12 - Yang sedang patah

6.6K 1.4K 344
                                    

Aku nulis untuk menghibur kalian, kalian komentar untuk menghibur aku. Sederhananya, hargai karya ku yah? Selamat membaca semuanya!❤️



***




Manik mata Haechan fokus memandangi koridor sekolah serta lapangannya untuk mencari keberadaan Somi, dia cuma mau sekedar tau kalo hari ini Somi gak sakit kayak kemarin.

Tapi sejak jam istirahat tadi Somi udah keluar paling dulu sambil bawa kotak bekalnya. Haechan khawatir, hari ini Somi istirahat sama siapa? Makan sama siapa? Ngobrol sama siapa? Ada yang mau Somi ceritain atau sekiranya butuh pendengar yang baik nggak?

Haechan bener-bener kepikiran soal itu.

"Chan, lo udah liat Mading belum?" Tanya salah satu temen sekelasnya.

Haechan yang masih berdiri di ambang pintu pun menggeleng. "Gak, emang ada apa?"

"Pengumuman buat ruang ujian senin depan,"

"Lah di acak?"

"Iya, lo liat buru!"

Akhirnya Haechan pergi ke daerah Mading buat cari pengumuman itu. Tapi namanya juga Haechan, dia agak kesusahan buat cari pengumumannya. Yang di liat sama matanya malah foto-foto adek kelas yang masuk ke majalah mingguan.

"Cakep-cakep juga," gumamnya sambil terus melihat-lihat Mading.

Tangan Haechan meraba daerah Mading sambil mencari pengumuman untuk ujian, tapi setelahnya dia terkejut karena tangannya gak sengaja menyentuh tangan orang lain.

Haechan noleh.

"Maaf," ucap Haechan terdengar canggung

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Maaf," ucap Haechan terdengar canggung.

Dia pun langsung melepas tangannya dari tangan Somi, serius rasanya canggung banget kayak mau deket juga gak bisa karena ada jarak yang halangin.

Bukan Haechan yang ciptain jarak itu, tapi Somi.

"K-kamu belum makan?" Tanya Haechan begitu liat Somi masih bawa-bawa kotak bekalnya.

Somi geleng kepala sebagai jawaban.

"Mau aku temenin?"

Lagi-lagi Somi menggeleng sebagai jawaban, alias dia menolak makan dengan Haechan.





"Somi! Sorry lama, gue tadi kumpul dulu sama anak basket buat ngomongin lomba."





Guanlin lari-larian ngedatengin Somi sambil bawa kotak makanan juga.

Somi melirik Haechan, kemudian tersenyum kecil seakan pamit mau pergi dulu.

"Lo gak ikut kita makan juga?" Hanya Guanlin.

Haechan senyum sendu, "gak di ajak."

"Ini gue ngajak."

"Kagak, lo aja berdua." Kata Haechan lagi, sebelum akhirnya dia jalan lurus buat ke loker. Gak tau juga mau ngapain, tapi Haechan jalan lurus aja dari pada tambah pundung.

My Perfect Sister✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang