Selamat baca ✨
***
Setelah beberapa hari yang lalu datang ke pernikahan Daniel, akhir-akhir Mina menjadi lebih pendiam dari biasanya.
Dia gak banyak tanya, gak banyak bicara juga sama Haechan dan Bunda, dia juga cenderung diem dikamar dari pada main uler tangga sama Haechan.
Di satu sisi Haechan juga besok pagi mau berangkat tour perpisahan ke Bandung, tapi hatinya gak enak banget pergi ninggalin Mina yang lagi murung-murungnya kayak gini.
"Bun, apa aku gak usah ikut perpisahan ya? Kan cuma jalan-jalan biasa, gak ngaruh juga kalo aku gak ikut."
"Ikut, Dek. Masa putih abu-abu tuh gak bisa di ulang, kamu mesti ikut pokoknya."
"Kan yang penting nanti perpisahan resminya disekolah, Bun. Besok cuma jalan-jalan biasa kok, paling sama prom night."
Bunda menggeleng. "Nggak, pokoknya kamu harus ikut. Kan disini ada Bunda yang sama teteh, lagian kamu cuma pergi tiga hari."
"Atuh lah, Bun—"
"Haechan. Semua momen itu gak boleh kamu lewati karena gak akan terulang lagi dek. Ayo sekarang siapin barang-barang yang besok mau kamu bawa biar paginya gak repot lagi, sana masuk kamar."
Haechan menghela nafas berat, kemudian mengangguki ucapan Bundanya.
"Yaudah deh aku ikut,"
Akhirnya Haechan bergegas menuju kamarnya buat siap-siapin barang, tapi sebelum itu dia melipir dulu ke kamar Mina buat cek tetehnya udah tidur apa belum.
Tapi alih-alih tidur, Mina malah terlihat berdiri sambil memandang ke arah luar jendela. Sampai Haechan masuk pun Mina gak sadar.
"Teteh?"
Mina menoleh dan melihat Haechan sebentar, namun setelahnya dia malah langsung tiduran di kasur sambil nutupin dirinya pakai selimut.
"Teteh???"
"Adek, keluar sana."
"Teteh gapapa kan?" Haechan tetap bertanya.
Anggukan kecil Mina berikan, sebelum akhirnya memejamkan matanya seperti enggan diganggu Haechan.
"Besok aku pergi selama tiga hari, teteh jangan sedih terus ya apa lagi gak ada aku." Ujar Haechan sambil mengusap kepala Mina.
"Aku sayang banget sama teteh."
Haechan tuh beneran sayang banget sama Mina, level sayangnya dia ke Mina tuh bener-bener tinggi lebih dari apa pun. Saking sayangnya, Haechan malah kepikiran nanti kalau mereka udah tua gimana ya?
Kira-kira nanti mau istrinya mau gak nerima Mina?
Kalau Bunda udah gak ada, kira-kira Haechan dan Mina gimana?
Dan parahnya, kalau misal umur Bunda dan Haechan gak lebih panjang dari umur Mina— gimana?
"Aku selalu berdoa supaya teteh meninggal satu jam setelah aku meninggal juga. Gak ada satu orang pun yang bisa merawat teteh. Gak ada—lebih tepatnya aku gak percaya."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Perfect Sister✓
Fanfiction[ Sudah terbit di @Nayya_Publisher ] Dear Haechan.. Di balik kerasmu, sudah ku ketahui dari awal kalau kau memang yang terapuh. Kau yang enggan membuat luka, lalu lebih memilih tergores luka. Kau yang selalu menyesal saat gagal melindungi, padahal t...