19 - Jalan yang menyakitkan

6.2K 1.4K 359
                                    

Guys, aku seneng banget tiap baca komentar kalian apa lagi kalau ada yang secara ga langsung curhat hihihi... Dan kalau dari sudut pandang aku, sebagian dari kalian juga 'gak baik-baik aja' atau 'pernah merasakan hal yang sama' jadi.... Semangat ya? Aku sayang kalian dimana pun kalian berada, semoga sayangku sampai❤️❤️❤️


***


Seminggu ini udah bisa Haechan lewati bersamaan dengan ujian sekolahnya. Begitulah.. Waktu hanya sekedar waktu, dia akan terus berjalan hingga akhir tanpa peduli bahwa si pecundang sedang babak belur.

Gak ada lagi komunikasi di antara Haechan dan Somi walau hanya satu kata. Kali ini bukan salah satu pihak yang sengaja menghindar, namun kedua orang itu memang sengaja menjaga jarak sebelum luka di hatinya semakin menyebar.

"Hari rabu Bunda lo dateng?"

Haechan mengangguki pertanyaan Nancy walau matanya terus fokus pada meja kantin di urutan depan yang sedang ditempati oleh Guanlin dan Somi.

"Kalo lo?"

Nancy menggeleng pelan. "Selama gua sekolah, gak ada satu rapat pun yang pernah di datengin sama orang tua gua."

Kalimat itu mulai menyita perhatian Haechan.

"Terus selama ini?"

"Si mbak, kalo nggak ya gua nyewa ibu-ibu tukang nasi di warung depan. Lumayan buat ngaku-ngaku jadi Tante gua, dari pada rapot gua selalu ditahan?"

"Nancy,"

Nancy senyum terus minum es tehnya.

"Sibuk katanya, tapi gua gapapa soalnya udah biasa."

Nancy menoleh ke arah belakang untung melihat Somi dan Guanlin.

"Kenapa, Chan?"

Kening Haechan mengernyit. "Apa?"

"Kenapa lo lepas hal yang jelas-jelas lo sayang?"

Haechan terkekeh pelan kemudian mengalihkan matanya untuk menghindari Nancy.

Sedangkan Nancy hanya menghela napas berat, "lo butuh gua buat gantiin Somi nggak?"

"Jangan sama gua deh, Nan. Jangankan buat bahagiain cewek lain, buat bahagiain Bunda sama teteh gua aja belum tentu bisa."

"Dasar si tukang pesimis."

Haechan ketawa. "Serius."

"Tapi akhir-akhir ini lo udah agak berubah ya, lebih baik dari pada Nancy yang dulu."

Nancy menggeleng sambil ketawa. "Masih samaaaa, bedanya udah ga pernah gangguin Somi lagi."

"Itu malah kemajuan besar."

Nancy menatap Haechan. "Ngapain gua ganggu dia saat lo udah lepas dia?"

Haechan terdiam sebentar, sebelum akhirnya tersenyum kaku. "Berarti udah paling bener kayak gini ya, gua jauh-jauh aja dari Somi biar dia gak di ganggu sama lu."

My Perfect Sister✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang