Dangdutan gaessss
Happy reading
.
.
.
.
Gak padat seperti biasanya. Hari ini pak bos sudah berangkat dengan ibu ke Perancis. Jadi gue tetap datang ke kantor seperti biasanya. Tapi gue harus datang ke konferensi pers si aktor ganteng yang ngakunya jomblo itu. Siapa lagi kalau bukan Davian.
Masih ada waktu empat jam lagi untuk menyelesaikan pekerjaan yang belum gue kerjakan kemarin. Gue masuk ke ruangan gue seperti biasa, sekeliling terlihat sepi. Emang gue sengaja berangkat pagi banget. Pekerjaan gue harus segera diselesaikan.
Mahesa Cuek : Dimana Lo? Gue jemput
Lovata : Telat. Udah nyampe
Gue kembali memasukkan hape gue. Gue teringat akan kejadian kemarin di mobil Mahesa. Suasana jadi awkward. Gue lebih banyak diam, dan Mahesa sibuk dengan menyetir mobil. Sampai Bibi dan Prita bingung lihat kita yang lebih banyak diam. Malu anjir.
Bibi setengah matang : ye dimana cyin?
Lovata : kantor
Bobby setengah matang : rajin amat ye?
Lovata : bomat
Gue kembali mengetik laporan yang sudah gue salin kemarin di buku catatan gue. Kemanapun dan dimanapun, buku itu wajib banget di bawa. Semuanya ada disana. Bisa dibilang jiwa kedua gue.
Tring
Pak bos Damar : TOLONG DJANGAN LOEPA DATANG KE ROEMAH PRODOEKSI HARI INI. MINTA ANTAR MAHESA
gue masih mengamati SMS dari pak bos yang bikin puyeng. Ini pak bos nyuruh gue beneran jalan sama Mahesa? OMG.
Pak bos Damar : DJANGAN LOEPA LOVATA
Gue rasa nih capslok di hape si bapak jebol. SMS gue dengan huruf gede dan ejaan lama. Dan tanpa lewat WhatsApp. Fix gue simpulkan kalau bos gue emang kudet.
Koedet.
📁📁📁
Gue menimbang-nimbang untuk beneran ajakin Mahesa. Mahesa gaes. Gue akhirnya turun juga ke lantai tiga dimana kubikel Mahesa berada. Gue bertemu pak Ganda putra lebih dulu untuk meminta ijin membawa Mahesa.
"Ya sudah. Kamu hati-hati ya Lovata. Dan kamu Mahesa, jaga Lovata baik-baik, awas kalau sampai lecet" gue menengok kearah Mahesa meminta penjelasan maksudnya apa.
Pak Ganda putra ini seorang duren a.k.a Duda Keren. Istrinya gak tahu kemana, sepertinya kena alamat palsu. Jadi dia Duda, bagi yang suka duda, silahkan hubungi Ganda putra.
"Sa, maksudnya pak Ganda putra itu apaan?" Mahesa yang hanya diam dan fokus mengemudi itu tak memperdulikan gue bertanya.
Tring
Pak bos Damar : SOEROEH MAHESA BAWA KENDARAAN DENGAN HATI-HATI. DJANGAN NGEBOET
Lovata : siap pak bos
"Sa, jangan ngebut kata pak bos" emang beneran Mahesa udah negbut ini. Bayangin gaes dia tancap gas udah 80-90 km/jam gila nih anak.
Mahesa menekankan kendaraannya, dia kembali jalan normal 40-50 km/jam. "Lagian kenapa Lo ngajakin gue sih? Kenapa gak Bobby aja?"
"Gue disuruh pak bos. Dan si Bibi lagi rapat dengan timnya. Besok-besok gue ajak Bibi aja deh. Ntar Lo langsung balik aja ke kantor, gue masih harus meeting dengan si aktor itu"
"Berdua?" Gue mengangguk. Mahesa kembali diam. "Si Ganda suka sama Lo" gue menoleh cepat saat Mahesa mengucapkan kata itu. "Kenapa gue?"
"Mana gue tahu boncel. Lo harus hati-hati aja sama dia. Dia itu otaknya selangkangan aja"
Gue menatap Mahesa horor. Apa tadi? Selangkangan?. Apa yang dilihat dari gue juga, gue boncel seperti kata mereka, tinggi badan gue 155 dan mereka ya begitulah terlalu ketinggian bagi gue.
"Kok gaya berpakaian Lo beda Cel?" Gue mengamati penampilan gue sendiri.
"Masih wajar kok Sa. Kan pekerja kantoran" gue nyengir kuda. "Lo habis Belanja?" Gue menggelengkan kepala gue.
"Gak juga. Ini dari Bu bos. Katanya kado buat kenaikan pangkat gue" ya lumayan hemat bagi gue. Gue bisa kirim uang buat nyokap di kampung.
"Baik banget Bu bos sama Lo?" Gue mengangguk. Emang dari dulu beliau baik.
"Va, gue putus sama Ivo"
📁📁📁
Putus sama Ivo
Putus cinta
Jadi Galau
Jomblo dong?
Berarti Mahesa jomblo. Yesss gue bersorak dalam hati. Akankah gue beneran ada kesempatan untuk dekat dengan Mahesa?. Duh kok gue jadi girang sendiri ya.
"Saya tidak memakai narkoba. Hasil tesnya negatif. Ini buktinya, kalian bisa lihat sendiri. Dan saya sangat berterimakasih kepada pihak manajemen dan pihak rumah produksi ini masih memberi saya kesempatan untuk berkarya disini. Terimakasih"
Gue dan beberapa staf pergi ke ruangan khusus staf. Mahesa masih stay disini, dia gak balik kantor. Mungkin dia lelah dengan urusan kantor. Mahesa ngintilin gue dari belakang.
"Bu Lova, saya sangat berterimakasih kepada pak bos dan anda yang sudah membantu saya memperbaiki nama baik saya" gue mengangguk. "Sama-sama Davian. Saya harap, kamu tidak akan terjatuh dalam lubang yang sama untuk keduakalinya, dan saya pastikan, kamu tidak akan diberi tawaran baik kembali" gue menatap tajam Davian.
Davian meneguk Salivanya berat dan menatap gue dengan takut. Dia mengangguk berkali-kali. "I..iya Bu. Saya.. syaa janji" gue menyeringai. "Bagus. Saya permisi dulu ya" mereka mengangguk.
Gue keluar dan menunggu di depan pintu. Mereka masih ngomongin gue. Mahesa ada di belakang gue. Gue yang selalu jadi jubir pak bos. Gue yang akan mematahkan lawan bicara kalau saja mereka akan bertindak sesuka hati dengan pak bos. Dan semuanya sudah mengenal gue. Bahkan gue dapat nama julukan 'Devil Lovata' diantara mereka.
"Gila, aurana menakutkan banget dari Bu Lovata" itu suara Davian.
"Makanya hati-hati Lo. Gue sih suka gaya Bu Lova saat berbicara dengan lawannya. Mengikuti alur bicara lawannya, tapi tidak terbawa arus dan mematahkan mereka ditengah pembicaraan. Gue suka" itu suara Fikri.
"Lo suka bang sama Bu Lova?" Tanya Davian kembali. "iya sangat. Dia wanita dewasa yang sangat sexy bagi gue" anjir gue merinding Fikri ngomong gituan.
"Apanya yang sexy sih bang? Dia pendek gitu"
Plak
"Jaga mulut Lo. Lo gak tahu aja penilaian gue sexy bukan dari bentuk badan bego. Otak Lo Emang perlu di vacum"
"Udah puas dengernya?" Gue menoleh ke Mahesa dan mengangguk, lalu pergi gitu aja. Gue ngerasa aneh gaes.
Tring
Pak bos Damar : SAYA SOEDAH KIRIMKAN BONOES OENTOEK KAMOE
mata gue burem mendadak gak bisa baca ejaannya pak bos.
📁📁📁
KAMU SEDANG MEMBACA
Boss Yes I Do (repost) tersedia e-booknya di playstore
Humor"saya Eleno Rafif CEO baru, pengganti pak Damar, kakek saya yang sudah pensiun" Seorang laki-laki berwajah tampan bak dewa itu berdiri tegap di depan gue. Gue mengerjapkan pelan menatap wajah tampannya. Memastikan wajah tampan itu tersimpan di otak...