11. TURNAMEN II

19 1 0
                                    

          Di tengah trimbun aku duduk diantara banyak orang yang semangat memberi support termasuk rana, aku memerhatikan sekitar mencari objek yang ku pikiran dari kemarin, hasilnya nihil, sudah ku coba memerhatikan dengan teliti dan tetap hasilnya nihil.

"Div, gue mau ke bawah dulu ya" pamit rana sambil membawa botol minum dan handuk kecil, mungkin aja dezan ada di bawah,pikirku. Dengan sigap aku langsung menenteng tas ku dan tas rana.

"Rana tunggu! Gue ikutt!!" Rana memutar balik badannya, "tumben amat" timpalnya.

Aku menuruni tribun menuju lapangan, deon dan teman-temannya duduk di pinggir lapangan, melihat rana menghampirinya deon tersenyum manis, juga mendapat godaan dari teman-temannya.

"Ucuileeee, sosweet amat sih pasangan satu ini, jadi pengen sama temannya" ujar salah satu temannya, deon langsung menyikat temannya itu sambil terkekeh. Rana tersenyum ke arahku, karena aku juga korban godaan teman deon, berbeda denganku aku justru sebal dengan kata-katanya itu.

"Yee gompleng biasaan aje lo, urusin tuh bulu ketek lo, kalah hutan mangrove" balas temannya lagi, suasana menjadi ricuh, tapi aku tidak lupa dengan tujuanku, lagi-lagi aku memerhatikan sekitar dan lagi-lagi tidak ada. Moodku jadi hancur. Kesal, marah, kecewa bercampur menjadi satu.

Puuuiittttt

Deon dan teman-temannya kembali bersiap-siap menuju lapangan, sebelum kembali bertanding deon mengecup kening rana, berasa nonton drama korea secara live batinku. Entah apa yang kurasa, lucu memang, tidak ada kata iri tapi lebih ke geli hahaha. Aku dan rana kembali ke atas ke tempat duduk kami.



🌻🌻🌻🌻



          Seusai pertandingan, aku dan rana menunggu di lobby, aku masih terus berharap kalo kali kini ada dezan.

"Na, nanti gue balik sama siapa?" Tanya ku sekaligus kode.

"Sama guelah" jawabnya, begitulah rana manusia tercuek di dunia, tidak peka.

"Si deon bawa mobil" fix aku benar-benar kecewa, hari mingguku terbuang sia-sia. Seharusnya aku bisa santai-santai , nonton kartun kesayanganku, ikut mama yoga, bantuin papa cuci mobil, kini SEKARANG aku disini huft.

Tak lama deon datang, aku duduk di jok belakang, aku diam menatap keluar. Di perjalanan, rana selalu cerita ke aku dan deon dan memaksaku untuk terus merespon ucapannya, padahal yang kini ingin ku lakukan adalah diam. Rana tolonglah ngertiin.

"Eon, berenti di supermarket depan ya, aku mau beli air sama cemilan dulu" deon meminggirkan mobilnya dan rana siap-siap keluar.

"Kamu ikut gak?" ajak rana ke deon,

"Engga deh" tolak deon.

"Lo div?" ajak rana ke aku.

"Engga juga deh" tolakku.

"Oke deh, tunggu ya" rana keluar menuju supermarket. Deon memutar musik dari radio mobilnya. Apa gue ngomong ke deon masalah dezan ya, ini kesempatan gue lagi berdua sama deon. Ngomong ga ya? Pikirku sangat bingung dan buntu. Tapi aku memberanikan diri,

"Eon" panggilku.

"Oy"balasnya, aku menarik nafasku.

"Gue boleh ngomong sesuatu ga?" Deon yang sedaritadi masih asik dengan ponselnya kini menatapku dan mengecilkan volume radionya.

FIRST LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang