibu memekik terkejut begitu memasuki dapur. Aku dan Eunsang menoleh berbarengan. Tak mampu menahan rasa takut yang menyergap kala kekacauan kami tertangkap basah oleh si empunya dapur.

"Apa-apaan ini, Sihoon?" Ibu murka, tentu saja. Tapi wajahnya tidak bisa tidak lebih menakutkan daripada hantu manapun. "Eunsang?" Beliau beralih ke pria di sebelahku. "Jawab Ibu."

"Ibu..." Aku berusaha menyela. Memohon, lebih tepatnya. "Tadi kita..."

"Kim Sihoon."

Tamat sudah. Jika Ibu sudah memanggilku seperti itu, tandanya kesabaran Ibu sudah mencapai limitnya. Dan aku maupun Eunsang tidak dapat berkutik.

Kompor yang tadinya masih menyala pun akhirnya dimatikan. Sebuah kantongan besar juga segera disiapkan untuk tempat berkumpulnya sampah-sampah yang berserakan: kulit pisang, tomat gosong, kemasan bumbu penyedap, dan lain sebagainya. Lalu Eunsang yang bertugas menyapu tepung maupun mengepel bekas-bekas saos di sekitaran lantai dapur.

Ya, seperti itu lah pemandangan dapur Ibu untuk saat ini. Belum lagi asap dan bau tak terelakkan yang menguar di segala penjuru ruangan.

Padahal tadinya aku dan Eunsang hanya ingin membuat pancake dan sandwhich sebagai sarapan. Tapi lihatlah hasilnya.

Kuserahkan tugas mencuci piring kepada Eunsang sementara aku membawa dua kantong besar berisi sampah ke luar rumah.

Benar-benar lucu sih jika diingat-ingat kembali.

Kata Eunsang, 'kenapa harus buat dua menu sarapan?'

Pancake dan sandwhich.

'Beli di Sevel saja', lanjutnya.

Tapi kemudian aku teringat.

'Untuk Hangyul mungkin?'

'Astaga!' Eunsang menepuk jidatnya tanpa kutahu apa maksud dan tujuannya. 'Serius, Kim?'

Dan aku hanya mengangguk sambil tersipu malu.

Ah, benar-benar malu sampai-sampai...
















 
 

Eh, tunggu.




 

Sebuah mobil sedan hitam berhenti di depan klinik gigi Ayah.

Segera kuletakkan dua kantong sampah tadi di tempat pembuangan sembari menunggu si pemilik mobil keluar. Siapa tahu saja dia salah satu pasien Ayah. Mungkin nanti aku perlu mengambil buku daftar pasien ke dalam.

Hingga akhirnya si pemilik mobil keluar. Seorang pria berpostur tinggi, dengan surai hitam yang tersisir rapi. Mantel mocca-nya terlihat sepadan. Dan wajahnya...


tampan yang tak asing.








 
 
Pria itu mengecek ponselnya sambil sesekali memandangi klinik Ayah.

 
Ah, apa aku harus menghampirinya?

 
Tapi, kenapa kakiku tidak mau diajak berjalan?


Jarak kami tidak terlalu dekat sebenarnya. Tapi tidak juga jauh hingga akhirnya pria itu menyadari keberadaanku.

Ponsel yang tadi baru menempel di telinganya pun kembali diturunkan. Kedua mata kami bertemu.

Pandangannya menyiratkan sesuatu.

Sesuatu yang begitu jauh.

Dan menimbulkan luka yang tak nampak.


Pria itu berjalan mendekat, seiring berkurangnya pasokan oksigen di sekitarku.

 

Kenapa?

 
Ada apa?

 

Tubuhku benar-benar tidak bisa bergerak.

Hingga akhirnya pria itu berhenti. Menyisakan jarak yang cukup untukku agar tidak pingsan di tempat. Wajahku yang kaku pun sepertinya cukup untuk menunjukkan penolakan.




 

 
"Sihoon."







 


 
Suara itu.

 
Suara itu lagi.


 

 

Berusaha mengais-ngais oksigen yang tersisa, aku benar-benar dibuat sesak dengan kehadiran pria ini.




 
 
Seseorang dari masa lalu yang datang kembali.









 

"K-kau?"






T B C




Gaes ini klimaksnya.

Dan artinya sebentar lagi end :"(

 

Here we go again | #GyulHoon [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang