Aku nulis untuk menghibur kalian, kalian komentar untuk menghibur aku. Sederhananya, hargai karya ku yah? Selamat membaca semuanya!❤️
***
Seharian ini Haechan jadi anak yang pendiam, dia ga ngajak ngobrol Somi kayak biasanya, dia juga gak nanya-nanya soal pelajaran yang kurang dia ngerti.
Somi bingung harus ngapain, dia juga gak tau harus jawab apa atas pertanyaan Haechan tadi pagi. Dari tadi dia terus-terusan melamun mikirin itu, buat mendeskripsikan rasanya aja Somi gak tau gimana caranya.
"Gue ke toilet dulu," pamit Haechan ke Jeno dan Jaemin begitu bel istirahat bunyi.
"Gue sama Jeno langsung ke kantin ya."
"Sip."
Setelah itu Haechan rapihin buku pelajarannya, dia noleh bentar ke arah Somi terus langsung keluar kelas gitu aja.
Somi noleh ke arah Jaemin dan Jeno, raut wajahnya menunjukkan kalau Somi bener-bener lagi gelisah.
"Kenapa, Som?" Tanya Jeno.
Somi nulis sesuatu di bukunya, terus dia tunjukkin ke Jeno dan Jaemin.
"Haechan, marah."
Jaemin ketawa kecil. "Ya elah drama cinta anak remaja. Gapapa Som, nanti gue yang kasih pelajaran sama si lutung."
Somi geleng kepala. "Gak usah bilang apa-apa, coba hibur aja sama kalian. Aku udah cukup gak berguna buat Haechan, aku harap kalian bisa kembaliin senyumnya Haechan." Tulis Somi lagi.
"Som, lo nulis apaan sih. Si Haechan mah sayang banget sama lo, dia ga pernah tuh mikir yang macem-macem soal lo." Sahut Jaemin.
"Jangan dengerin omongan orang lain yang selain Haechan, lo tau kan dari sekian banyak nya manusia di sekolah ini cuma Haechan yang begitu peduli sama lo??"
Somi ngangguk.
"Nah, makanya salah besar kalo lo ragu sama dia." Lanjut Jeno lagi.
Setelah itu Jeno dan Jaemin keluar kelas buat pergi ke kantin, sedangkan Somi masih diem di tempat duduknya mencerna semua ucapan kedua temannya tadi.
Beberapa menit berdiam diri, kini Somi pergi keluar kelas untuk menemui Haechan.
"Jeno dan Jaemin bener, dari dulu cuma Haechan yang peduli sama aku. Apa jadinya kalau selama ini cuma Haechan yang percaya sama aku aku, sedangkan aku masih ragu sama dia?" Ucap Somi dalam hatinya.
Langkah kaki Somi terhenti saat melihat Haechan ada di dekat loker kelas nya, tapi ternyata Haechan ga sendirian.
Dia bersama Nancy disana.
***
Mina menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut, dia terus-terusan coba untuk memejamkan matanya tapi tetep aja gak bisa.
"Ibuuuu," gumam Mina memanggil ibu asrama yang menemaninya.
Ibu asrama kembali mengompres Mina, kemudian mengusap-usap kepalanya selembut mungkin.
"Daniel... Mana?"
"Mas Daniel gak datang hari ini, mungkin dia lagi sibuk."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Perfect Sister✓
Fiksi Penggemar[ Sudah terbit di @Nayya_Publisher ] Dear Haechan.. Di balik kerasmu, sudah ku ketahui dari awal kalau kau memang yang terapuh. Kau yang enggan membuat luka, lalu lebih memilih tergores luka. Kau yang selalu menyesal saat gagal melindungi, padahal t...