Diskotik

8.1K 102 8
                                    

Seluruh arah pandang jatuh kepada sesosok wanita yang kiranya berusia duapuluh tahun. Tinggi ideal, bentuk tubuh ideal, wajah bak Dewi Yunani membuat wanita itu menarik perhatian beberapa mata kaum adam.

Sembilan puluh sembilan persen, di antara mereka hanya memikirkan bagaimana cara membawa wanita itu ke ranjang dan menikmati setiap goyangan pinggulnya.

Suara dentuman musik keras khas tempat ini tidak sesuai dengan habitat wanita itu, pakaiannya terlalu tertutup. Ia pun juga terjebak di tempat ini, bukan karena kemauannya, tetapi teman satu kosan mengajaknya untuk ke party. Tentu saja Ayana tidak tahu menahu tentang diskotik, ini pengalaman pertamanya dan mungkin saja ... terakhir.

Ayana memilih duduk di sebuah kursi sendirian, melihat temannya berpakaian kurang bahan itu menari dengan lihai bersama lelaki-lelaki hidung belang. Ia lihat, di sekelilingnya terdapat beberapa tamu yang sedang bercumbu bahkan melakukan sex di sana. Tak bisakah mereka menyewa kamar agar tidak mempertontonkan dirinya?

Ayana sangat polos, gadis polos dengan wajah polos yang akan menampilkan tubuh polosnya di depan pria yang ada di sampingnya baru-baru ini. Itu menurut pemikiran sang pria, Ayana? Jelas tidak akan sudi melakukannya jika tak bersama suami sahnya kelak.

Ayana berbalik, hampir saja ia terjatuh jika pria di sampingnya tak memegangi pinggang ramping itu.

"Kau tidak apa-apa?" Suara bariton yang membuat Ayana seketika meleleh.

Dengan cepat gadis itu berdiri dan membenarkan posisinya.

"Maaf."

Pria itu tersenyum, "It's oke!"

Keduanya kembali diam, Ayana yang merasa haus sedari tadi mencoba memesan segelas air putih.

"Kenapa air putih? Kau tidak minum?" Pria itu hampir menyemburkan tawanya jika tidak ia tahan. Baru pertama kali ia menemukan seseorang di tempat seperti ini memesan air putih.

"Aku tidak suka baunya, dan aku bukan pemabuk."

Pria itu paham, tapi ia ingin mengerjai wanita di hadapannya itu.

"Mau coba? Rasanya nikmat."

"Apa rasanya seperti strawberry?" tanya Ayana polos.

"Yah, kau akan suka."

Dengan percaya, wanita itu mencoba meminumnya seteguk, dan reaksi Ayana sungguh membuat pria itu tertawa terbahak-bahak. Tak bisa lagi menahan tawa yang ia sembunyikan sedari tadi.

"Kau mengerjaiku? Jangan tertawa seperti itu. Minuman itu jelek, tenggerokanku panas."

"Memang seperti itulah rasanya."

Kepala Ayana tiba-tiba sakit, pandangannya memudar dan kesadarannya sedikit mulai berkurang. Tingkah Ayana di luar batas. Saat mencoba berdiri, ia malah terjatuh ke atas pria yang mengerjainya tadi.

"Hey, kau kenapa?" tanya pria itu sambil menepuk pipi Ayana yang berada di dadanya.

"Apa yang, ... astaga mati aku, ini obat minuman sudah ku beri obat perangsang, dan obat mabuk!"

Ayana bergerak gelisah di atas tubuh pria berumur tigapuluh tiga tahun yang masih terlihat muda. Menggoyang-goyangkan pinggulnya membuat pria yang ia tindih ikut terangsang.

"Akhhh."

Pria itu sudah tidak kuat, saat hendak membawa Ayana menuju ke room pribadi, seseorang menepuk pundaknya.

"Mau kemana bro?"

"Udah gak tahan nih, duluan yah."

"Wah, pinter juga nyari mangsa, bagi dong."

Ayana! 🔴SUDAH TAMAT🔴✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang