hari ini disekolah terasa sangat ricuh karena sedari jam ke 3 pelajaran semua guru mengadakan rapat dadakan, hingga semua murid asik dengan kegiatan masing-masing, aku dan temanku menghabiskan waktu di kantin. Tapi kini berbeda,ada deon yang ikut bergabung.
"Udah kamu gabung aja sono sama temen kamu" usir rana ke deon.
"Emang kenapa sih kalo aku disini, yang lain juga biasa aja" balas deon mengarah ke kita.
"Gosip tinggal gosip" timpalnya lagi.
Kita pun mengobrol seperti biasanya, Saat asik mengobrol suara gerumuh di belakangku sangat berisik, Aku yakin itu pasti teman-teman dezan saat aku melihat raut wajah deon yang berubah dari datar menjadi tersenyum.
"Wehh asek.. lagi ada yang jadi cewek nih" sindir salah satu teman deon ke deon.
"Kampret lo!! sini ajalah" ajak deon menahan teman-temannya.
Yang lain berenti, lain dengan dezan terus berjalan. "Wey kampret mau kemana lo?" panggil deon ke dezan, aku hanya menatap malu-malu.
"Beli rokok" timpalnya tanpa berbalik badan. Deon dan teman-temannya pindah ke tempat duduk di belakang saat mendapat usiran dari rana dan Tak lama kemudian dezan datang dengan membawa rokok yang ia beli di warung belakang sekolah, Temannya pun langsung menyerbu rokok tersebut. Dezan duduk di atas meja 2 meja dari mejaku menyandarkan punggungnya ke tembok sambil menikmati hisapan rokok itu.
"HEH BERISIK BANGET SIH LO COWO-COWO, MULUT UDAH KAYAK EMAK-EMAK DAPET ARISAN!!" omel zahra ke temannya dezan yang sudah tidak tahan dengan tingkah dan suaranya bisingnya. Sontak mereka pun semakin girang dan ramai karena dapat omelan dari zahra. Kini obrolan yang sedaritadi tidak jelas beralih menjadi meledek zahra. Aku memerhatikan dezan yang hanya tersenyum simpul melihat ulah zahra yang saling saut-sautan dengan temannya.
"Diva" panggil seseorang di belakangku, dengan cepat aku menoleh ke belakang dan ternyata arya.
"Eh, ar, kenapa?" Jawabku gugup.
"Boleh gue ngomong sebentar sama lo" ujar arya, aku langsung meng-iya-kan. Aku pamit ke temanku yang raut wajahnya penuh dengan tanda tanya dan sekilas aku melihat dezan tatapan kita bertemu tapi dia langsung membuang mukanya. Aku pun pergi meninggalkan mereka.
"Kenapa ar" ujarku saat arya berenti di depan pintu perpustakaan.
Arya merogoh tangannya ke saku celananya dan mengambil sesuatu dan ternyata ponselku, aku heran kenapa ponsel gue di balikin lagi?.
"Nih. Kata abang gue gapapa kok hp lo, cuma kemasukan air aja. Udah di cek sama abang gue dan cuma di ganti LCD aja, selebihnya gak ada gangguan apapun" aku tercengang tidak percaya. aku meraih ponsel ku dengan ekspresi yang sama.
"Ini serius udah bener? Wahh gilaa abang lo jago juga yaa" ujarku sambil mengecek ponselku dan benar hasilnya baik seperti tidak terjadi apa-apa.
"hehehe" ujar dia terkekeh.
"Aduhh ar, gue harus ngelakuin apa untuk balas kebaikan lo ke gue" ujarku. Arya memikir sebentar dan jujur aku deg-degan dengan jawabannya.
"Gimana kalo nanti balik sekolah anterin gue ke gramedia cari komik kesayangan gue soalnya gue denger-denger hari ini komik itu udah liris di gramedia" ujar dia. Aku masih menimang-nimang ajakan dia, secara pikiran ku sudah sangat jauh, gimana kalo nanti saat disana gue merasa canggung? gimana kalau gue bosan? Gimana kalo dezan--? Hah dezan, oh iyaa gimana nih kalau dia tau? Aku larut dalam pikiranku.
"hei, hello.. div, divaa" panggil arya yang membuyarkan lamunanku.
"He.. iya iyaa, yaudah" ujarku spontan, di luar kesadaranku, dia tersenyum lebar, aku merasa aneh dengan perubahan larut wajahnya, seperti orang yang sangat amat senang.
KAMU SEDANG MEMBACA
FIRST LOVE
Teen FictionDiva anggraini, gadis introvert dengan yang namanya lelaki, dirinya yang tidak pernah sama sekali merasakan jatuh cinta. Lelaki mana pun akan dia jauhkan jika menyatakan cinta kepadanya, sifat aneh yang selalu ingin ia buang tapi sulit untuk dilepas...