3. NOMOR MISTERIUS

29 2 1
                                    

       Setelah 2 hari kejadian dengan senior itu, aku tidak pernah membuka akun instagramku, bukan berati takut tapi memang aku jarang membukanya lebih seringnya ke whatsappku, lebih asik mengobrol di chiligirls, grup aku dan sahabatku, dibanding stalk orang di instagram gaada untungnya juga hanya buang-buang waktu.

"Diva makann" teriak kak laras, kaka kedua ku dari dari balik pintu kamarku.

Aku punya 2 saudara.

Pertama abangku, bang ijan dia manusia paling santai di keluargaku, kalo orang liat pasti bersangka abangku ini tidak ada tujuan hidupnya, saat kuliah pun dia selalu prepare 30 menit,  padahal jarak rumah dan kuliahnya lumayan jauh tapi jangan salah sangka, abangku ini salah satu murid paling pintar di kelasnya. Anak vespa membuat penampilannya sedikit berantakan ditambah lagi dia anak band, gitaris ternama di kampusnya.

Kedua kakaku, kak laras wanita paling cerewet, galak, dan penyayang. Di kampus kak laras ini cewek paling tomboy jarang punya teman perempuan, rata-rata cowok. Apalagi kalau udah nongkrong di taman belakang rumah, tidak akan pulang kalau belum jam 12 ke atas, berisiknya juga minta ampun. Selain tomboy, kak laras ini anak sastra, sering bermain teater di berbagai tempat bahkan di berbagai kota.

"Iyaa"sautku lalu bangun dari rebahan, aku meninggalkan ponselku di atas kasurku.

Makan malam ini aku senang banget, karena papaku bisa ikut makan bareng, biasanya kita hanya makan bersama saat weekend saja, karena papa sering bareng lembur dikerjaannya. makan bareng papa suasana makin asik, papa adalah orang yang humoris, suasana akan selalu cair jika ada papa, teman papa pun kalau main ke rumah juga banyak yang ngomong seperti itu.

"Pa, tumben udah pulang" sapa aku sambil cium pipi kanannya.

"Ya mulai sekarang papa jarang-jarang ngambil lembur supaya bisa makan malam bareng sama kalian" jawab papah.

"lagi ngapain sih pah kerja sampai malem mulu, udah tua, kerja secukupnya saja, daripada nyesel gak bisa melewati moment-moment kayak gini" omel mama sambil menyiapkan makanan di atas meja,

"iya deh papa minta maaf" ujar papa

"aduh imut banget deh kalo kayak gini" ledek kak laras,

"Kamu baru sadar, kan papa emang dari dulu imut" ujar papah dengan gaya alaynya.

"Imut banget pa udah sebanding sama Sinta deh" balas bang ijan, Sinta yang di maksud adalah teman kak Laras  yang cucok, nama aslinya Aryo tapi dia akan marah jika disebut nama aslinya, kalau dia datang ke rumah selalu heboh dengan tingkahnya,

"Hahaha" tawa kami pecah.

"Udah imut, ganteng lupa, udah kayak Asep kalau nganter galon ke rumah selalu pakai parfum dulu di depan pintu berharap diva yang buka hahaha"kata kak laras.

"Hahahha" tawa mereka pecah lagi kecuali aku.

"Ah kamu, masa papah di miripin sama asep, papah tuh mirip sama harry style tau" puji papah sendiri.

"Harry style kalo lagi kesurupan ya pah, matanya ke atas sambil bilang 'aing macan'" celetuk bang ijan dengan meragakannya.

Tawa mereka lepas lagi.

"udah ah kalo udah bercanda gak bisa berenti deh, udah makan dulu" perinta mama, kami pun menurut.

Setelah makan malam berjalan, kita masih stay di tempat duduk masing-masing,

"Gimana pa hari ini? Lancar gak kerjanya?" tanyaku sambil membuka kulit jeruk,

"Papa punya kejadian lucu hari ini" jawab papa antusias,

FIRST LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang