Dia ingat namaku-lhg

573 105 20
                                    

 
sesuai janjiku kemaren

kalau works ini nembus 1k votes, aku bakal dabel Up

soo...

here it is!^^

 








 
Jelang akhir semester, para mahasiswa mulai disibukkan dengan ujian akhir.

 
Hangyul sendiri sebenarnya sudah mengantisipasi. Tapi sejak insiden mimpi basah kemarin, dirinya bahkan berusaha mengesampingkan terlebih dahulu permasalahan Sihoon.

Hangyul tidak berani bertemu dengan si mungil Kim. Terlebih setelah memimpikan hal tidak senonoh yang melibatkan 'pacar'nya itu.

Entah lelucon mereka masih berlanjut atau tidak, Hangyul benar-benar mengesampingkan permasalahan itu untuk saat ini.

Sihoon pun belum ada menghubunginya lagi. Ya mungkin, ini memang benar-benar akhir dari segalanya. Hangyul harus siap untuk dilupakan, lagi.

Padahal, kencan pertama mereka terbilang sukses.

Hangyul menutup loker dengan helaan napas panjang dan lelah. Ujian akhir membuatnya penat. SIXC sibuk mempersiapkan ujian hingga meliburkan jadwal latihan mereka.

Ya, semua benar-benar sedang fokus dengan yang namanya ujian.

Hingga sebuah pesan masuk dari Eunsang menggoyahkan pendirian Hangyul.

Sederetan kalimat, tak lebih dari 10 kata mampu membuat Hangyul berlari menuju parkiran sepeda dan mengendarainya ke suatu tempat.

 
 
🌼
 

 
Hangyul tiba di Rumah Sakit. Kakinya kembali berlari menyusuri koridor-koridor. Berusaha mencari papan nama Kim Sihoon diantara kamar-kamar inap yang ada disana.

Baru sehari saja tak terdengar kabarnya, Sihoon malah berakhir di Rumah Sakit.

Hangyul tiba di depan kamar yang menurutnya tepat. Napasnya menderu sehabis mengayuh dan berlari dengan sepenuh tenaga. Nama Kim Sihoon tertera di kanan pintu masuk. Membuat Hangyul semakin yakin kalau ini bukanlah lelucon.

Tentu, semua hal yang menyangkut tentang Sihoon tidak layak disebut lelucon. Amnesia bukanlah perkara sederhana. Kompleks. Dan Hangyul tidak tahu harus bagaimana menyikapinya kelak.

Bagaimana jika Sihoon sembuh dari amnesianya? Sembuh atau tidak, belum ada jaminan pasti nama Hangyul tetap ada dalam ingatannya.

Si bongsor Lee mengusap kasar wajahnya sebelum mengetuk. Dan tak lama, pintu pun terbuka. Menampakkan wajah Eunsang yang cukup ceria begitu menyambut kehadirannya.

"Hai, Gyul! Cepat juga sampainya." Eunsang meledeknya secara tidak langsung.

Hangyul heran saja melihat Eunsang yang kelewat santai, padahal beberapa menit yang lalu dia mengabarkan tentang keadaan Sihoon melalui pesan singkat dengan kalimat yang sedikit dramatis.

"Masuklah!" Eunsang membuka pintu sedikit lebih lebar lagi sembari mempersilahkan Hangyul masuk.

Di dalam ruangan bersuhu rendah itu, cukup ramai. Ada seorang dokter beserta suster yang mendampingi, lalu orangtua Sihoon. Cha Junho bahkan juga ada disana.

Lantas si mungil Kim terlihat sedang duduk di atas ranjang menyimak perbincangan kedua orangtuanya bersama sang dokter. Tak nampak tanda-tanda bahwa sesuatu yang fatal telah terjadi. Wajah Sihoon tak sepucat wajah pasien kebanyakan. Hanya saja, tubuhnya memang berbalut setelan rumah sakit. Sungguh mungil.

Here we go again | #GyulHoon [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang