Prolog

22.2K 2.6K 954
                                    

"Adek, itu tetehnya di ajak main dulu."

Haechan cemberut. "Tapi temen-temen Ecan udah sampe, Bun, mau main pees."

"PEES TERUSSSSS," Bunda yang lagi masak teriak gitu, bikin Haechan monyong-monyongin bibirnya buat ngeledek omongan Bunda.

Untung Bunda ga liat.




"Adek!"

"Iya teeeeeh,"

Haechan langsung lari ke depan pintu buat ngomong sama pasukannya.

"Gue ga main dulu ya, mau nemenin teh Mina." Katanya, setelah itu nutup pintu padahal temen-temennya masih berdiri di depan pintu. Kurang ajar emang.

Haechan langsung lari ke kamar tetehnya, dia geleng-geleng kepala liat Mina lagi numpahin coklat ke lantai.

"Teteh, coklat tuh buat di makan bukan di mainin." Haechan yang pake kolor doang langsung jongkok, terus jilatin coklat dari lantai. Jorok banget emang.

"Adek," panggil Mina lagi.

"Iya teteh." Jawab Haechan.

Abis manggil gitu Mina cuma diem, asik sama mainan uler tangganya.

Haechan menghela nafas, setelah itu dia ambil buku gambar serta pinsilnya. Dia emang gak jago gambar, tapi biasalah dikit-dikit.

Gak kayak temennya, cuma bisa gambar gunung sama matahari doang.

Setelah beberapa menit cuekin Haechan akhirnya Mina ngerasa bosen sendiri, Mina ngedeket ke Haechan yang lagi tengkurep sambil coret-coret buku gambarnya.

Mina ambil salah satu pinsil Haechan, setelah itu dia memberikan coretan pada buku itu.

"Teteh!" Haechan langsung narik bukunya.

Mina ketawa puas. Niat Haechan mau marah pun gak jadi, dia terlalu gak tega sama tetehnya.

"Teh, tau ga?"

Mina hanya diam, menyimak Haechan.

"Ini temenku, namanya Somi."

Anggukan kecil Mina berikan, Haechan senyum.

"Cantik, teh. Satu-satunya temen perempuan Ecan, mau dilindungi juga kayak Ecan jagain teteh." Haechan mulai bercerita.

Mina diam sebentar, sebelum akhirnya meneteskan air mata.

"Lupa..." Katanya pelan.

Haechan menggeleng cepat. "Ya enggak dong!!! Gak akan lupa sama teteh, masa iya Ecan lupain kesayangan yang ini." Katanya sambil memeluk Mina.

"Teteh mau kenal ga sama Somi?"

Walau sempat nangis, pada akhirnya Mina tetap menganggukkan kepalanya bukti bahwa dia bisa menerima perempuan bernama Somi itu.

Bunda yang baru selesai masak sedikit kaget liat Haechan yang lagi ngusap air mata Mina.

"Kok tetehnya nangis????" Tanya Liana, Bunda Haechan dan Mina.

Haechan geleng kepala duluan, takut dimarahin sama Bundanya.

"Teteh kenapa?" Liana kembali bertanya pada Mina,

Mina menggeleng kecil, kemudian menunjuk gambar dibuku Haechan.

Liana mengernyit mengambil gambar itu, kemudian menatap Haechan dalam.

"Siapa?" Tanyanya.

Haechan nyengir. "Temanku, Bun,"

"Namanya, Dek."

My Perfect Sister✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang