13 - Hug me, please.

6.2K 1.4K 329
                                    


***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***


"Udah hampir magrib tapi teteh sama bunda kok belum pulang?" Gumam Haechan yang baru sampai dirumahnya.

Hari ini dia emang pulang telat karena main PS dulu sama Jaemin, sedangkan Jeno pulang duluan karena ada urusan. Entah urusan apa, Haechan juga gak mau tau.

"Mbak, teteh kemana?" Tanya Haechan sambil ambil gorengan yang baru di angkat sama mbaknya.

"Dek, cuci tangan dulu." Ujar si mbak memperingati.

"Hehehe, terlanjur mbak."

"Teteh pergi sama Mas Daniel,"

Kening Haechan mengerenyit. "Kemana?"

"Gak tau, tapi katanya udah bilang sama Bunda."

Haechan pun ngangguk karena gamau ambil pusing, setelah itu dia juga langsung masuk ke dalem kamar.

Nah giliran udah sunyi gini nih galaunya Haechan tiba-tiba berasa lagi, dia ambil HP nya dan membaca kembali pesan teks yang Somi kirim tadi siang.

Haechan gatau mau bales apa, dia rasanya mau langsung nemuin Somi aja tapi takut Sominya gak mau.

Tuuttt... Tuttt..

Suara dering itu belum juga terjawab, padahal sebisa mungkin Haechan sudah menepis rasa takutnya.

"Angkat dulu kek- HALLO????"

Haechan liat layar HP nya, dan ternyata bener aja Somi udah jawab telpon darinya.

"Somi???" Suara Haechan terdengar lembut menyambut Somi.

Seperti biasa, sang gadis di seberang sana hanya diam menyimak.

"Kenapa kamu gak tanya langsung ke aku?" Tanya Haechan to the point.

"Gini, Somi, dengerin aku." Haechan mengambil napas gusar. "Kita selesein sekarang, oke??"


Ting!

Si Cantik:

Aku gpp, Haechan.

Haechan berdecak begitu baca pesan dari Somi.


"Kamu selalu kayak gini tiap aku mau jelasin yang sebenernya. Iya kamu gapapa, tapi aku yang kenapa-napa!"

"Kamu bersikap seolah ga mengabaikan aku, bersikap seolah gak ada apa-apa. Tapi kenapa tiap aku mulai menyapa, kamu malah memalingkan wajah?"

"Kenapa setiap aku tanya ada apa, kamu selalu menunda dan menjawab nanti aja?"

Di seberang sana Somi sudah meneteskan air matanya, bisa dia dengar kalau deru nafas Haechan tak beraturan beriringan dengan suaranya yang bergetar.

My Perfect Sister✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang