KEMBALI SEPERTI BIASA

20 1 0
                                    

           Di jam istirahat, aku mencoba untuk jajan di kantin lagi, aku ingin kembali kekebiasan normalku, aku mencoba membuang ketakutan di dalam pikiranku dan aku harap semuanya sudah berubah.
Rana, Zahra,dan Acha antara kaget dan senang saat aku mau ikut mereka jajan di kantin.

"Yakin nih mau ke kantin"ledek Zahra,

"Iyaa" kataku meyakinkan,

"Nah gitu dong, ini baru temen gue yang gak aneh" balas Acha,

"Sialan" balasku sambil ketawa kecil,

"Yaudah yuk nanti rame" ajak Rana,

Saat di kantin, aku terus berjaga-jaga supaya tidak ada lagi siomay misterius itu, untungnya saat ini keadaan kantin lumayan sepi karena hari ini sampai pekan depan ada riset makanan di aula jadi sebagian murid ikut demi dapat makanan gratis. kami memilih tempat duduk di pojok tembok dan Zahra memesan makanan dan minuman kami, aku mengecek ponselku untuk memastikan apa dia balas chatku atau tidak dan ternyata tidak, aku liat ke status whatsapp dan ada 1 status yang ia buat, aku membuka status WhatsAppnya, lagi-lagi foto bersama temannya, aku mematikan ponselku dan menyimpannya di saku baju.

"Ra, lo gimana sama Deon?" Tanya acha,
Rana tersenyum dan langsung merangkul ku.

"Berhasil dong, ini semua berkat dia mau nemenin gue" ujar Rana membanggakanku, Acha hanya memerhatikan kita berdua "sorry ya Ran, bukannya gue gak mau, tapi gue bener-bener gak bisa" ujar Acha,

"Iya-iya gapapa kok Cha" ucap Rana dengan tersenyum.

"Cowok itu masih ngedeketin lo Div?" tanya Acha, aku dan Rana saling menatap satu sama lain.

"Hmm, gak tau deh," balasku acuh.

"Anehnya waktu lo istirahat di perpustakaan, gak ada siomay misterius Div" samber zahra saat duduk di samping Acha.

"Lagi apa salahnya sih Div belajar buka hati lo buat cowok lain, awalnya gue juga begitu kok, tapi lama-lama terbiasa" ujar Acha.

"Terbiasa di sakitin ya Cha hahaha" ledek Rana. Acha hanya membalasnya dengan cemberut.

"Gue juga bingung sama diri gue sendiri, gue tuh kadang iri liat kalian pada bisa jalan sama cowok kalian masing-masing, foto banget, makan bareng, nonton bareng. gue juga pengen kayak kalian tapi gue selalu belum siap buat di deketin cowok, gue juga gak tau kenapa, rasa takut dan gerogi gue terlalu berlebihan dan gue benci banget kalo dalam keadaan begitu" curhatku meluapkan apa yang aku rasakan selama ini,

"eh iya Div, pas di motor kemarin emang lu ngomong apa ke dia, kok dia bisa marah sama lu?" Tanya Rana keceplosan, Zahra dan Acha yang tidak tahu kejadian itu menatapku dengan tatapan bertanya-tanya.

"HAH?! GIMANA-GIMANA? ADA SESUATU YANG BELUM GUE TAU NIH!!" tanya zahra mengintrogasi.

Aku menutup mukaku dan Rana menutup mulutnya. 

"GUE GAK MAU YA ADA RAHASIA DI ANTARA KITA!!"ujar Zahra semakin ngegas,

"ishh apa sih?, gue jadi ikutan kepo juga tauu" tanya Acha memelas,

aku menenggelamkan wajahku diatas meja, Rana menyenggolku, mengodekan apa aku izinkan untuk cerita atau tidak, karena Zahra yang terus mereok, akhirnya dengan terpaksa Rana menceritkannya dengan detail.

"loh bagus dong kalo dia marah sama lo. ya gak Div? kan selama ini lo terganggu sama kehadiran dia" ucap Zahra setelah mendengarkan cerita Rana,

"iya bener, kenapa lu merasa bersalah Div?" tanya acha lagi,

"Tapi gue gaenak aja sama dia, takutnya dia sakit hati karena omongan sama sikap gue" ujarku lesuh,

"permisi neng-neng cantik, ini makanannya" ujar ibu kantin sambil meletakkan makanan kami satu persatu,

FIRST LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang