Saat ini wanita yang sejak semalam menangis di pakaikan pakaian terlewat sexy. Baju yang tanpa tali sehingga memperlihatkan belahan dadanya dan rok yang hampir memperlihatkan kemaluannya membuat gadis itu risih.
Ayana di paksa, wanita itu tak ingin menjadi jalang. Wajahnya yang telah di polesi make up tipis sudah membuatnya terlihat manis luntur akibat air mata yang tak henti-hentinya keluar.
"Hmm. Hey, saya sudah capek ya dandanin kamu dari tadi. Jangan nangis, make up mu luntur." Wanita yang mendandani Ayana sedari tadi mengoceh tiada henti.
Ayana mengelap air matanya dengan tisu dan tersenyum tipis. Ia memperhatikan pakaian yang dikenakan wanita itu, belahan dada yang sangat jelas, bahkan sepertinya hanya putingnya yang tertutupi oleh kain. Kulit putih tapi tak seputih kulit Ayana. Cantik, dia cantik, tapi sayang kenapa dia memilih menjadi jalang dibanding mendapatkan pekerjaan yang lebih baik.
"Mba, saya mau nanya boleh gak?"
Wanita itu tersenyum tipis. "Jangan panggil saya mba, saya bukan mbamu. Panggil saya Zera."
Ayana mengangguk.
"Kenapa kamu gak milih kerja di luar sana?" Zera menghela napas, menghentikan aksinya mendandani Ayana.
"Kamu beneran mau tau?" Ayana mengangguk polos.
"Dulu, aku juga sama sepertimu. Dipaksa masuk ke sini sama pacarku. Dia awalnya bilang mau senang-senang tapi ternyata aku di jual." Zera menangis. Nasibnya sama, hanya saja yang membawanya kembali ke sini adalah Fini.
Ketukan pintu terdengar, Ayana segera mengelap tetesan air matanya di bantu Zera. Dua bodyguard masuk dan tersenyum kepada Zera dan Ayana.
"Dia di panggil Mom."
Zera tersenyum, "Hati-hati Ayana!"
Ayana membalas hal itu dengan senyum tipis. Miris melihat hidupnya karena mulai waktu ini detik ini, ia akan menjadi jalang.
*
Ruangan yang luas, di mana ia melihat banyak sekali wanita yang duduk berbaris berpakaian minim sama sepertinya. Ayana mulai mengeluarkan air mata saat pengawal itu menyeretnya ke dalam ruangan.
Mom Ros berada di sana, di sebuah kursi layaknya singgasana. Duduk dengan kaki di beri bantal dan keduanya dipijit dua pelayan. Ayana jatuh tersungkur akibat dorongan.
Mom Ros tersenyum picik, memandangi tubuh Ayana yang molek. Kulit putih, mata bulat, wajah Ayana bak Dewi Fortuna membuat Mom Ros senang.
"Selamat datang pendatang baru! Saat ini kau akan menjadi BN baru di sini, dan mulai hari ini kau bisa menghasilkan uang. Bagaimana, senang?"
Bagaimana wanita itu bisa senang, justru sebaliknya. Ia sangat takut membayangkan benda kotor itu masuk ke dalamnya.
Ayana semakin menangis.
"He! Kau jangan menangis atau kedua bodyguard ku yang pertama kali akan mencobamu."
Ayana berhenti menangis, membayangkan kembali kedua bodyguard itu meraba dan menjamah tubuhnya. Ia menggigit bibir dalamnya, merapalkan doa agar Reza segera datang menyelamatkannya.
*
"Akhhh! Emhhh akhhh."
Decitan di kasur mulai terdengar, pompaan dari kemaluan besar nan panjang membuat wanita di bawahnya kewelahan.
Reza sebenarnya tak ingin melakukannya, ia sudah mencoba mengoyak-oyak kemaluan Fini menggunakan gagang sapu besar tetapi wanita itu hanya menikmati sebentar.
Demi Ayana, Reza sampai rela mengotori kemaluannya masuk ke dalam milik Fini.
"Oh shitt!" Reza semakin mempercepat pompaannya membuat Fini teriak prustasi karena sudah sejam lebih Reza belum juga mengeluarkan cairan kenikmatannya.
"Akhhh, akhhh, Rezzza stop!" pinta Fini memohon.
"Aku akan kasi tau di mana Ayana berada."
Fini kewalahan, baru kali ini ada lelaki yang membuatnya kewelahan.
"Ini yang kau inginkan jalang? Batangku mengoyakmu, huh? Maka nimatilah."
Reza memperlambat lajunya sebentar dan kemudian mempercepat kembali, seperti itu terus menerus sampai Fini mendorong Reza dan pria itu berbaring. Fini melakukan blow job.
Reza bangun dan berdiri, ia masih menikmati perlakuan Fini padanya. Pria itu kemudian menarik rambut milik Fini dan memompanya. Batang Reza masuk sampai ke kerongkongan milik Fini membuat wanita itu beberapa kali mual.
Dan tak berselang lama ia mempercepat ritmenya dan ....
"Akhhhh!" pekik Reza.
Sedangkan Fini di bawah sudah mual, hampir seluruhnya ia menelan cairan Reza.
Reza mendekatkan diri ke Fini.
"Di mana Ayana?"
*
Ayana duduk di sebuah sofa, matanya menatap sekeliling, wanita-wanita yang bersamanya tadi sudah berkeliaran di sana. Ada yang sudah mendapatkan pelanggan. Ada yang sudah berciuman bahkan ada yang sudah melakukan sex di ujung sana tanpa rasa malu di raba oleh dua pria.
Ayana memandang tubuhnya, mencoba menutupi payudaranya yang hampir mencuat keluar.
Ayana ke bar, memesan segelas air putih di sana.
"Makasih!"
Setelah meneguknya habis, gadis itu kembali ke sofa. Ia menatap sekelilingnya berputar. Pusing di kepalanya dan hampir saja ia pingsan tapi dia tahan.
Saat hampir terjatuh, ada yang menangkapnya. Ayana mencoba melihatnya tapi pengelihatannya mengabur.
"Mau ke kamar sayang?"
Ayana bingung hanya mengikut saja menuju kamar.
Ayana so cute. Akhhh! Mau kusuruh dia enak-enak cepet sama si Reza.
Pliss Reza. Enain Ayana haha.
Tatapannya loh si Reza buat Ayana takut.Hayoo! Eh tayo!
Yeee aku up lagi nih karena udah ada kesempatan hehe, ada yang nunggu gak? Ayo dong tunggu hehe.Masih suka sama Ayana?
Masih sayang sama Reza?
Makin benci sama Fini?
Haha itu terserah kalian.Oke silahkan di baca, jangan lupa komen, vote dan follow gengs. Babay!
KAMU SEDANG MEMBACA
Ayana! 🔴SUDAH TAMAT🔴✔
RomanceBEBERAPA PART AKAN DI PRIVATE DI TENGAH-TENGAH. UNTUK KELANJUTAN MEMBACA, ALANGKAH BAIKNYA MEMFOLLOW TERLEBIH DAHULU. TERIMA KASIH. Cinta satu malam dengan orang asing? Itu belum cukup. Di kantor tempat Ayana melamar kerja, ia akan menjadi budak naf...