Bab 4-2

34.9K 1.8K 61
                                    

Bab 4-2

Saat mendengar teriakan seorang wanita, tidak terpikirkan oleh Alec of Reyes bahwa putri jelek itulah yang berteriak.

Alec baru saja bertemu dengan pendatang gelap dari Fitzalbert yang membawa seluruh bahan keperluan laboratorium rahasia Reyes, berjalan santai bersama Anastasia ketika pendatang itu ditembak mati oleh para Reyes, dan berbelok ke tikungan menuju transportasinya ketika kata-kata makian terdengar jelas olehnya dan Anastasia. Dan Alec tidak percaya bahwa wanita itulah-Si Seymour Terkutuk-lah yang berteriak, melontarkan makian sebanyak itu terhadap pria gendut yang baru saja ia hantam dengan zahlnya.

Mata Alec melototi Seymour terduduk di atas tanah tak berdaya. Seymour itu hampir diperkosa oleh pria paling gendut di Reibeart yang mana akhirnya akan menyebabkan si Seymour patah tulang hampir di setiap tempat. Patah tulang sepertinya tidak buruk asal Alec masih bisa menikahinya dan mengambil alih kekuasaan di Reibeart. Dan sebenarnya 'mati' juga tidak buruk karena, karena, karena, karena itulah apa yang Alec dan para Reyes mau. Seymour mati. Semua Seymour mati. Pasti akan sangat menyenangkan memiliki kekuasaan yang hanya akan jatuh pada tangan Reyes.

Tapi, untuk saat ini, pilihan menolong si Seymour-yang telah ia perbuat-tidak buruk juga. Dengan terus menolong, membantu, dan memikat hatinya dengan hal-hal kepahlawanan, Seymour ini akan jatuh hati pada dirinya di mana pada akhirnya pula kekuasaan akan jatuh ke tangan Reyes. Seberapa banyakpun pilihan, tidak akan ada yang benar-benar buruk karena hasilnya selalu sama: kekuasaan jatuh ke tangan Reyes dan Seymour akan menjilat sepatu para Reyes. Benar-benar indah. Setidaknya bagi Alec.

Alec melototi sekali lagi Seymour di bawahnya dan tertawa kecil. Andai saja Seymour ini adalah pendatang gelap dari Fitzalbert itu, Alec tidak akan segan-segan ikut mengangkat senapan dan mengarahkannya ke kepala si Seymour. Alec akan menikmati setiap detiknya sebelum ia menarik pelatuk, membiarkan si Seymour terkapar dengan peluru menembus kepalanya. Menembus kepala. Kepala atau mungkin jantungnya yang mana nanti diperjualbelikan di pasar gelap.

Lamunan Alec terbuyarkan ketika tiba-tiba saja si Seymour berdiri dan keluar dari gang itu, berbelok ke kiri. Alec membesarkan matanya, bertanya-tanya apakah si Seymour tahu apa yang sedang ia pikirkan? Sial, baru saja Alec hendak membawa si Seymour ke transportasinya dan mengantarnya ke Kastil Seymour, tapi nyatanya dia berlari meninggalkan Alec tanpa berterimakasih terlebih dahulu. Alec segera mengejarnya, keluar dari gang dan ikut berbelok ke kiri.

Tawa hampir tersembur keluar ketika melihat si Seymour berlari kecil tidak jauh dari tempatnya berdiri. Ya ampun, apakah itu yang si Seymour maksud dengan lari? Tidak membuang waktu, Alec segera memblokir jalan di hadapan si Seymour dan merentangkan kedua tangan lebar-lebar seakan siap menangkap putri jelek itu dengan pelukannya. Si Seymour terkesiap, terkejut melihat Alec yang tiba-tiba di hadapannya. Alec mengangkat alis, dan sekali lagi bertanya-tanya, apakah si Seymour tidak tahu bahwa kecepatan lari seseorang dipengaruhi oleh zahlnya?

Putri itu berhenti tepat sebelum dapat Alec mendekapnya. Dengan perlahan putri itu berbalik dan hendak berlari lagi ke arah yang berlawanan. Alec hanya melangkah panjang ke arah putri itu berbalik dan segera membopong tubuhnya ke atas pundak. Putri itu meronta-ronta, namun kata-kata tidak keluar dari bibirnya yang gemetar menahan takut. Alec berbalik dan berjalan ke lapangan tempat transportasinya terparkir tanpa menghiraukan sedikitpun air yang keluar dari mata si putri.

***

"Arahkan tujuan ke Kastil Seymour," pinta Alec kepada pilot transportasi dengan si Seymour yang masih meronta-ronta di atas pundaknya, setidaknya ia tidak lagi menangis.

Alec membawa Seymour ke ruang tidur miliknya yang terletak tidak terlalu jauh dari ruang navigasi. Alec hendak menendang pintu besi kamarnya ketika seorang pelayan membuka pintu, mencegah Alec memberikan sedikitpun lecet pada pintu. Alec tersenyum sinis pada pelayan, melangkahkan kaki masuk ke kamar dan menutup kembali pintu dengan perlahan, tanpa tendangan.

UGLY ROYALETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang