Bab 18-1

13.1K 716 89
                                    

Kepada seluruh pembacaku yang setia menunggu Ugly Royale, 

Bab 18-1

            Setidaknya, Marilyn—atau Kalia, Alec masih tidak yakin harus memanggilnya siapa—tak sepanjang waktu menguasai tubuhnya. Tak selamanya seseorang mampu mengendalikan orang lain, mengingat besarnya energi yang diperlukan. Alec memelajari hamparan salju tebal yang perlahan memudar, jadi setipis es pelapis danau. Pemandangan itu berkelebat memenuhi jendela di sisi kiri  kendaraannya. Mereka memasuki daerah terpencil; sebuah area untuk pendaratan pesawat darurat.

Sesungguhnya Alec tak tertarik menjamah daerah terasingkan ini. Ia lebih menikmati tidur di ranjangnya, terlelap. Tidur adalah satu-satunya tindakan yang tak akan menimbulkan rasa terancam. Ia tentram. Dari cengkeraman kuasa Marilyn. Namun, pagi ini, Marilyn menggertaknya, memerintahnya pergi ke daerah dekat perbatasan, dan dengan ancaman aku-akan-melihat-dan-akan-mengendalikanmu-kapanpun, Alec setuju untuk berangkat pagi-pagi sekali.

Dikendalikan itu menyesakkan. Mengecewakan. Dan menyakitkan. Melihat tubuhnnya berbuat maksiat sementara ia hanya bisa berteriak dan meronta-ronta dalam raganya sendiri. Oh, dan terjangan rasa sakit saat tubuhnya diambil alih mustahil luput dari ingatannya. Jiwanya ditarik paksa ke dalam penjara pengasingan. Jantungnya, dalam beberapa detik, berhenti dan diremas hingga ia kehilangan pegangan akan kesadaran.

Anastasia di kanannya, memiringkan kepalanya menatap Alec. “Sesuatu mengganggumu?” Pistol yang tersampir di seluruh tubuhnya pasti menyiratkan bahwa ini adalah misi bombardir. Membombardir sekumpulan pro-Seymour.

Thalia. Kesadaran itu menghantamnya bagai ombak dan batu karang yang pecah berhamburan. Bagaimana keadaan wanita jelita itu? Apakah ia masih tersenyum penuh cinta? Masih mengingat Alec di tiap tarikan napasnya? Sebab Alec demikian; memikirkannya dalam kegelapan total dan memimpikannya di antara kirana. Menginginkannya di sana. Menginginkan Thalia melingkupi tubuhnya erat. Dan kemudian, mengerang.

Alec meggeleng. Jikalau Alec mendapati Thalia terlibat sedikit saja dalam misi ini—

Alec tak akan segan menentang Marilyn kembali. Meski itu artinya sama dengan percuma. Marilyn pasti kelak mengendalikan tubuhnya lagi. Tak butuh banyak waktu baginya untuk pulih. Dan akan melarikan beribu-ribu abad dari genggamannya untuk mengabaikan tubuh berdarah Thalia di tangannya.

            “Lihat, kita hanya akan memblokade tempat ini,” tegas Anastasia. Membuyarkan Alec dari lamunannya.

            Alec tersenyum sinis. “Kau yakin?”

            Anastasia mengabaikannya. “Ya. Sedikit darah tidak akan mengganggumu, bukan?”

Sedikit darahnya akan menggangguku. Jangan pernah melukainya andaikan ia terlibat dalam misi ini, mengerti?” Alec berkata, suaranya rendah, “Aku akan balik melukaimu dua kali lipat dari lukanya.”

“Aku tidak bisa berjanji. Seseorang memantau dan mengendalikan kita sepenuhnya, Alec. Kau perlu tahu dia bukan sekedar pengguna Zahl biasa.” Anastasia menatap Alec tepat di maniknya.

“Dia itu penyihir,” balas Alec cepat.

Pandangan Anastasia teralih menembus jendela. “Lagipula putrimu tak mungkin menempelkan bokongnya pada sembarang urusan.”

Tawa terselip keluar dari mulut Alec. Tawa yang kering dan hambar. Indikasi bahwa telah lama ia tak tertawa. “Kau keliru, Tasia,” ujar Alec. “Sayangnya, putriku itu memang suka menempelkan bokongnya pada sembarang urusan dan tak jarang terjerumus dalam masalah bahaya bencana.”

UGLY ROYALETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang