13. TAWARAN

6 0 0
                                    

         pagi ini dikelas yang bisa aku lakukan hanya diam setelah mendengar cerita zahra kemarin, mood ku benar-benar hancur. Ingin bersikap acuh tapi susah sekali, apa benar aku cuma dipermainkan? Kata-kata itu yang membuatku makin down. Aku juga teringat kata-kata sara kala itu yang menjadi saksi mata saat aku dimintai nomor telepon ("Hati-hati div sama geng senior itu, takutnya lo malah dikerjain mereka" ujar sara). Kepalaku benar-benar ingin pecah memikirkan ini semua, kuat-kuat aku tahan air mataku, kesal, marah, sedih, semua bercampur menjadi satu. Aku menundukkan kepalaku, untuk menutupi raut wajahku.

"Div, ayo ganti baju" ajak acha, ya memang kamis pagi diawali dengan pelajaran olahraga. Aku berpikir keras dan cepat untuk yakin atau tidak mengikuti olahraga ini dengan kepalaku yang sangat pening ini.

"Hmm-- kayaknya gue izin gak ikut pelajaran olahraga dulu deh cha" alasanku, acha langsung memasang muka bingungnya "loh emang kenapa?"tanyanya.

"Gapapa kok, gue lagi kurang fit aja"ujarku,

"Serius div, apa lo mau ke ruang UKS aja?" Saran rana. Kali ini aku menyetujui saran rana, UKS tempat yang tepat untuk aku menenangkan pikiran.

"Yaudah boleh" akhirnya mereka memutuskan untuk mengantarku ke UKS, jarak UKS dan kelasku lumayan jauh tapi untungnya aku tidak terlalu pening jadi masih kuat berjalan.

Aku menuruni anak tangga terakhir dan berbelok kiri menuju UKS, di ujung koridor tepatnya toilet pria, disana ada sosok laki-laki jangkung dengan jaket hitam di gantung di bahunya, aku terus menatapnya begitu pun dia, jantungku berdetak kencang, dan rasa kesal semakin muncul. Ucapan zahra dan sara terus teriang-iang di kepalaku, ingin rasanya aku memukulnya sebagai pelampiasku tapi itu hal bodoh jika benar-benar aku lakukan. Kita terus jalan maju hingga akhirnya kita berpas-pasan aku benar-benar memasang wajah muak menatapnya, dia pun begitu sangat acuh.

"Eh zan" tegur rana yang disebelah kiriku.

"Oy, duluan ya" balasnya. Lalu pergi tanpa basa-basi lagi. Rana menatapku heran dan sedikit mencoel lenganku, aku menatapnya dan dia memasang wajah penuh tanda tanya, aku hanya menggeleng dan memasang wajah kesal.

Sesampai di depan UKS, aku menyuruh mereka untuk mengganti baju karena aku tau banget kalo mereka sampai telat ke lapangan, bisa -bisa pak anton, guru olahragaku, akan menghukum mereka jalan jongkok 20 kali putaran lapangan, itu salah satu bentuk kedisplinan beliau. Aku melepas sepatu dan menidurkan tubuhku di atas kasur tersebut, hmm tenangnya, batinku. Aku melihat jadwal piket UKS yang tertempel di lemari UKS dan tepat pukul 8:30 mereka akan mulai piket 30 menit sebelum istirahat lalu selesai 30 menit setelah istirahat.

Aku diam dan tempat ini benar-benar sunyi hanya terdengar suara dari lapangan itu pun sangat kecil. Aku mencoba tidur berkali-kali tetep saja tidak bisa, padahal kalau di kelas selalu ngantuk. Aku merogoh saku rok ku, siall, ponsel ku tertinggal di kelas, bete juga ya lama-lama.

Clekkk

Aku bangun dari kasur dan mengubah posisi duduk saat terdengar pintu terbuka, aku menatap mata itu begitu pun sang pemilik mata. Kita sama-sama menatap untuk beberapa detik hingga akhirnya dia tersenyum mendekat ke arahku.

"Eh div, kok lo disini. Kenapa?" Ujar arya, aku pun bingung kenapa dia bisa masuk ke sini.

"Eh iya gue lagi kurang fit buat ikut olahraga jadi dibawa teman gue ke sini" ujar ku.

Dia menarik kursi di samping tempat tidur dan mulai duduk, aku hanya menatap bingung.

"Tiduran aja, santai" ucapnya, aku langsung menolak "ah gak, gapapa kok, gue juga udah gak pusing"

"Kok lo keluar kelas?" Tanyaku penasaran.

"Oh itu, gue lagi ada latihan paskibra, buat lomba minggu depan, berhubung gue dan teman-teman gue udah kelas 12 dan yang lain gak bisa latihan balik sekolah karena ada yang les atau gak boleh balik telat, jadi gue minta kesiswaan buat latihan di jam pelajaran, hmm walaupun tugas tetap tugas yang penting masih bisa ikut latihanlah" ujarnya.

FIRST LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang